- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika Penjual di Toko Online Nge-klaim Materai 6000 Seharga 2000 adalah ASLI


TS
ibnutiangfei
Ketika Penjual di Toko Online Nge-klaim Materai 6000 Seharga 2000 adalah ASLI
Quote:
Kasus peredaran materai palsu sempat heboh beberapa bulan lalu di sebagian wilayah ibukota Jakarta. Buat membedakan antara materai palsu dengan yang asli sebenarnya gampang-gampang susah gansis, karena jaman sudah semakin canggih seiring dengan teknologi percetakan pun semakin canggih. Tapi secara umum bagi orang awam salah satu cara membedakannya adalah dilihat dari segi harganya gansis. Kalo harga yang ditawarkan kelewat murah dan tidak masuk akal, bisa dipastikan produk tersebut adalah 99 persen palsu. Mengapa 99 persen? Kok tidak 100 persen? Karena yang satu persen sisanya adalah faktor X sebagai faktor perusak penilaian atau anggapan orang terhadap suatu produk yang seharusnya palsu, ternyata asli gansis
Seperti berita tentang penjual materai secara online berikut ini gansis, harga yang ditawarkan kelewat murah dan di klaim sama penjualnya kalau materai yang dia jual adalah asli a.k.a original

Quote:
Penjual klaim materai 6.000 seharga Rp 2.000 di Toko***** asli
Quote:

Quote:
Apa yang Anda pikirkan jika mendengar harga materai jauh lebih murah dibanding harga seharusnya, kebanyakan menjawab materai tersebut palsu. Namun Yudi, penjual materai di toko online; Toko*****, mengklaim seluruh materai yang dia jual adalah asli.
Yudi menjual materai 6.000 seharga Rp 2.000 per buah. Dia mengungkapkan harga materai miliknya murah lantaran dia membeli dari orang dalam pabrik pembuat materai.
"Iya benar Rp 2 ribu, soalnya saya beli dari orang dalam," kata Yudi meyakinkan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/3) malam.
Dia mengatakan, jika materai yang dijualnya aslinya lantaran sudah melewati pengecekan dengan alat deteksi uang asli atau palsu. Dengan jaminan tersebut dia mengaku sudah banyak orang atau kantor-kantor yang membeli materai darinya.
"Ya banyak BPR, Notaris, Bank juga banyak," lanjutnya.
Selain secara online, Yudi mengaku penjualannya dilakukan secara offline alias dari mulut ke mulut. Berdasarkan pengakuannya, Yudi memiliki tim untuk melakukan penjualan secara manual terlebih lagi dia juga sudah memiliki cukup banyak pelanggan.
Namun saat dipastikan keamanannya dalam melakukan pembelian materai tersebut, dia justru menyarankan tidak perlu membeli jika masih ragu. Dia juga enggan mengatakan lokasi penjualannya di mana saja.
"Ini privasi yah kalau mau (beli) dari online aja," pungkasnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai penawaran murah materai senilai 6.000 ini, Media Relations Specialist Toko*****, belum merespon. Nomor ponsel yang dihubungi tidak dijawab.
Harga materai murah yang dijual Yudi mengingatkan akan kasus maraknya penjual materai palsu di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan tentang adanya informasi penjualan materai palsu yang tersebar di daerah Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berdasarkan informasi warga adanya warung yang menjual materai palsu.
Salah satu anggota kepolisian berpura-pura membeli materai yang diduga palsu pada hari Jumat (8/1). Materai palsu tersebut langsung dilakukan penyelidikan dan dibandingkan antara materai asli dengan palsu.
Setelah polisi dapat menentukan bahwa barang bukti tersebut merupakan materai palsu, maka anggota Reskrim Polres Metro Jakarta Utara langsung mengamankan pemilik warung bernama Yusron Rozikin. Kepada polisi, Yusron mengaku materai palsu tersebut dia dapatkan dari Minawati seorang janda dua anak yang menjadi pemasok. Minawati pun ditangkap.
Minawati telah menjadi pemasok materai palsu selama 6 bulan. Ia membandrol harga per lembar materai tersebut dengan harga Rp 250 ribu. Sedangkan Minawati mendapatkan materai tersebut melalui Mahyudin yang memproduksi materai palsu itu dengan harga Rp 20 ribu per lembarnya. Mahyudin juga diciduk.
"Materai asli dapat dilihat dari hologramnya, apabila dilihat dari dekat ada gambar burung garuda pancasila. Satu lembarnya 250ribu," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Yuldi Yusman. Selasa (26/1).
Dia mengungkapkan bahwa materai palsu tersebut hanya dijual pada warung-warung kecil. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para pelaku penipuan tersebut terjerat Pasal 253 jo 257 dan Pasal 13 Undang-undang Tahun 1985 tentang Bea Materai dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Sumber
Yudi menjual materai 6.000 seharga Rp 2.000 per buah. Dia mengungkapkan harga materai miliknya murah lantaran dia membeli dari orang dalam pabrik pembuat materai.
"Iya benar Rp 2 ribu, soalnya saya beli dari orang dalam," kata Yudi meyakinkan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/3) malam.
Dia mengatakan, jika materai yang dijualnya aslinya lantaran sudah melewati pengecekan dengan alat deteksi uang asli atau palsu. Dengan jaminan tersebut dia mengaku sudah banyak orang atau kantor-kantor yang membeli materai darinya.
"Ya banyak BPR, Notaris, Bank juga banyak," lanjutnya.
Selain secara online, Yudi mengaku penjualannya dilakukan secara offline alias dari mulut ke mulut. Berdasarkan pengakuannya, Yudi memiliki tim untuk melakukan penjualan secara manual terlebih lagi dia juga sudah memiliki cukup banyak pelanggan.
Namun saat dipastikan keamanannya dalam melakukan pembelian materai tersebut, dia justru menyarankan tidak perlu membeli jika masih ragu. Dia juga enggan mengatakan lokasi penjualannya di mana saja.
"Ini privasi yah kalau mau (beli) dari online aja," pungkasnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai penawaran murah materai senilai 6.000 ini, Media Relations Specialist Toko*****, belum merespon. Nomor ponsel yang dihubungi tidak dijawab.
Harga materai murah yang dijual Yudi mengingatkan akan kasus maraknya penjual materai palsu di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan tentang adanya informasi penjualan materai palsu yang tersebar di daerah Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berdasarkan informasi warga adanya warung yang menjual materai palsu.
Salah satu anggota kepolisian berpura-pura membeli materai yang diduga palsu pada hari Jumat (8/1). Materai palsu tersebut langsung dilakukan penyelidikan dan dibandingkan antara materai asli dengan palsu.
Setelah polisi dapat menentukan bahwa barang bukti tersebut merupakan materai palsu, maka anggota Reskrim Polres Metro Jakarta Utara langsung mengamankan pemilik warung bernama Yusron Rozikin. Kepada polisi, Yusron mengaku materai palsu tersebut dia dapatkan dari Minawati seorang janda dua anak yang menjadi pemasok. Minawati pun ditangkap.
Minawati telah menjadi pemasok materai palsu selama 6 bulan. Ia membandrol harga per lembar materai tersebut dengan harga Rp 250 ribu. Sedangkan Minawati mendapatkan materai tersebut melalui Mahyudin yang memproduksi materai palsu itu dengan harga Rp 20 ribu per lembarnya. Mahyudin juga diciduk.
"Materai asli dapat dilihat dari hologramnya, apabila dilihat dari dekat ada gambar burung garuda pancasila. Satu lembarnya 250ribu," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Yuldi Yusman. Selasa (26/1).
Dia mengungkapkan bahwa materai palsu tersebut hanya dijual pada warung-warung kecil. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, para pelaku penipuan tersebut terjerat Pasal 253 jo 257 dan Pasal 13 Undang-undang Tahun 1985 tentang Bea Materai dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Sumber
Quote:
Dari berita di atas telah dijelaskan, bahwa si penjual nge-klaim kalau materai yang dijualnya adalah asli meskipun harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga umum yang ada di pasaran. Dia beralasan, ketika ditanya mengapa harganya bisa murah seperti itu, karena dia membelinya dari orang dalam pabrik pembuat materai
Terlepas benar tidaknya dia mengatakan seperti itu, karena bisa jadi dia si penjual berbohong demi melariskan barang dagangannya.
Jika memang benar dia membelinya dari orang dalam pabrik pembuat materai, wah menurut ane keterlaluan sekali gansis
Bisa dikatakan si orang dalam tersebut adalah seorang penghianat yang menghianati loyalitas kerja di dalam perusahaan. Seharusnya dia menjunjung tinggi etika dalam bekerja di perusahaan dan mematuhi aturan-aturan yang ada di sana, bukannya malah merusak demi mendapatkan penghasilan tambahan di luar gajinya
Si orang dalam tadi yang ane maksudkan sebagai faktor X, faktor tak terduga yang bisa merusak penilaian atau anggapan masyarakat seputar cara membedakan materai asli atau palsu. Namun sekali lagi jika apa yang dikatakan si penjual itu benar ya gansis
Karena dari testimoni yang ane baca di lapak penjual, ada pembeli yang mengatakan warna materai-nya sedikit berbeda. Nah ini juga yang menjadi pertanyaan besar, apakah benar materai yang dijualnya benar-benar asli atau jangan-jangan palsu

Jika memang benar dia membelinya dari orang dalam pabrik pembuat materai, wah menurut ane keterlaluan sekali gansis




Testimoni dari Pembeli
Quote:
Quote:

Quote:

Gambar testimoni tadi, ane ambil langsung dari lapak si penjual-nya gansis. Nih sumber lapak-nyaTanpa bermaksud menjelek-jelekan lapak-nya lho gansis, Ane berharap pihak FJB di sini agar lebih selektif dan waspada terhadap penjual-penjual yang akan menggelar dagangannya. Kalo perlu diadakan semacam uji materi terhadap barang yang akan dijual, apakah asli atau palsu, terutama terhadap barang-barang yang rentan terhadap pemalsuan seperti materai tadi, sebelum mendapatkan sertifikat Verified Seller di kaskus tercinta ini

Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
Demi Keamanan Pembalap, Mulai 2017 Ada Pelindung Kokpit di Mobil Formula 1
Pemberitaan Visit Malaysia akan Menjadi Sponsor Rio Haryanto Ternyata Hoax
Ingin Sukses di Balapan F1? Rio Haryanto Wajib Meniru Kelakuan Sopir Metromini
Senjata Anti Mainstream Polisi India Mengusir Demonstran, Ketapel dan Bubuk Cabai
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Pemberitaan Visit Malaysia akan Menjadi Sponsor Rio Haryanto Ternyata Hoax
Ingin Sukses di Balapan F1? Rio Haryanto Wajib Meniru Kelakuan Sopir Metromini
Senjata Anti Mainstream Polisi India Mengusir Demonstran, Ketapel dan Bubuk Cabai
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
Diubah oleh ibnutiangfei 02-03-2016 08:30
0
7.2K
Kutip
50
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan