- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Untukmu yang Kini Memelukku


TS
boomworm
Untukmu yang Kini Memelukku
Mas, aku tahu bahwa sejak awal ini salah. Bahwa tak semestinya kita berada pada lingkaran yang sama (secepat ini). Mungkin seharusnya aku 'menunda rasa'. Tak menjawab iya ketika kau bertanya, tapi tunggu. Menunggu memang melelahkan, tapi seharusnya aku menjatuhkan pilihan pada membuatmu kelelahan saja.
Aku tidak mengatakan bahwa aku menyesal telah memilihmu. Tidak sama sekali. You're such the kindest man I ever met. Jika aku mencari, tak akan kutemukan yang sepertimu. Dan adalah sebuah dosa besar bagiku jika terbersit dalam niat untuk menyakitimu.
Kau menyayangiku sebagaimana yang selalu berusaha kau tunjukan di depanku. Kau menghormatiku sebagaimana sikap dan caramu memperlaukanku. Kau mencintaiku dengan segenap perasaanmu. Merindukanku...adalah kewajibamu (katamu). Meluangkan waktu untukku adalah keharusan yang tak boleh kau tinggalkan sesibuk apapun kamu. Menemaniku adalah hal yang menyenangkan meski kau lelah setelah beraktivitas seharian. Sungguh, aku tak pernah menyangka akan bertemu denganmu hari itu, menarik perhatianmu hinggah langkah membawamu kepadaku. Dan aku sungguh meminta maaf untuk itu.
Karena jika aku harus jujur, hari itu aku benar-benar bersyukur. Bersyukur Tuhan mengirimkanmu kepadaku, sebagai pelipur lara (belaka). Kau sendiri tahu bagaimana kondisiku saat itu. Bagaimana hancurnya perasaanku karena seseorang yang tak pernah kusebutkan namanya di depanmu. Kau tahu betapa sakitnya aku dan betapa aku sulit melupakan sesuatu yang seharusnya telah tutup buku.
Maafkan aku, Mas.
Karena ternyata meski kini kau telah memelukku utuh, perasaanku masih tak bisa kudefinisikan bentuknya seperti apa untukmu? Apa benar itu cinta atau hanya bahagia yang tak punya nama?
Karena meski kata cinta pun tak luput dari bibirku, wanginya tak seperti bunga yang kau beri untukku.
Karena meski kau kini memelukku erat, hatiku sama sekali belum bisa kau rengkuh, utuh, dan untukmu.
numpang curhat*
semoga nggak salah kamar

Update
mau jujur nih: Sebenarnya tadinya ini cerita salah kamar. Cuma bentuk curhatan tapi kemudian saya kepikiran untuk nulisin aja sebagai cerita bersambung.
Aslinya, kalimat-kalimat di atas adalah surat yang nggak pernah sampai ke pemiliknya. Pernah mejeng di salah satu blog selama beberapa hari tapi kemudian dihapus. Mungkin akan dijelaskan nanti alasan penghapusannya.
Ide cerita berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh seseorang.
Dan mungkin juga sedang dialami oleh orang lain yang berkaitan dengan seseorang itu tapi nggak sadar.
Bisa dibilang ini adalah sebentuk pengakuan tersirat *kok jadi kayak curhat ya haha
Tokoh dan setting disamarkan. Ada yang asli ada yang karangan
Kejadiannya tidak murni sama tapi inti ceritanya tidak berubah
Tulisan ini bertitle semi fiksi...
btw terima kasih buat yang sudah mau baca dan buat apresiasinya
Aku tidak mengatakan bahwa aku menyesal telah memilihmu. Tidak sama sekali. You're such the kindest man I ever met. Jika aku mencari, tak akan kutemukan yang sepertimu. Dan adalah sebuah dosa besar bagiku jika terbersit dalam niat untuk menyakitimu.
Kau menyayangiku sebagaimana yang selalu berusaha kau tunjukan di depanku. Kau menghormatiku sebagaimana sikap dan caramu memperlaukanku. Kau mencintaiku dengan segenap perasaanmu. Merindukanku...adalah kewajibamu (katamu). Meluangkan waktu untukku adalah keharusan yang tak boleh kau tinggalkan sesibuk apapun kamu. Menemaniku adalah hal yang menyenangkan meski kau lelah setelah beraktivitas seharian. Sungguh, aku tak pernah menyangka akan bertemu denganmu hari itu, menarik perhatianmu hinggah langkah membawamu kepadaku. Dan aku sungguh meminta maaf untuk itu.
Karena jika aku harus jujur, hari itu aku benar-benar bersyukur. Bersyukur Tuhan mengirimkanmu kepadaku, sebagai pelipur lara (belaka). Kau sendiri tahu bagaimana kondisiku saat itu. Bagaimana hancurnya perasaanku karena seseorang yang tak pernah kusebutkan namanya di depanmu. Kau tahu betapa sakitnya aku dan betapa aku sulit melupakan sesuatu yang seharusnya telah tutup buku.
Maafkan aku, Mas.
Karena ternyata meski kini kau telah memelukku utuh, perasaanku masih tak bisa kudefinisikan bentuknya seperti apa untukmu? Apa benar itu cinta atau hanya bahagia yang tak punya nama?
Karena meski kata cinta pun tak luput dari bibirku, wanginya tak seperti bunga yang kau beri untukku.
Karena meski kau kini memelukku erat, hatiku sama sekali belum bisa kau rengkuh, utuh, dan untukmu.
numpang curhat*
semoga nggak salah kamar




Update
mau jujur nih: Sebenarnya tadinya ini cerita salah kamar. Cuma bentuk curhatan tapi kemudian saya kepikiran untuk nulisin aja sebagai cerita bersambung.
Aslinya, kalimat-kalimat di atas adalah surat yang nggak pernah sampai ke pemiliknya. Pernah mejeng di salah satu blog selama beberapa hari tapi kemudian dihapus. Mungkin akan dijelaskan nanti alasan penghapusannya.
Ide cerita berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh seseorang.
Dan mungkin juga sedang dialami oleh orang lain yang berkaitan dengan seseorang itu tapi nggak sadar.
Bisa dibilang ini adalah sebentuk pengakuan tersirat *kok jadi kayak curhat ya haha
Tokoh dan setting disamarkan. Ada yang asli ada yang karangan
Kejadiannya tidak murni sama tapi inti ceritanya tidak berubah
Tulisan ini bertitle semi fiksi...
btw terima kasih buat yang sudah mau baca dan buat apresiasinya

Diubah oleh boomworm 01-03-2016 11:34


anasabila memberi reputasi
1
2.9K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan