- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Orang Tua Diminta Pihak Rumah Sakit untuk Bawa Mayat Bayi Pakai Kantong Plastik


TS
ibnutiangfei
Orang Tua Diminta Pihak Rumah Sakit untuk Bawa Mayat Bayi Pakai Kantong Plastik
:dor :dor :dor
:dor
:dor
Quote:
Keterlaluan apa yang telah dilakukan pihak rumah sakit ini gansis, masa sih mereka menyuruh sepasang suami istri untuk membawa pulang mayat bayi pakai kantong plastik
Apalagi kedua orang tua dari mayat bayi malang tersebut hanya berkendaraan sepeda motor
Seperti membawa bangkai hewan saja
Padahal dari pihak pemerintah menyatakan sudah ada pelayanan ambulans gratis!!!
Namun sepertinya pihak rumah sakit enggan sosialisasi terkait fasilitas tersebut





Quote:
Tragis, Orangtua Diminta Bawa Mayat Bayi Pakai Kantong Plastik
Quote:

Ibu si bayi yang mayat bayinya dibawa memakai kantong plastik

Quote:
Sepasang suami istri, Acan Rahim (43) dan Wiwin (23) mengaku mengalami buruknya pelayanan rumah sakit RS Aloe Saboe (RSAS) Gorontalo. Acan mengungkapkan bayinya memang telah meninggal sejak dalam kandungan.
Setelah istrinya melahirkan, paramedis rumah sakit memintanya untuk membeli kantong plastik berukuran besar di luar.
"Saya sendiri tidak tahu untuk apa kantong plastiknya. Baru tahu setelah bidan memasukkan bayi saya setelah lahir ke dalamnya," terang Acan seperti dikutip dari Antara, Minggu (28/2).
Ternyata kantong plastik itu untuk membawa mayat bayinya. Acan dan istrinya sedih melihat kondisi tersebut, apalagi keduanya harus membawa pulang jasad bayinya dengan sepeda motor dan bukan mobil ambulans.
Keduanya mengaku pasrah dan tidak berniat menggugat RSAS melalui jalur hukum, namun meminta rumah sakit memperbaiki sistem pelayanan kepada masyarakat.
Wakil Direktur RSAS Medy Sarita sendiri membantah pihaknya telah melakukan pelanggaran prosedur sehingga tidak akan meminta maaf kepada keluarga korban terkait hal itu.
Sementara itu, Asisten Ombudsman RI Perwakilan Gorontalo Hasrul Eka Putra mengatakan, pihaknya menduga adanya maladministrasi yang dilakukan oleh RS Aloe Saboe (RSAS), terkait kasus bayi dalam kantong plastik.
"Dugaan pelanggaran itu misalnya dalam hal mobil ambulans. Pihak rumah sakit tidak memberitahukan kepada pasien ada layanan mobil ambulans gratis," ujarnya di Gorontalo.
Selain itu tidak ada pemberitahuan yang jelas mengenai prosedur penanganan persalinan kepada pasien.
"Kami masih melakukan investigasi lebih dalam. Sementara ini kami sudah menemui pihak rumah sakit dan korban," ungkapnya. Sumber
Setelah istrinya melahirkan, paramedis rumah sakit memintanya untuk membeli kantong plastik berukuran besar di luar.
"Saya sendiri tidak tahu untuk apa kantong plastiknya. Baru tahu setelah bidan memasukkan bayi saya setelah lahir ke dalamnya," terang Acan seperti dikutip dari Antara, Minggu (28/2).
Ternyata kantong plastik itu untuk membawa mayat bayinya. Acan dan istrinya sedih melihat kondisi tersebut, apalagi keduanya harus membawa pulang jasad bayinya dengan sepeda motor dan bukan mobil ambulans.
Keduanya mengaku pasrah dan tidak berniat menggugat RSAS melalui jalur hukum, namun meminta rumah sakit memperbaiki sistem pelayanan kepada masyarakat.
Wakil Direktur RSAS Medy Sarita sendiri membantah pihaknya telah melakukan pelanggaran prosedur sehingga tidak akan meminta maaf kepada keluarga korban terkait hal itu.
Sementara itu, Asisten Ombudsman RI Perwakilan Gorontalo Hasrul Eka Putra mengatakan, pihaknya menduga adanya maladministrasi yang dilakukan oleh RS Aloe Saboe (RSAS), terkait kasus bayi dalam kantong plastik.
"Dugaan pelanggaran itu misalnya dalam hal mobil ambulans. Pihak rumah sakit tidak memberitahukan kepada pasien ada layanan mobil ambulans gratis," ujarnya di Gorontalo.
Selain itu tidak ada pemberitahuan yang jelas mengenai prosedur penanganan persalinan kepada pasien.
"Kami masih melakukan investigasi lebih dalam. Sementara ini kami sudah menemui pihak rumah sakit dan korban," ungkapnya. Sumber
Quote:
Astaga, Mayat Bayi Dibungkus dengan Tas Plastik
Quote:

Mayat bayi yang diisi dalam plastik setelah dilakukan persalinan di RSAS Kota Gorontalo, Rabu (24/2).
Quote:
Win Rahim (28) warga Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo tak habis pikir dengan apa yang baru saja ia alami ketika melakukan persalinan di Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) Kota Gorontalo. Ia sangat tersinggung karena bayinya yang meninggal dunia saat dilahirkan tidak diperlakukan wajar.
Saat lahir diduga hanya dibungkus dengan tas plastik oleh perawat. Informasi yang dirangkum Gorontalo Post(grup hargo.co.id), kejadian ini bermula Sabtu (20/2) Pukul 23.00 wita. Saat itu, Win yang tengah hamil 9 bulan merasakan perutnya sakit dan gejala akan melahirkan.
Oleh suaminya Acan Paudi (43), Win kemudian langsung dilarikan ke RSUD aloei Saboe Kota Gorontalo untuk mendapatkan penanganan persalinan. Setibanya di rumah sakit, Win langsung dibawa ke ruang persalinan rumah sakit karena menurut diagnosa dokter, Win akan segera melahirkan.
Setibanya di ruang persalinan, Win kemudian mendapatkan penanganan medis guna memastikan kesehatan bayi dalam kandungannya itu.
Barulah pada Minggu, (21/2) pukul 00.30 wita, Win dan Acan mendapatkan kabar bayi yang dikandung Win itu sudah meninggal dalam kandungan.
Mendapatkan kabar itu, Win dan Acan langsung sok dan hanya mampu pasrah menerima kabar duka itu. Acan kemudian diminta perawat rumah sakit untuk membeli kantong plastik besar dan popok untuk orang dewasa yang biasanya digunakan ibu yang baru saja melahirkan.
Sekitar pukul 01.00 wita, Win dengan sejumlah asa dan harapan kemudian menjalani proses persalinan untuk mengeluarkan bayi yang telah dinyatakan meninggal dunia itu dari dalam rahimnya.
Ironisnya, menurut Win bayi yang baru saja meninggal dunia itu langsung diisi di dalam tas plastik hitam oleh 2 oknum perawat yang membantu persalinannya saat itu.
“Saya lihat langsung 2 perawat mengisi bayi saya di tas plastik hitam, tanpa dibungkus dengan kain,” beber Win saat diwawancarai di kediamannya di Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Kemarin, (24/2). Bahkan kata Win bayinya diisi masih dalam keadaan berdarah tanpa dibersihkan para perawat.
Untuk itu Win dan suaminya Acan mengecam keras pelayanan RSAS tersebut.”Saya tidak terima dengan perlakuan rumah sakit kepada almarhum anak saya itu.
Dia sudah meninggal dunia sebelum lahir, tapi ia tetap manusia dan sangat tidak manusiawi jika disimpan dalam tas plastik seperti itu,” tegasnya.
Ketika dikonfrimasi Direktur RSAS Kota Gorontalo dr Andang Ilato, membantah tegas tuduhan tersebut.
Menurutnya, seluruh proses persalinan Win yang dilakukan para perawat sudah sesuai SOP. “Tidak benar jika kami mengisi mayat bayi itu dalam kantong plastik,” ujarnya.
Dijelaskan dr. Andang, prosedur penanganan untuk persalinan kasus Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) seperti kasus Win telah memiliki prosedur khusus.
Usai dilahirkan mayat bayi dibersihkan kemudian dibungkus kain. Setelahnya akan dibawa ke kamar mayat sebelum nantinya diantar ke alamat rumah orang tua bayi menggunakan mobil Ambulance. “Dan itu yang perawat kami lakukan kepada pasien Win itu,” katanya. Sumber
Saat lahir diduga hanya dibungkus dengan tas plastik oleh perawat. Informasi yang dirangkum Gorontalo Post(grup hargo.co.id), kejadian ini bermula Sabtu (20/2) Pukul 23.00 wita. Saat itu, Win yang tengah hamil 9 bulan merasakan perutnya sakit dan gejala akan melahirkan.
Oleh suaminya Acan Paudi (43), Win kemudian langsung dilarikan ke RSUD aloei Saboe Kota Gorontalo untuk mendapatkan penanganan persalinan. Setibanya di rumah sakit, Win langsung dibawa ke ruang persalinan rumah sakit karena menurut diagnosa dokter, Win akan segera melahirkan.
Setibanya di ruang persalinan, Win kemudian mendapatkan penanganan medis guna memastikan kesehatan bayi dalam kandungannya itu.
Barulah pada Minggu, (21/2) pukul 00.30 wita, Win dan Acan mendapatkan kabar bayi yang dikandung Win itu sudah meninggal dalam kandungan.
Mendapatkan kabar itu, Win dan Acan langsung sok dan hanya mampu pasrah menerima kabar duka itu. Acan kemudian diminta perawat rumah sakit untuk membeli kantong plastik besar dan popok untuk orang dewasa yang biasanya digunakan ibu yang baru saja melahirkan.
Sekitar pukul 01.00 wita, Win dengan sejumlah asa dan harapan kemudian menjalani proses persalinan untuk mengeluarkan bayi yang telah dinyatakan meninggal dunia itu dari dalam rahimnya.
Ironisnya, menurut Win bayi yang baru saja meninggal dunia itu langsung diisi di dalam tas plastik hitam oleh 2 oknum perawat yang membantu persalinannya saat itu.
“Saya lihat langsung 2 perawat mengisi bayi saya di tas plastik hitam, tanpa dibungkus dengan kain,” beber Win saat diwawancarai di kediamannya di Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Kemarin, (24/2). Bahkan kata Win bayinya diisi masih dalam keadaan berdarah tanpa dibersihkan para perawat.
Untuk itu Win dan suaminya Acan mengecam keras pelayanan RSAS tersebut.”Saya tidak terima dengan perlakuan rumah sakit kepada almarhum anak saya itu.
Dia sudah meninggal dunia sebelum lahir, tapi ia tetap manusia dan sangat tidak manusiawi jika disimpan dalam tas plastik seperti itu,” tegasnya.
Ketika dikonfrimasi Direktur RSAS Kota Gorontalo dr Andang Ilato, membantah tegas tuduhan tersebut.
Menurutnya, seluruh proses persalinan Win yang dilakukan para perawat sudah sesuai SOP. “Tidak benar jika kami mengisi mayat bayi itu dalam kantong plastik,” ujarnya.
Dijelaskan dr. Andang, prosedur penanganan untuk persalinan kasus Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) seperti kasus Win telah memiliki prosedur khusus.
Usai dilahirkan mayat bayi dibersihkan kemudian dibungkus kain. Setelahnya akan dibawa ke kamar mayat sebelum nantinya diantar ke alamat rumah orang tua bayi menggunakan mobil Ambulance. “Dan itu yang perawat kami lakukan kepada pasien Win itu,” katanya. Sumber
Quote:
Meninggal Saat Persalinan, Jenazah Bayi Diserahkan ke Keluarga Hanya Dalam Tas Kresek
Quote:
Sungguh pedih hati pasangan Acan Paudi-Wiwin Rahim, saat mendapati bayinya yang meninggal, hanya dibungkus plastik kresek ketika diserahkan oleh pihak Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Gorontalo.
Sebelumnya, keluarga mengantar Wiwin Rahim masuk RSAS pada hari Sabtu pekan lalu, setelah merasakan detak jantung janin sangat lemah dan gerakan janin tidak biasa.
“Wiwin melahirkan jam 01.00 Wita dan kondisi bayinya sudah tidak bernyawa lagi. Oleh dua orang perawat mayat bayi tidak dibersihkan, langsung dimasukkan dalam tas kresek dan diletakkan di bagian kaki sang ibu bersama tumpukan kain kotor” kata seorang kerabat Wiwin yang bernama Dela, Sabtu (27/2/2016).
Yang lebih mengenaskan, Wiwin dan mayat bayinya dibiarkan dalam ruang persalinan hingga pukul 09.00 Wita siang tanpa mendapat pelayanan yang layak.
Menurut Dela, selama 8 jam, Wiwin hanya dibiarkan di ruang persalinan tanpa dibersihkan.
“Wiwin tidak dibius dan hanya disuntik perangsang karena air ketuba belum pecah. Wiwin disuruh mengejan” jelas Dela. Sumber
Sebelumnya, keluarga mengantar Wiwin Rahim masuk RSAS pada hari Sabtu pekan lalu, setelah merasakan detak jantung janin sangat lemah dan gerakan janin tidak biasa.
“Wiwin melahirkan jam 01.00 Wita dan kondisi bayinya sudah tidak bernyawa lagi. Oleh dua orang perawat mayat bayi tidak dibersihkan, langsung dimasukkan dalam tas kresek dan diletakkan di bagian kaki sang ibu bersama tumpukan kain kotor” kata seorang kerabat Wiwin yang bernama Dela, Sabtu (27/2/2016).
Yang lebih mengenaskan, Wiwin dan mayat bayinya dibiarkan dalam ruang persalinan hingga pukul 09.00 Wita siang tanpa mendapat pelayanan yang layak.
Menurut Dela, selama 8 jam, Wiwin hanya dibiarkan di ruang persalinan tanpa dibersihkan.
“Wiwin tidak dibius dan hanya disuntik perangsang karena air ketuba belum pecah. Wiwin disuruh mengejan” jelas Dela. Sumber
Quote:
Rekaman CCTV Jenazah Bayi dibungkus dalam Plastik
Quote:

Quote:
Sudah ada kaskuser yang bikin trit tentang video di atas, nih TRIT-NYA
Miris rasanya, setelah ane melihat rekaman CCTV-nya
Mayat bayi dengan sangat terpaksa ditenteng dengan dibungkus kantong plastik, seperti membawa bangkai hewan saja
Miris rasanya, setelah ane melihat rekaman CCTV-nya



Quote:
Penjelasan Wadir RS.Aloe Saboe Tentang Jenazah Bayi Terbungkus Kantong Plastik
Quote:

Quote:
Setelah ane melihat video klarifikasi dari pihak rumah sakit yang diwakilkan oleh wakil direktur Rumah Sakit Aloe Saboe, ane rasa penjelasannya sedikit melebar kemana-mana
Serta gaya bicaranya seperti bukan seseorang yang punya peran penting di dalam RS tersebut, mimik wajah dan juga bahasa tubuh yang ditunjukkan seolah-olah ada sesuatu beban berat yang sedang ditanggungnya. Entahlah, apakah itu hanya perasaan ane saja karena ane sendiri memang bukan seorang psikolog. Mungkin ente yang lebih tahu masalah-masalah seperti itu, bisa ikutan memberi tanggapan setelah melihat video di atas. Jadi penasaran juga, jika sang wakil direktur RS tadi diuji memakai lie detector, kira-kira bisa lolos ga ya, seperti si Jessica


Quote:
Soal Bayi yang Dibungkus dengan Tas Plastik, Ini Penyesalan Wawali Gorontalo
Quote:

REKAMAN – Wakil Walikota Budi Doku melihat isi rekaman CCTV di RSAS berkaitan polemik penanganan bayi yang meninggal setelah lahir, Kamis (25/2). (Ratnawati/Gorontalo Post)
Quote:
Sempat bersikukuh telah sesuai prosedur. Penanganan bayi yang meninggal saat lahir dan kemudian ditempatkan di dalam tas plastik akhirnya menemukan titik terang.
Hal itu setelah Wakil Walikota Gorontalo Charles Budi Doku mendatangi Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) dan melihat langsung rekaman CCTV.
Dalam rekaman yang menunjukkan lorong ruang persalinan itu tampak seorang lelaki (Acan Paudi, orang tua bayi) yang keluar dari ruangan. Lelaki tersebut keluar sambil menenteng sebuah tas plastik hitam.
Kuat dugaan bila tas plastik hitam yang diteteng itu berisi orok bayi yang baru saja dilahirkan dan telah meninggal.
Atas kejadian itu Wawali Budi Doku sempat geram dan kecewa.
“Saya sudah melakukan rapat semalam (24/2) tentang kejadian ini, dan saya datang kesini juga untuk memastikan apakah benar demikian,” tegas Wawali Budi Doku.
Dalam rekaman itu tergambar jelas bila penanganan bayi yang baru lahir dan meninggal tidak melalui prosedur di rumah sakit.
Padahal seharusnya, bayi yang lahir dalam kondisi meninggal dunia, sebelum dipulangkan ke rumah harus melalui kamar mayat untuk dimandikan, dikafani lalu dipulangkan.
“Tetapi ini tidak, saya periksa CCTV-nya ternyata memang dari ruang bersalin langsung dibawa pulang menggunakan kantong plastik. Justru dibawa keluarga sendiri. Dan yang membawa pulang juga adalah keluarga korban. Ini yang saya sesalkan, kenapa tidak sesuai dengan prosedur yang ada,” tegas Wawali Budi Doku.
“Tentu kalau melalui prosedur, mayat bayi bisa diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Kita mandikan, kita kafani, dan akan kita antar dengan menggunakan ambulans gratis, karena kita sudah memiliki ambulans gratis baik di kota maupun provinsi,” tambah Budi Doku.
Karena itu Wawali Budi Doku meminta pihak rumah sakit memberikan sosialisasi terhadap prosedur yang ada.
“Saya minta ini disosialisasikan, menggunakan kantong plastik kan tidak manusiawi. Karena itu kalau sudah melalui prosedur yang ada, tetapi juga tetap tidak manusiawi maka saya akan pecat kepala rumah sakitnya,” tegas Wawali Budi Doku.
Di sisi lain, Budi Doku menekankan agar pihak RSAS menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. “Saya berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi,” tandas Budi Doku
Terpisah, Kepala Rumah Sakit Aloei Saboe dr.Andang Ilato ketika coba dikonfirmasi melalui sambungan seluler belum memberikan jawaban. Beberapa kali panggilan yang dilayangkan Gorontalo Post tak dijawab.
Sementara itu, Kepala Ombudsman Provinsi Gorontalo Alim Niode menekankan, RSAS harus menjalankan pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berada di RSAS.
“Kita harus melihat dulu SOP-nya, kalau RSAS melakukan tindakan tidak sesuai dengan SOP maka ada pelanggaran maladiministrasi di situ, dan kalau ada laporan, maka bisa diproeses di Ombudsman,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Win Rahim (28) warga Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo melakukan persalinan di Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) Kota Gorontalo, Sabtu (20/2).
Saat melahirkan bayinya sudah dalam kondisi tak bernyawa lagi. namun penyesalan mendalam istri Acan Paudi itu, jasad bayinya diperlakukan wajar. Yakni dibungkus dengan tas plastik. Sumber
Hal itu setelah Wakil Walikota Gorontalo Charles Budi Doku mendatangi Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) dan melihat langsung rekaman CCTV.
Dalam rekaman yang menunjukkan lorong ruang persalinan itu tampak seorang lelaki (Acan Paudi, orang tua bayi) yang keluar dari ruangan. Lelaki tersebut keluar sambil menenteng sebuah tas plastik hitam.
Kuat dugaan bila tas plastik hitam yang diteteng itu berisi orok bayi yang baru saja dilahirkan dan telah meninggal.
Atas kejadian itu Wawali Budi Doku sempat geram dan kecewa.
“Saya sudah melakukan rapat semalam (24/2) tentang kejadian ini, dan saya datang kesini juga untuk memastikan apakah benar demikian,” tegas Wawali Budi Doku.
Dalam rekaman itu tergambar jelas bila penanganan bayi yang baru lahir dan meninggal tidak melalui prosedur di rumah sakit.
Padahal seharusnya, bayi yang lahir dalam kondisi meninggal dunia, sebelum dipulangkan ke rumah harus melalui kamar mayat untuk dimandikan, dikafani lalu dipulangkan.
“Tetapi ini tidak, saya periksa CCTV-nya ternyata memang dari ruang bersalin langsung dibawa pulang menggunakan kantong plastik. Justru dibawa keluarga sendiri. Dan yang membawa pulang juga adalah keluarga korban. Ini yang saya sesalkan, kenapa tidak sesuai dengan prosedur yang ada,” tegas Wawali Budi Doku.
“Tentu kalau melalui prosedur, mayat bayi bisa diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Kita mandikan, kita kafani, dan akan kita antar dengan menggunakan ambulans gratis, karena kita sudah memiliki ambulans gratis baik di kota maupun provinsi,” tambah Budi Doku.
Karena itu Wawali Budi Doku meminta pihak rumah sakit memberikan sosialisasi terhadap prosedur yang ada.
“Saya minta ini disosialisasikan, menggunakan kantong plastik kan tidak manusiawi. Karena itu kalau sudah melalui prosedur yang ada, tetapi juga tetap tidak manusiawi maka saya akan pecat kepala rumah sakitnya,” tegas Wawali Budi Doku.
Di sisi lain, Budi Doku menekankan agar pihak RSAS menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban. “Saya berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi,” tandas Budi Doku
Terpisah, Kepala Rumah Sakit Aloei Saboe dr.Andang Ilato ketika coba dikonfirmasi melalui sambungan seluler belum memberikan jawaban. Beberapa kali panggilan yang dilayangkan Gorontalo Post tak dijawab.
Sementara itu, Kepala Ombudsman Provinsi Gorontalo Alim Niode menekankan, RSAS harus menjalankan pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berada di RSAS.
“Kita harus melihat dulu SOP-nya, kalau RSAS melakukan tindakan tidak sesuai dengan SOP maka ada pelanggaran maladiministrasi di situ, dan kalau ada laporan, maka bisa diproeses di Ombudsman,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Win Rahim (28) warga Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo melakukan persalinan di Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) Kota Gorontalo, Sabtu (20/2).
Saat melahirkan bayinya sudah dalam kondisi tak bernyawa lagi. namun penyesalan mendalam istri Acan Paudi itu, jasad bayinya diperlakukan wajar. Yakni dibungkus dengan tas plastik. Sumber
Quote:
Seperti inikah kualitas pelayanan rumah sakit di sana? Kemanakah rasa kemanusiaan yang seharusnya selalu tertanam terhadap sesama manusia? Mungkin memang benar ada pepatah yang mengatakan, 'orang miskin dilarang sakit'

Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
Demi Keamanan Pembalap, Mulai 2017 Ada Pelindung Kokpit di Mobil Formula 1
Pemberitaan Visit Malaysia akan Menjadi Sponsor Rio Haryanto Ternyata Hoax
Ingin Sukses di Balapan F1? Rio Haryanto Wajib Meniru Kelakuan Sopir Metromini
Senjata Anti Mainstream Polisi India Mengusir Demonstran, Ketapel dan Bubuk Cabai
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Pemberitaan Visit Malaysia akan Menjadi Sponsor Rio Haryanto Ternyata Hoax
Ingin Sukses di Balapan F1? Rio Haryanto Wajib Meniru Kelakuan Sopir Metromini
Senjata Anti Mainstream Polisi India Mengusir Demonstran, Ketapel dan Bubuk Cabai
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
Diubah oleh ibnutiangfei 01-03-2016 23:46
0
100.7K
Kutip
786
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan