- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Istana: Jokowi Tidak Happy ... kehilangan wibawa setelah setahun memimpin?


TS
budimansia
Istana: Jokowi Tidak Happy ... kehilangan wibawa setelah setahun memimpin?
Istana: Jokowi Tidak Happy...
02 Mar 2016 at 14:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo resah dengan dinamika di lingkungan kabinetnya. Tak jarang menteri-menterinya saling serang di media sosial dan disaksikan oleh publik. Menurut Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, hal ini sangat disayangkan oleh Jokowi dan tidak sepatutnya perbedaan disampaikan secara terbuka.
"Presiden cukup prihatin terhadap beberapa peristiwa belakangan ini di mana seolah-olah antar menteri itu sudah saling menyerang di ranah publik. Baik melalui media sosial maupun secara terbuka itu di-sharing pada publik. Tentunya Presiden tidak happy situasi yang seperti itu," ujar Johan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Jokowi, menurut Johan tidak pernah melarang silang pendapat dalam memandang suatu program di pemerintahan. Namun, perbedaan tersebut semestinya disampaikan di dalam ruang rapat di sidang kabinet.
"Presiden menegaskan, tolong ini dihentikan kepada para menteri. Perdebatan itu hanya ada di ruang rapat terbatas atau hanya di rapat kabinet. Ini sudah pernah disampaikan oleh Presiden dengan bahasa jangan gaduh di luar," ucap dia.
Jokowi, kata Johan, meminta agar silang pendapat yang berujung pada perang argumen antar beberapa menteri dihentikan. Perang argumen yang terjadi justru membuat citra pemerintah di masyarakat menjadi buruk.
"Presiden marah dengan situasi yang terjadi belakangan ini, yang terlihat semakin meruncing bahkan masuk pada perseteruan antar menteri yang bersifat menyerang pribadi. Jadi kembali ditegaskan oleh Presiden, cukup, hentikan itu kepada siapapun pembantunya. Ingin kembali memposisikan bahwa menteri itu adalah pembantu Presiden," pungkas Johan.
Sejumlah silang pendapat terjadi di kabinet kerja. Beberapa di antaranya yaitu beda pendapat antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Maritim Rizal Ramli mengenai Blok Masela. Sudirman dalam sebuah kesempatan mendukung kilang gas Masela terapung di laut. Sementara Rizal Ramli menginginkan agar pembangunan kilang gas di darat karena dianggap memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat. Selain itu, pembangunan kilang gas di darat berbiaya lebih murah.
Silang pendapat juga terjadi antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengenai kebijakan impor beras. Amran mengatakan, selama setahun kepemimpinannya, Indonesia tidak lagi mengimpor beras. Namun, Menteri Perdagangan Thomas Lembong justru mengatakan bahwa pemerintah masih melakukan negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Terakhir, polemik antara Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jafar dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung terkait pernyataan Marwan yang meminta agar Direksi Garuda Indonesia diganti karena mengalami delay, dan mendapatkan perlakuan mengecewakan.
Tak lama setelah pernyataan tersebut, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir melalui media sosial dengan mengatakan bahwa saat ini masih ada pejabat yang minta dilayani berlebihan.
http://news.liputan6.com/read/244944...wi-tidak-happy
Jokowi Prihatin Menteri Kabinet Kerja Saling Serang di Ruang Publik
Rabu, 2 Maret 2016 − 13:55 WIB

JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatian atas aksi 'saling serang' pribadi sejumlah menteri Kabinet Kerja yang disampaikan di ruang publik.
"Di mana seolah-seolah antar menteri itu sudah saling menyerang di ranah publik. Baik melalui media sosial maupun secara terbuka di sharing di publik," ujar Johan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Menurutnya, Presiden Jokowi tidak senang dengan kondisi tersebut. Maka itu, kata Johan, presiden meminta aksi saling serang di ruang publik segera dihentikan.
Johan menekankan, silang pendapat antar anggota menteri Kabinet Kerja cukup dilakukan dalam rapat terbatas maupun rapat kabinet, tanpa diekspose ke ruang publik. Sebagaimana hal itu pernah disampaikan presiden yang menyatakan agar tak membuat gaduh di luar.
"Tentu ini menjadi masukan yang sangat kuat buat presiden untuk kemudian salah satunya meminta penjelasan kepada menteri terkait, beberapa waktu lalu sudah disampaikan presiden agar tidak bersilang pendapat di tengah publik," tukasnya.
Dikabarkan aksi saling sindir bahkan mengarah aksi saling serang secara pribadi dilakukan sejumlah menteri Kabinet Kerja. Diantaranya, silang pendapat antara Menko Maritim Rizal Ramli dengan Menteri ESDM Sudirman Said yang kembali menghangat akhir-akhir ini.
Publik juga kembali mendapat kabar kurang sedap, dimana aksi saling serang juga diduga dilakukan Seskab Pramono Anung dengan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar. Serta aksi saling serang yang diduga dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
http://nasional.sindonews.com/read/1...lik-1456901737
Rizal Ramli-Sudirman Ribut, Pemerintah Jokowi Dinilai Tak Jelas
Rabu, 2 Maret 2016 − 13:21 WIB
JA
JAKARTA - Perseteruan yang kembali terjadi antara Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memberikan sinyal bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) tak jelas.
Diketahui, perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said belakangan ini dipicu perbedaan pendapat mengenai rencana pembangunan kilang gas Blok Masela.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon berpendapat, perseteruan di internal pemerintah itu bukan kejadian pertama kali dan mungkin bukan yang terakhir.
"Artinya di antara para menteri sendiri terjadi silang pendapat di depan publik, ini tentu sangat mengkhawatirkan, ini memberikan suatu sinyal bahwa pemerintahan ini tidak jelas," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3/2016),
Dirinya pun mempertanyakan perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said. Menurut dia, posisi Rizal Ramli lebih tinggi ketimbang Sudirman Said.
"Menko itu yang mengambil kebijakan, yang tertinggi, teknis di bawahnya harusnya mengikuti koordinasi dari Menko-nya seharusnya. Tapi ini ternyata terjadi silang pendapat yang menyebabkan publik bisa melihat bahwa pemerintahan ini tidak ada koordinasi, konsolidasi, tidak satu suara, dan memberikan sinyal yang buruk bagi para investor maupun calon investor," jelas wakil ketua umum Partai Gerindra ini.
Perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said itu dinilai bisa membuat bingung investor yang ingin masuk ke Indonesia. Dia menambahkan, harusnya presiden dalam situasi seperti ini memanggil para menteri yang bersangkutan.
"Kemudian menjelaskan visinya seperti apa dan garisnya presiden seperti apa, saya rasa itu salah satu basic kepemimpinan. Kalau tidak nanti ini memberi selalu ketidakjelasan kepada publik maupun orang-orang yang mau berinvestasi di Indonesia, ini merugikan," pungkasnya.
http://nasional.sindonews.com/read/1...las-1456899709
Adakah 2 orang ini yang menjadi akar masalah sehingga Jokowi nggak happy?
----------------------------------------------

Bijimana mereka mau sungkan dan menghormati presidennya, bila Rizal Ramlie merasa orangnya Megawati, sementara Sudirman Said merasa orangnya JK. Dan kedua menteri itu pasti beranggapan bahwa Jokowi tak lebih petugas partainya PDIP.

02 Mar 2016 at 14:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo resah dengan dinamika di lingkungan kabinetnya. Tak jarang menteri-menterinya saling serang di media sosial dan disaksikan oleh publik. Menurut Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, hal ini sangat disayangkan oleh Jokowi dan tidak sepatutnya perbedaan disampaikan secara terbuka.
"Presiden cukup prihatin terhadap beberapa peristiwa belakangan ini di mana seolah-olah antar menteri itu sudah saling menyerang di ranah publik. Baik melalui media sosial maupun secara terbuka itu di-sharing pada publik. Tentunya Presiden tidak happy situasi yang seperti itu," ujar Johan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Jokowi, menurut Johan tidak pernah melarang silang pendapat dalam memandang suatu program di pemerintahan. Namun, perbedaan tersebut semestinya disampaikan di dalam ruang rapat di sidang kabinet.
"Presiden menegaskan, tolong ini dihentikan kepada para menteri. Perdebatan itu hanya ada di ruang rapat terbatas atau hanya di rapat kabinet. Ini sudah pernah disampaikan oleh Presiden dengan bahasa jangan gaduh di luar," ucap dia.
Jokowi, kata Johan, meminta agar silang pendapat yang berujung pada perang argumen antar beberapa menteri dihentikan. Perang argumen yang terjadi justru membuat citra pemerintah di masyarakat menjadi buruk.
"Presiden marah dengan situasi yang terjadi belakangan ini, yang terlihat semakin meruncing bahkan masuk pada perseteruan antar menteri yang bersifat menyerang pribadi. Jadi kembali ditegaskan oleh Presiden, cukup, hentikan itu kepada siapapun pembantunya. Ingin kembali memposisikan bahwa menteri itu adalah pembantu Presiden," pungkas Johan.
Sejumlah silang pendapat terjadi di kabinet kerja. Beberapa di antaranya yaitu beda pendapat antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Maritim Rizal Ramli mengenai Blok Masela. Sudirman dalam sebuah kesempatan mendukung kilang gas Masela terapung di laut. Sementara Rizal Ramli menginginkan agar pembangunan kilang gas di darat karena dianggap memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat. Selain itu, pembangunan kilang gas di darat berbiaya lebih murah.
Silang pendapat juga terjadi antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengenai kebijakan impor beras. Amran mengatakan, selama setahun kepemimpinannya, Indonesia tidak lagi mengimpor beras. Namun, Menteri Perdagangan Thomas Lembong justru mengatakan bahwa pemerintah masih melakukan negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand.
Terakhir, polemik antara Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Jafar dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung terkait pernyataan Marwan yang meminta agar Direksi Garuda Indonesia diganti karena mengalami delay, dan mendapatkan perlakuan mengecewakan.
Tak lama setelah pernyataan tersebut, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir melalui media sosial dengan mengatakan bahwa saat ini masih ada pejabat yang minta dilayani berlebihan.
http://news.liputan6.com/read/244944...wi-tidak-happy
Jokowi Prihatin Menteri Kabinet Kerja Saling Serang di Ruang Publik
Rabu, 2 Maret 2016 − 13:55 WIB

JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatian atas aksi 'saling serang' pribadi sejumlah menteri Kabinet Kerja yang disampaikan di ruang publik.
"Di mana seolah-seolah antar menteri itu sudah saling menyerang di ranah publik. Baik melalui media sosial maupun secara terbuka di sharing di publik," ujar Johan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Menurutnya, Presiden Jokowi tidak senang dengan kondisi tersebut. Maka itu, kata Johan, presiden meminta aksi saling serang di ruang publik segera dihentikan.
Johan menekankan, silang pendapat antar anggota menteri Kabinet Kerja cukup dilakukan dalam rapat terbatas maupun rapat kabinet, tanpa diekspose ke ruang publik. Sebagaimana hal itu pernah disampaikan presiden yang menyatakan agar tak membuat gaduh di luar.
"Tentu ini menjadi masukan yang sangat kuat buat presiden untuk kemudian salah satunya meminta penjelasan kepada menteri terkait, beberapa waktu lalu sudah disampaikan presiden agar tidak bersilang pendapat di tengah publik," tukasnya.
Dikabarkan aksi saling sindir bahkan mengarah aksi saling serang secara pribadi dilakukan sejumlah menteri Kabinet Kerja. Diantaranya, silang pendapat antara Menko Maritim Rizal Ramli dengan Menteri ESDM Sudirman Said yang kembali menghangat akhir-akhir ini.
Publik juga kembali mendapat kabar kurang sedap, dimana aksi saling serang juga diduga dilakukan Seskab Pramono Anung dengan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Marwan Jafar. Serta aksi saling serang yang diduga dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
http://nasional.sindonews.com/read/1...lik-1456901737
Rizal Ramli-Sudirman Ribut, Pemerintah Jokowi Dinilai Tak Jelas
Rabu, 2 Maret 2016 − 13:21 WIB
JA

JAKARTA - Perseteruan yang kembali terjadi antara Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memberikan sinyal bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) tak jelas.
Diketahui, perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said belakangan ini dipicu perbedaan pendapat mengenai rencana pembangunan kilang gas Blok Masela.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon berpendapat, perseteruan di internal pemerintah itu bukan kejadian pertama kali dan mungkin bukan yang terakhir.
"Artinya di antara para menteri sendiri terjadi silang pendapat di depan publik, ini tentu sangat mengkhawatirkan, ini memberikan suatu sinyal bahwa pemerintahan ini tidak jelas," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3/2016),
Dirinya pun mempertanyakan perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said. Menurut dia, posisi Rizal Ramli lebih tinggi ketimbang Sudirman Said.
"Menko itu yang mengambil kebijakan, yang tertinggi, teknis di bawahnya harusnya mengikuti koordinasi dari Menko-nya seharusnya. Tapi ini ternyata terjadi silang pendapat yang menyebabkan publik bisa melihat bahwa pemerintahan ini tidak ada koordinasi, konsolidasi, tidak satu suara, dan memberikan sinyal yang buruk bagi para investor maupun calon investor," jelas wakil ketua umum Partai Gerindra ini.
Perseteruan antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said itu dinilai bisa membuat bingung investor yang ingin masuk ke Indonesia. Dia menambahkan, harusnya presiden dalam situasi seperti ini memanggil para menteri yang bersangkutan.
"Kemudian menjelaskan visinya seperti apa dan garisnya presiden seperti apa, saya rasa itu salah satu basic kepemimpinan. Kalau tidak nanti ini memberi selalu ketidakjelasan kepada publik maupun orang-orang yang mau berinvestasi di Indonesia, ini merugikan," pungkasnya.
http://nasional.sindonews.com/read/1...las-1456899709
Adakah 2 orang ini yang menjadi akar masalah sehingga Jokowi nggak happy?
Quote:
----------------------------------------------

Bijimana mereka mau sungkan dan menghormati presidennya, bila Rizal Ramlie merasa orangnya Megawati, sementara Sudirman Said merasa orangnya JK. Dan kedua menteri itu pasti beranggapan bahwa Jokowi tak lebih petugas partainya PDIP.

Diubah oleh budimansia 02-03-2016 18:47
0
2.9K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan