- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ongkos Kontrakan di Kolong Tol Pluit Rp 350 Ribu, Bayar Listrik Rp 100 Ribu


TS
hap69
Ongkos Kontrakan di Kolong Tol Pluit Rp 350 Ribu, Bayar Listrik Rp 100 Ribu
Quote:
Selasa 01 Mar 2016, 19:35 WIB
Ongkos Kontrakan di Kolong Tol Pluit Rp 350 Ribu, Bayar Listrik Rp 100 Ribu
Bisma Alief - detikNews

Foto: Bisma Alief/detikcom
Jakarta - Lokasinya memang di kolong tol Teluk Intan (Tol Pluit), namun itu adalah tempat yang strategis. Tak ayal, untuk menghuni kawasan ilegal itu, orang-orang harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Ratusan ribu harus mereka keluarkan setiap bulan ke "penguasa" setempat.
Hunian ala kadarnya itu hari ini ditertibkan oleh Pemkot Jakarta Utara, Selasa (1/3/2016). Di bawah kolong tol, sore ini beberapa warga masih terlihat lalu lalang memunguti dan mengangkut barang-barang rumah mereka. Sejumlah warga juga menyewa bajaj untuk mengangkut perabotan, lainnya menyewa truk untuk digunakan bersama-sama membawa barang-barang, semisal lemari dan kasur. Di bagian kolong yang menghadap barat dan masuk wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, terlihat banyak bedeng yang sudah roboh dan dibereskan sendiri oleh pemiliknya.

Bisma Alif/detikcom
Kondisi itu berbanding terbalik di kawasan kolong tol yang masuk ke wilayah Tambora, Jakarta Barat. Rumah-rumah bedeng masih terlihat tegak berdiri dan masih belum dibereskan oleh para penghuninya. Tidak ada petugas keamanan yang terlihat di lokasi pada sore hari. Namun Sat Pol PP sempat berjaga-jaga mengawasi pembongkaran pada siang hari.
Setelah bedeng-bedeng yang mereka tempati telah rata dengan tanah, beberapa warga bingung akan pindah ke mana. Ibu Ros (40) yang berprofesi sebagai tukang urut mengatakan telah menempati tol kolong jembatan pluit selama 5 tahun. Dia bersama anaknya menyewa sebuah kamar dengan harga sewa Rp 350 per bulannya.
"Rencananya akan kembali ke Jelambar. Di sana sewanya Rp 700 ribu," kata Ros.
Dua warga lainnya bernama Rianah dan Tarmi asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, juga masih bingung akan pindah ke mana setelah rumah semipermanen mereka dibongkar. Keduanya tinggal dalam kontrakan bersama dengan 6 orang lainya, termasuk anak dan cucu mereka.
"Dulu ngontrak di Tanggul Jagung, belakang vihara. Terus di sana kebakaran pas lagi di kampung. Makanya pilih beli rumah di sini," kata Rianah.
Wanita yang bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik sandal di kawasan Kapuk ini mengaku tidak memiliki surat kelengkapan resmi atas bangunan miliknya. Dia menyebut membeli rumah 3x6 dari pemiliknya terdahulu.
"Listrik tiap bulan bayar Rp 100.000, ada yang urus. Enggak tahu orang mana pokoknya tiap bulan ditagih segitu. Kalau air beli, sebulan bisa habis Rp 150.000," terangnya.
Rianah mengaku baru mengetahui kabar penggusuran dari anaknya tadi siang. Dirinya belum mempersiapkan apa pun untuk kepindahan kali ini.
"Barang dititipin ke tetangga yang udah punya kontrakan. Belum tahu nanti malam mau tidur di mana, di sini dulu mungkin," ujarnya.
Gubernur Ahok memerintahkan jajarannya membersihkan permukiman ilegal di bawah kolong tol Pluit. Pembersihan ini dilakukan tanpa mengirim surat peringatan terlebih dahulu karena menurut Ahok kawasan tersebut telah dikosongkan namun kemudian dihuni kembali oleh orang-orang. Namun beberapa penghuni kolong tol mengaku telah mengetahui pengumuman penertiban tersebut tadi malam.

Ongkos Kontrakan di Kolong Tol Pluit Rp 350 Ribu, Bayar Listrik Rp 100 Ribu
Bisma Alief - detikNews

Foto: Bisma Alief/detikcom
Jakarta - Lokasinya memang di kolong tol Teluk Intan (Tol Pluit), namun itu adalah tempat yang strategis. Tak ayal, untuk menghuni kawasan ilegal itu, orang-orang harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Ratusan ribu harus mereka keluarkan setiap bulan ke "penguasa" setempat.
Hunian ala kadarnya itu hari ini ditertibkan oleh Pemkot Jakarta Utara, Selasa (1/3/2016). Di bawah kolong tol, sore ini beberapa warga masih terlihat lalu lalang memunguti dan mengangkut barang-barang rumah mereka. Sejumlah warga juga menyewa bajaj untuk mengangkut perabotan, lainnya menyewa truk untuk digunakan bersama-sama membawa barang-barang, semisal lemari dan kasur. Di bagian kolong yang menghadap barat dan masuk wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, terlihat banyak bedeng yang sudah roboh dan dibereskan sendiri oleh pemiliknya.

Bisma Alif/detikcom
Kondisi itu berbanding terbalik di kawasan kolong tol yang masuk ke wilayah Tambora, Jakarta Barat. Rumah-rumah bedeng masih terlihat tegak berdiri dan masih belum dibereskan oleh para penghuninya. Tidak ada petugas keamanan yang terlihat di lokasi pada sore hari. Namun Sat Pol PP sempat berjaga-jaga mengawasi pembongkaran pada siang hari.
Setelah bedeng-bedeng yang mereka tempati telah rata dengan tanah, beberapa warga bingung akan pindah ke mana. Ibu Ros (40) yang berprofesi sebagai tukang urut mengatakan telah menempati tol kolong jembatan pluit selama 5 tahun. Dia bersama anaknya menyewa sebuah kamar dengan harga sewa Rp 350 per bulannya.
"Rencananya akan kembali ke Jelambar. Di sana sewanya Rp 700 ribu," kata Ros.
Dua warga lainnya bernama Rianah dan Tarmi asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, juga masih bingung akan pindah ke mana setelah rumah semipermanen mereka dibongkar. Keduanya tinggal dalam kontrakan bersama dengan 6 orang lainya, termasuk anak dan cucu mereka.
"Dulu ngontrak di Tanggul Jagung, belakang vihara. Terus di sana kebakaran pas lagi di kampung. Makanya pilih beli rumah di sini," kata Rianah.
Wanita yang bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik sandal di kawasan Kapuk ini mengaku tidak memiliki surat kelengkapan resmi atas bangunan miliknya. Dia menyebut membeli rumah 3x6 dari pemiliknya terdahulu.
"Listrik tiap bulan bayar Rp 100.000, ada yang urus. Enggak tahu orang mana pokoknya tiap bulan ditagih segitu. Kalau air beli, sebulan bisa habis Rp 150.000," terangnya.
Rianah mengaku baru mengetahui kabar penggusuran dari anaknya tadi siang. Dirinya belum mempersiapkan apa pun untuk kepindahan kali ini.
"Barang dititipin ke tetangga yang udah punya kontrakan. Belum tahu nanti malam mau tidur di mana, di sini dulu mungkin," ujarnya.
Gubernur Ahok memerintahkan jajarannya membersihkan permukiman ilegal di bawah kolong tol Pluit. Pembersihan ini dilakukan tanpa mengirim surat peringatan terlebih dahulu karena menurut Ahok kawasan tersebut telah dikosongkan namun kemudian dihuni kembali oleh orang-orang. Namun beberapa penghuni kolong tol mengaku telah mengetahui pengumuman penertiban tersebut tadi malam.

http://news.detik.com/berita/3155166...ik-rp-100-ribu
wirausaha kecil pengontrak juga dizholimin ahok


0
3.3K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan