- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kesalahan Zakir Naik dan Kedatangannya ke UMY


TS
duniasnyp
Kesalahan Zakir Naik dan Kedatangannya ke UMY
Quote:
Saya bersyukur bukan kampus saya yang kedatangan Zakir Naik. Adalah UMY yang mengambil peluang tersebut. Bagaimana ya, saya bukan ingin menjelek-jelekkan beliau. Tapi saya bukan tipe orang yang langsung mengangguk-angguk ketika ada yang mengklaim ini itu di kitab suci. Sudah beberapa klaim Zakir Naik yang saya tahu “maksa”. Makanya saya heran dengan teman-teman muslim yang mengidolakannya. Apa mereka asal percaya dengan tiap ucapan Zakir Naik hanya gara-gara ia “meninggikan Al Quran?”
Saya sama sekali tak mengatakan Al Quran salah. Yang saya katakan, Zakir Naik lah yang justru memelintir ayat-ayat kitab suci tersebut.

Quote:
Mau contoh? Silahkan buka surat An Naziat ayat 30 dimana ia mengatakan bahwa Quran menyebut bumi berbentuk bulat telur.
Ketika saya membuka An Nazi’at ayat 30, begini bunyi terjemahannya: “Dan bumi sesudah itu dihamparkannya.”
Mengapa Zakir Naik mengatakan bahwa di surat itu Quran bercerita bumi berbentuk bulat telur? Alasannya sederhana. Dahaha sebagai arti kata dihamparkan memiliki kaitan dengan duhya kata Arab yang maknanya bulat telur burung Unta. Sehingga ia menerjemahkan Al Nazi’at 30 sebagai berikut: dan bumi setelah itu dibulat telurkannya.
Ya bisa aja sih yang ia ucapkan benar... tapi kenapa ia menolak terjemahan langsung dari kata “dihamparkan”?Kata dihamparkan merujuk ke sebuah benda yang datar. Misalnya selimut, karpet, dst. Mana ada telur burung unta dihamparkan? Ya kan?
Ketika saya membuka An Nazi’at ayat 30, begini bunyi terjemahannya: “Dan bumi sesudah itu dihamparkannya.”
Mengapa Zakir Naik mengatakan bahwa di surat itu Quran bercerita bumi berbentuk bulat telur? Alasannya sederhana. Dahaha sebagai arti kata dihamparkan memiliki kaitan dengan duhya kata Arab yang maknanya bulat telur burung Unta. Sehingga ia menerjemahkan Al Nazi’at 30 sebagai berikut: dan bumi setelah itu dibulat telurkannya.
Ya bisa aja sih yang ia ucapkan benar... tapi kenapa ia menolak terjemahan langsung dari kata “dihamparkan”?Kata dihamparkan merujuk ke sebuah benda yang datar. Misalnya selimut, karpet, dst. Mana ada telur burung unta dihamparkan? Ya kan?
Quote:
Artinya apa?Ketika sains menemukan bahwa bumi berbentuk bulat telur, Naik akan mencocokan ayat tersebut untuk mengatakan bahwa Quran menyebut bumi berbentuk bulat telur. Tapi ketika sains menemukan bahwa bumi berbentuk datar, ia akan mengatakan ayat tersebut bermakna bumi berbentuk datar. Inilah yang disebut cocokologi, dan kalau saya muslim saya akan malu dengan Zakir Naik.
Quote:
Itu baru pertama, dengan kaidah bahasa saja, sudah jelas “Dan bumi sesudah itu ...” merujuk ke kata kerja. Dihamparkan lebih pas dibanding bulat telur.
Quote:
Surat An Naziat 30 tersebut bagi saya tidak bisa dimaknai secara literal menggunakan dasar logika sains. Toh ketika kita melakukannya, jadinya malah mempermalukan agama kan?
Ini baru satu contoh kesalahan Zakir Naik. Silahkan buat yang mengidolakan Zakir Naik dan sudah dewasa, cek masing-masing kebenaran klaim beliau.
Ini baru satu contoh kesalahan Zakir Naik. Silahkan buat yang mengidolakan Zakir Naik dan sudah dewasa, cek masing-masing kebenaran klaim beliau.
Kedua: Zakir Naik Datang ke UMY Tak Sesuai Semangat Toleransi dan Tidak Fair
Quote:
Selain persoalan itu, alasan lain saya kurang suka dengan berita Zakir Naik ke UMY adalah fakta bahwa ia hanya memancing bara api. Sejujurnya untuk kondisi seperti Indonesia ini, saya tak akan pernah mendukung perdebatan antar umat beragama, apalagi yang tidak tidak fair. Mengapa saya sebut tidak fair?
Quote:
Cobalah pahami posisi pendebat Zakir Naik di acaranya. Anda pasti akan merasa ciut. Bukan karena logikanya Zakir Naik, tapi karena semua penonton mendukung Zakir Naik mengalahkan argumen Anda. kendali pun ada di tangannya. Ketika ia menjawab semua bertepuk tangan. Sedangkan ketika Anda membantah, Anda tak mendapat support tersebut. Hanya orang tertentu yang bisa menghadapi situasi ini. Dawkins pun saya yakin tak akan bisa menghandle emosinya ketika dihadapkan pada arena debat yang tidak fair.
Quote:
Mengingat kondisi Indonesia saat ini, berita Zakir Naik datang ke UMY juga makin memperuncing semangat perbedaan. Apalagi pemberlakuan standar ganda dengan pembolehan ia “bicara”, sedang orang-orang seperti Irshad Manji dan LGBT dilarang. Kan makin keliatan kalo kelompok pendukung Naik ini hanya ingin menang semata?
Quote:
Ia juga persis penggambaran Karen Armstrong mengenai cara orang masa kini yang harus beragama dengan logika. Padahal agama itu untuk pemenuhan spiritual bukan menang-menangan. Ketika kita meniru Naik membandingkan agama dan berdebat agama, yang tercipta hanya nafsu ingin menang. Agama Anda mungkin tampak lebih benar. Tapi esensi spiritualitas yang nilainya ada pada hal “yang tak terjelaskan” justru malah hilang.
Kenapa Bukan Quraish Shihab, Syafii Maarif, Frans Magnis, dst?
Quote:
Terakhir, saya hanya berharap berita Zakir Naik datang ke UMY ini tidak menimbulkan perpecahan makin besar antara teman-teman muslim dan non muslim. Kalau bisa menyarankan ke UMY sih, ingin rasanya saya memberi usul untuk mendatangkan Quraish Shihab atau Syafii Maarif bersama Frans Magnis saja. Bukan untuk debat. Tapi untuk membangun dialog yang adem sebagai orang dewasa yang beragama dengan cara santun dan tidak saling merendahkan.
Zakir Naik datang ke UMY
Silahkan beropini dengan santai dan santun



pakisal212 memberi reputasi
1
14.5K
Kutip
46
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan