Cerita Menegangkan Marhasan Nelayan Pertama yg Evakuasi Penumpang Rafelia
TS
danysanjaya
Cerita Menegangkan Marhasan Nelayan Pertama yg Evakuasi Penumpang Rafelia
Spoiler for :
Banyuwangi - Tak terlintas sedikit pun di benak Marhasan (50) warga Kelurahan Bulusan Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, akan melihat dari dekat detik-detik tenggelamnya KMP Rafelia II di Selat Bali, Jumat (4/3) kemarin. Di atas perahunya, Marhasan mencoba mendekat dengan jarak yang hanya sekitar 25 meter. Saat itu, Marhasan baru pulang dari melaut.
Marhasan melihat pertama kali kapal milik PT Dharma Bahari Putra ini oleng. Kapal kemudian terbalik dan mulai tenggelam.
"Saya sempat komando penumpang untuk loncat. Biar mereka tidak terseret arus kapal yang akan tenggelam," ujar Marhasan saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (5/3/2016).
Marhasan kemudian membantu penumpang yang selamat naik ke perahunya. 8 Orang penumpang kemudian diangkutnya menuju tepi di belakang hotel Banyuwangi Beach atau sekitar 200 meter lokasi KMP Rafelia yang tenggelam.
"Ada yang naik di perahu 4 orang. Ada juga yang pegangan di bambu katir itu masing-masing 2 orang. Mereka semua pakai pelampung," ujar pria bercucu 2 ini.
Setelah menepikan penumpang, Marhasan kemudian kembali ke tengah laut, untuk menyelamatkan penumpang yang masih mengapung. Namun karena banyak perahu lain yang ikut membantu evakuasi, Marhasan tak membawa korban penumpang.
"Setelah banyak nelayan yang membantu, baru dari Airud, Lanal dan KLPK yang datang. Untung ada temen-temen nelayan. Coba mungkin korban akan tambah banyak," jelas Marhasan.
Tak hanya Marhasan, Andre, (35) nelayan Desa Ketapang juga mengaku bolak-balik menyelamatkan penumpang yang mengapung pasca tenggelamnya Rafelia.
"Semua nelayan turun semua. Dan semuanya kompak membantu," ujarnya.
Perlu dikasi reward ini bapak nelayans
Wah ternyata ada banyak juga korban yang meninggal
Spoiler for 4 ditemukan tewas:
Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigjen Marinir Ivan Ahmad, kepada detikcom di depan Kamar Jenazah RSUD Blambangan, Sabtu (5/3/2016).
Ivan Ahmad tidak merinci nama-nama korban. Namun berdasarkan data yang didapatkan detikcom dari ASDP, keempat korban yang sudah ditemukan adalah Masruroh (25) dan anaknya, M Romlan (18 bulan), nakhoda Bambang S Adi dan sopir truk, Agus Tia (50).
Yang belum ditemukan adalah ABK atas nama Puji Purwono. Sebelumnya, kerabat mengakui Puji ditemukan, namun ternyata ciri fisik korban berbeda sebagaimana disampaikan kerabat Puji.
Ivan Ahmad menambahkan keempat korban tersebut ditemukan menyebar di antara kedalaman 30-40 mdpl. Ketika lakukan evaluasi, para penyelam harus memecah kaca-kaca lantaran semua korban terjebak di anjungan kapal.
"Semua korban meninggal dunia ditemukan ada di dalam kapal. Posisi kapal tenggelam terbalik jadi terjebak di anjungan. Penyelam membutuhkan untuk memecah kaca supaya bisa mengangkat korban ke permukaan," jelas Kepala Eksistensi Kantor Pusat Basarnas itu