Kaskus

Entertainment

frichAvatar border
TS
frich
Gerakan Kiri, Bukan LGBT Bukan Komunis ( Belok Kiri Festival )


Gerakan Kiri, Bukan LGBT Bukan Komunis ( Belok Kiri Festival )


WWW.JURNALEKONOMI.CO.ID

jurnalekonomi.co.id– Pelarangan acara ‘Belokkiri.Fest’ menimbulkan berbagai reaksi dan anggapan dari panitia dan peminat acara mengenai adanya pengekangan dan pengebirian hak warga negara untuk berekspresi, berpendapat, dan berdiskusi oleh pihak-pihak tertentu yang merasa mempunyai otoritas untuk mengeluarkan perizinan. Selain itu, adanya tekanan dari ormas yang menentang berlangsungnya acara ini juga disayangkan karena seharusnya mereka bisa ikut dalam kegiatan diskusi ini.
Pihak panitia tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya ketika acara yang telah diagendakan terpaksa tidak ada dapat dijalankan sesuai rencana awal. Kesulitan mekanisme untuk mendapatkan perizinian dari Pusat Kesenian Jakarta dan Kepolisian membuat panitia merasa dipermainkan dan dikebiri haknya. Selain itu, Taman Ismail Marzuki, yang selama ini dikenal sebagai oase kebebasan berekspresi dan kreativitas juga terkesan tidak bisa berbuat banyak untuk membantu acara ini agar tetap berjalan.
Kelancaran birokrasi yang digadang-gadang oleh Presiden Joko Widodo pun sama sekali tidak hadir dalam proses pengeluaran izin acara festival ini. Pihak kepolisian bahkan terkesan mempersulit hal yang seharusnya bisa dibuat mudah dan jauh lebih sederhana.
Mengenai penolakan dari sejumlah ormas, pihak panitia menegaskan bahwa acara ini sangat jauh dari upaya memecah belah bangsa sebagaimana yang ramai digembar-gemborkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak bangsa Indonesia untuk lebih kritis membaca ulang sejarah negara dengan mencoba membuka sejarah-sejarah yang selama ini coba ditutupi oleh Orde Baru. Kata ‘kiri’ yang digunakan tidak berarti dukungan untuk gerakan komunis tetapi berarti kritis, konstruktif, dan tentu berpihak kepada kepentingan masyarakat kecil.
Pihak panitia juga menyayangkan adanya penarikan kesimpulan secara sepihak yang tentu saja dapat merugikan banyak pihak. Pada beberapa pemberitaan yang beredar, disebutkan bahwa acara ini mendapat dukungan dari Rizal Ramli dan Hilmar Farid, di mana hal ini tidak benar sama sekali.
Panitia mengaku melakukan pengundangan, namun belum pasti pihak terundang memberikan dukungan, karena semangat awal diadakannya acara ini adalah untuk menyediakan wadah diskusi mengenai tema yang diangkat oleh panitia untuk seluruh masyarakat yang berminat.
Panitia Belokkiri.Fest pun tetap akan melaksanakan kegiatan ini meskipun tidak bertempat sesuai rencana. Kegiatan ini akhirnya dipindah ke YLBHI yang terletak di Jl. Diponegoro.




Gerakan Kiri, Bukan LGBT Bukan Komunis ( Belok Kiri Festival )



jurnalekonomi.co.id – Acara Belokkiri.Fest yang sedianya diselenggarakan di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, akhirnya dipindah ke kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang bertempat di Jl. Diponegoro. Salah satu susunan acara dari festival ini adalah bedah buku berjudul “Sejarah Gerakan Kiri Indonesia”.

Buku ini berisikan kumpulan gambar ilustrasi dan tulisan yang menggambarkan sejarah gerakan kiri yang pernah hadir di Indonesia. Sebagai pembicara, dihadirkan Arief Adityawan yang merupakan dosen Fakultas Seni Rupa & Budaya Univ. Tarumanegara dan Yayak Yatmaka yang merupakan seniman lukis, serta Bilven Gultom dari penerbit Ultimus yang bertindak sebagai moderator diskusi.

Yayak yang menjadi salah satu orang di balik layar dari Belokkiri.Fest menjelaskan bahwa buku ini merupakan bentuk visualisasi dari 32 seniman Indonesia mengenai realita dalam sejarah gerakan kiri di Indonesia.

“Selain mengenai sejarah gerakan kiri di Indonesia, segala hal mulai dari isi hingga pemilihan cover, dibuat dengan makna dan arti tersendiri. Kehadiran buku ini diharapkan dapat membuka sebuah pandangan, salah satunya adalah buku dengan ilustrasi gambar tidak selalu menjadi buku bacaan untuk anak-anak seperti komik, melainkan sebuah karya seni dengan bentuk dan visualisasi baru,” ujar Yayak.

Pihak penerbit Ultimus, yang diwakili oleh Bilven, melanjutkan bahwa apa yang terjadi di Indonesia saat ini tidak lepas dari sejarah masa lalu. Meskipun kehadiran komunisme dianggap sebagai salah satu sejarah kelam negara, tapi peristiwa ini juga lah yang akhirnya membangun identitas bangsa.

Komite panitia Belokkiri.Fest berharap melalui acara bedah buku ini, masyarakat indonesia dapat lebih kritis terhadap peristiwa yang sebenarnya terjadi. Sebuah peristiwa kelam yang berusaha ditutupi sebagai pembenaran sikap untuk kelahiran sebuah orde. Acara Belokkiri.Fest masih akan berlangsung hingga 5 Maret mendatang.


====================================================================

Apasih Gerakan kiri itu? Mungkin banyak yang belum pada mengerti termasuk ane sendiri waktu masih belajar apa sih kiri kanan dll. Setelah banyak membaca akhirnya saya mengetahui bahwa kiri bukan berarti KOMUNIS !
Tentang kata "kiri" pada tajuk festival, komite belok kiri fest. juga punya penjelasan.
"Cara berpikir alternatif, kritis, berpihak kepada kemanusiaan, dan progresif. Itu yang kami maksud sebagai kiri,"
Menurut Komite Belok Kiri Fest. tudingan PKI yang dilabelkan oleh sejumlah penentang festival juga terkesan berlebihan. Bayangkan saja kebanyakan dari kami (komite belok kiri fest. dan pendukungnya adalah anak-anak muda yang lahir antara era 80-90-an. Ketika kami lahir PKI itu sudah habis dibantai, jadi mana mungkin mereka jadi anggota PKI” mereka pun menganggap bila komunisme atau PKI disinggung dalam festival itu, maka itu merupakan usaha menengok sejarah bangsa.
"Kenapa masih ada ketakutan membicarakan kaum dan wacana kiri. Begitu juga dengan komunisme, dan PKI di Indonesia. Ini bukan soal benar atau salah. Bagaimanapun mereka punya bagian dalam sejarah bangsa. Kita mestinya jujur dalam sejarah," – Dhyta (Belok Kiri Fest-.) –disadur dari beritagar

Salah satu agenda Belok Kiri.Fest adalah peluncuran buku Sejarah Gerakan Kiri Indonesia untuk Pemula (SGKIuP).
Antara lain, buku itu menceritakan penyiksaan, yang dihadapi orang-orang yang dicap sebagai simpatisan dan anggota PKI, dalam tragedi 1965. Peran PKI dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia juga termuat dalam buku. Hal macam itu memang jarang atau bahkan tidak dibicarakan dalam sejarah resmi Indonesia.

Intinya Melawan Propaganda Orde Baru


Gerakan Kiri, Bukan LGBT Bukan Komunis ( Belok Kiri Festival )
0
3.2K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan