- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah-kisah kemanusiaan dalam perang


TS
gajahkampung
Kisah-kisah kemanusiaan dalam perang

Spoiler for No Repost:
[img]
[/img]

Quote:
Perang dunia kedua sudah berakhir lebih dari setengah abad yang lalu. Peristiwa tersebut merupakan salah satu dari sejarah kelam umat manusia. Banyaknya korban dari kedua belah pihak membuatnya akan selalu diingat oleh seluruh orang yang pernah menjadi bagian didalamnya. Meskipun begitu, ternyata di dalamnya juga tersimpan banyak cerita yang dapat memberi kita pandangan lain tentang tragedi tersebut. Orang-orang dibawah ini memiliki jiwa seorang ksatria di hatinya dan merupakan pahlawan sesungguhnya dalam perang tersebut.
1. Franz Stigler
Quote:
Spoiler for Franz Stigler & Charles Brown:

Mungkin kisah dari Franz Stigler merupakan kisah paling terkenal di daftar ini. Franz Stigler merupakan 'ace' dari Luftwaffe (angkatan udara Jerman di perang dunia dua). Bersama pesawat ME-109 miliknya, dia telah menembak jatuh lebih dari dua lusin pesawat musuh.
Pada Desember 1943, sebuah bomber B-17 Flying Fortress dari 379 Flying Group dari Kimbolton, Inggris, bernama Ye Old Pub yang dikomandani oleh Letnan Charles L "Charlie" Brown, mengalami kerusakan berat pada saat misi pengeboman ke pabrik bom di Bremen, Jerman. Pesawatnya telah terkena serangan senjata AA (anti-aircraft) dan hantaman peluru pesawat Jerman.
Pada saat terbang pulang ke Inggris setelah menjalankan misi pengeboman yang mengakibatkan pesawat B-17 nya rusak berat, Brown entah bagaimana ternyata terbang melewati lapangan terbang milik Luftwaffe (AU) Jerman dimana Franz Stigler berdinas.Mengetahui hal itu, komandan dari Stigler segera memerintahkan dia untuk lepas landas untuk memburu dan menembak jatuh pembom B-17 tersebut.Ketika Stigler sampai di dekat B-17, ia tidak bisa mempercayai matanya. Dalam kata-katanya sendiri, dia belum pernah melihat pesawat dalam kondisi seburuk itu. "Bagian ekor dan belakang rusak berat, dan penembak dibelakang juga terluka," katanya. "Hidung pesawat itu hancur dan ada lubang di mana-mana."
Meskipun memiliki amunisi, Stigler bukannya segera menembak jatuh pesawat pembom itu tetapi malah terbang ke sisi B-17 dan menatap Charlie Brown, sang pilot. Brown terlihat gugup dan berjuang keras untuk mengendalikan pesawatnya yang rusak dan bernoda darah.dan hal yang sangat mengejutkan sekaligus menggugah nurani pun terjadi! Stigler lalu mengawal B-17 yang berantakan itu sampai Laut Utara arah ke Inggris. Dia kemudian memberi hormat Charlie Brown dan berpaling, kembali ke Eropa daratan.
Charlie Brown dan sisa-sisa krunya menceritakan semua kejadian di briefing mereka, namun diperintahkan untuk tidak pernah membicarakannya. Brown bertugas di USAF hingga pensiun sebagai Letnan Kolonel pada tahun 1972. Namun, "insiden" tahun 1943 yang dialami Brown terus menghantuinya. Ia bertekad untuk mencari pilot musuh yang telah menyelamatkannya dan krunya. Brown menulis surat ke militer Jerman untuk mencari informasi, tapi hasilnya sangat sedikit kalau mau dibilang tak ada.Tapi akhirnya perjuangannya membuahkan hasil, surat Brown di koran yang menceritakan tentang pencarian mantan pilot Luftwaffe mendapat respon dari Franz Stigler. Ternyata, dia adalah "malaikat" di atas langit Jerman tepat sebelum Natal, 1943.
Usahanya membutuhkan waktu 46 tahun tetapi dia akhirnya berhasil ketika pada tahun 1989, Brown menemukan orang itu. Mereka bertemu di AS pada reuni 379th Bomber Group, bersama dengan 25 orang yang masih hidup sekarang - semua karena Franz Stigler tidak pernah menembakkan senjatanya pada hari itu. Ketika ditanya mengapa dia tidak menembak mereka, Stigler kemudian mengatakan "Aku tidak sampai hati untuk menghabisi orang-orang berani itu"
"Aku terbang di samping mereka untuk waktu yang lama. Mereka berusaha mati-matian untuk pulang dan aku akan membiarkan mereka melakukannya. Aku tidak bisa menembak mereka. Ini akan jadi sama saja seperti penembakan seseorang yang sedang terjun payung."
Dalam surat pertama ke Brown, Stigler menulis: "bertahun tahun lamanya aku bertanya-tanya apa yang terjadi pada B-17 dan para kru-nya. Apakah ia berhasil pulang dengan selamat? "
Franz Stigler meninggal pada tanggal 22 Maret 2008 sementara Charles Brown meninggal dunia pada tanggal 24 November 2008
2. Perwira Jepang tidak dikenal di Filipina
Quote:
Spoiler for Bataan Death March:

Mario Tonelli hanyalah salah satu dari 72.000 orang yang berpartisipasi dalam peristiwa yang disebut "Bataan Death March" pada tahun 1942. Pada peristiwa tersebut, prajurit Jepang memaksa tentara Filipina-Amerika yang menyerah untuk berjalan dari Bataan menuju kamp konsentrasi terdekat. Dalam perjalanan panjang dan melelahkan tersebut, ribuan tahanan tewas akibat penyakit atau luka. Mereka juga harus menahan perlakuan kejam dari tentara Jepang.
Seperti teman-temannya, Tonelli kelelahan dan hampir memutuskan untuk menyerah, sampai secercah harapan menerpa dirinya. Semua dimulai saat seorang tentara Jepang merebut cincin kelas miliknya. Tonelli merupakan bintang sepak bola di kampusnya dan cincin tersebut merupakan kenang-kenangan dari kelasnya. Ia terus memakainya sampai ke Filipina. Beberapa saat kemudian, seorang perwira Jepang mendatangi Tonelli dan mengembalikan cincin tersebut padanya. Perwira tersebut mengatakan bahwa ia pernah berkuliah di Universitas Southern California dan menyaksikan saat tim Tonelli mengalahkan tim dari kampusnya. Perwira tersebut tahu betapa berharganya cincin tersebut bagi Tonelli dan berniat untuk mengembalikannya. Kejadian kecil tersebut memberi semangat kepada Tonelli untuk bertahan hidup sampai perang usai - dan dia benar-benar melakukannya
3. Kaiser Wilhelm II
Quote:
Spoiler for Kaiser Wilhelm II:

Kaiser Wilhelm II dikenal merupakan seseorang yang tempramental. Meskipun begitu, dia menunjukkan sifat tenggang rasa yang tinggi saat perang dunia pertama dimana dia memperbolehkan seorang tahanan Inggris untuk mengunjungi ibunya yang sedang sakit di rumah. Kapten Robert Campbell yang ditangkap saat awal perang menerima kabar bahwa ibunya sedang terbaring lemah akibat kanker yang dideritanya. Campbell menulis pesan dan memohon kepada Kaiser agar membiarkannya menjenguk ibunya sekali saja.
Luar biasanya, Kaiser mengabulkan permohonan tersebut dan mengijinkan Campbell untuk pergi - dengan catatan dia harus kembali ke kamp tahanan setelah selesai menjenguk. Campbell merawat ibunya selama seminggu, dan seperti seorang perwira sesungguhnya, dia dengan penuh tanggung jawab kembali ke kamp tahanan dan mendekam disana sampai perang selesai.
4. Malaikat dari Marye Heights
Quote:
Spoiler for Battle of Fredericksburg:

Pertempuran Fredericksburg merupakan salah satu perang paling berdarah dalam perang sipil Amerika dimana ribuan tentara union gugur dalam penyerangan ke markas tentara republik tersebut. Gelombang demi gelombang tentara union dijatuhkan saat mereka mencoba melewati tembok batu yang melindungi tentara republik. Tanah dibanjiri oleh darah dan tangisan memohon pertolongan terus bergema selama pertempuran berlangsung. Tangisan tersebut terdengar oleh seorang remaja yang merupakan tentara republik, Richard Kirkland, yang memohon kepada jenderalnya agar memberinya ijin untuk merawat dan memberi air orang-orang yang terluka di luar sana.
Setelah mendapat persetujuan, Kirkland mengumpulkan beberapa tempat minum berisi air dan keluar dari dalam tembok. Dalam pandangan tentara Union dan Republik, Kirkland memberi air dan merawat prajurit yang terluka. Tembakan dari kedua pihak berhenti dan dalam sekejap berubah menjadi sorak sorai dan tepuk tangan. Pertempuran berlanjut saat Kirkland masuk ke dalam tembok untuk mengambil air dan obat-obatan dan kembali berhenti saat ia keluar dari tembok dan melanjutkan perawatannya. Pemandangan aneh ini terus berlanjut sampai malam, dimana Kirkland sudah merawat hampir seluruh prajurit yang terluka. Karena sikap terhormatnya, kedua belah pihak menjuluki Kirkland sebagai "Malaikat dari Marye Heights"
5. Penyelamatan oleh U-Boat di Atlantik Selatan
Quote:
Spoiler for U-Boat:

Salah satu kisah paling menyentuh dalam perang datang dari insiden Laconia pada bulan september 1942. Komandan dari U-156, Werner Hartenstein mendeteksi kapal di Atlantik Selatan dan memberi perintah untuk menelenggelamkannya. Penyerangan berhasil dan Laconia tenggelam bersama 2.732 orang di dalamnya. Mereka yang selamat berada di dalam sekoci atau terjun ke dalam laut yang penuh hiu.
Sampai saat dimana Hartenstein menyadari bahwa di dalam kapal tersebut banyak terdapat wanita dan anak-anak. Dia mengabarkannya kepada Laksamana Karl Donitz, yang segera memerintahkan dua U-Boat terdekat untuk menyelamatkan mereka yang selamat. Dia juga meminta Hartenstein untuk menghubungi kapal sekutu agar membantu penyelamatan. Penyelamatan tiba-tiba berhenti saat mereka ditembaki oleh pesawat Amerika yang melintas. Membuat banyak korban dari Laconia tewas. Meskipun begitu, 1.100 nyawa berhasil diselamatkan.
6. Pilot Jepang melindungi seorang penerjun payung
Quote:
Spoiler for Raymond Halloran & Hideichi Kaiho:

Mungkin hal terakhir yang diharapkan dari tentara Jepang saat perang dunia dua adalah belas kasih. Meskipun begitu, salah seorang pilot Jepang mematahkan hal tersebut dan menunjukkan sikap kesatrianya dengan mengampuni musuh yang tidak bersenjata. Kopral Hideichi Kaiho dan beberapa pilot lain terlibat dalam pertempuran udara dengan B-29 milik Amerika di atas langit Tokyo pada tahun 1945. Mereka berhasil menjatuhkan satu pesawat. Salah satu krunya, navigator Raymond Halloran terjun dari ketinggian 3.500 kaki saat dia terlihat oleh Kaiho dan dua pesawat Jepang lain. Halloran tau penuh bahwa Jepang tidak membiarkan seorang tahananpun - maka ia berpikir bahwa ketiga pesawat tersebut juga demikian.
Ajaib, dua pesawat melintasinya begitu saja, sementara pesawat Kaiho berputar-putar mengitari Raymond untuk melindunginya. Lebih dari lima dekade kemudian, Halloran dapat bertemu dan berterimakasih kepada orang yang menyelamatkannya saat itu. Kaiho kemudian membeberkan bahwa komandannya telah mendorongnya dan teman-teman pilotnya yang lain untuk menjalankan semangat Bushido yang sesungguhnya (bukan yang telah dipropagandakan oleh militer Jepang), dimana terdapat pengampunan terhadap musuh yang tidak bersenjata.
7. Pemakaman dari "The Red Baron"
Quote:
Spoiler for The Red Baron:

Saat membicarakan pertempuran udara di perang dunia pertama, nama Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen atau lebih dikenal dengan "The Red Baron" tidak dapat dilewatkan begitu saja. Selama dua tahun, dia telah menjatuhkan lebih dari 80 pesawat musuh. Red Baron gugur pada 21 Mei 1918. Siapa yang menjatuhkannya menjadi perdebatan, dengan beberapa orang mengaku bertanggungjawab atas gugurnya Red Baron. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Inggris telah menjatuhkan salah satu musuh yang paling mereka takuti.
Pesawatnya jatuh di ladang dekat Corbie, Prancis. Tubuhnya ditemukan dan dimakamkan dengan hormat secara militer - oleh musuhnya sendiri. Dia dimakamkan oleh tentara Australia di pemakaman kecil di Bertangles, Prancis. Di peti matinya tertulis nama, umur, pangkat, dan tanggal kematiannya. Beberapa karangan bunga dibawa oleh tentara sekutu yang bertugas didekat tempat tersebut - dimana semuanya berwarna merah-hitam-putih, ciri khas dari Jerman- dan menaruhnya di makamnya. Salah satu karangan bunga bertuliskan "Untuk musuh kami yang gagah berani dan gugur secara terhormat di medan perang". Semua prajurit memberi penghormatan militer, termasuk juga para perwira, reporter, dan fotografer, semua memberi hormat kepada pahlawan Jerman yang telah gugur dan mengingatnya sebagai seseorang yang selalu bertempur dengan adil.
8. Kru dari IJN Ikazuchi dan IJN Inazuma
Quote:
Spoiler for Ikazuchi:

Spoiler for Inazuma:

IJN Ikazuchi dan IJN Inazuma merupakan dua kapal perusak dari angkatan laut Jepang yang berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Jawa dimana mereka menyelamatkan para kru dari USS Pope, HMS Encounter, dan HMS Exeter yang tenggelam dalam pertempuran tersebut.
Pada 1 Maret 1942, kapal perusak Encounter dan penjelajah berat Exeter tenggelam di lepas pantai Surabaya. 450 orang kru kapal yang selamat terapung-apung di laut. Keesokan harinya, saat semua orang sudah mendekati batas mereka akibat kelelahan, haus, dan rasa takut pada serangan hiu, Ikazuchi menemukan mereka saat sedang berpatroli di kawasan tersebut. Komandan Shunsaku Kudo memutuskan untuk menyelamatkan mereka dan melakukan operasi pencarian dalam skala luas. Menyelamatkan nyawa 422 orang kru dari Inggris tersebut.
Anjungan dari Ikazuchi dipenuhi oleh orang-orang yang selamat, membuatnya rentan terhadap serangan kapal selam akibat dari beban yang berlebih. Meskipun begitu, kru kapal merawat mereka dengan baik dengan membasuh mereka dan memberi mereka pakaian dan makanan. Inazuma yang berpatroli tidak jauh dari sana juga menemukan kru dari Exeter. 376 orang berhasil dinaikkan ke atas kapal.
Beberapa jam kemudian, Ikazuchi menemukan para kru dari Pope. Mereka menolak untuk naik ke atas kapal karena melihat jumlah orang yang sudah ada di atas sana dan meminta Kudo untuk menarik sekoci mereka. Kudo menolaknya karena khawatir terhadap keberadaan kapal selam sekutu di perairan tersebut (mengingat sehari sebelumnya salah satu kapal induk Jepang tenggelam disana akibat serangan kapal selam), dan dengan berat hati memutuskan untuk membiarkan mereka. Keberuntungan berpihak kepada para kru dari Pope. Inazuma menemukan mereka dan menaikkan mereka yang berjumlah 151 orang ke atas kapal.
Kisah penyelamatan beresiko ini tidak pernah diketahui sampai seorang kru yang diselamatkan, Sir Samuel Falle (mantan perdana menteri Inggris) membeberkannya saat mengunjungi makam Kudo 70 tahun kemudian.
Quote:
Itu tadi hanya beberapa dari banyak contoh yang ada. Kita semua percaya bahwa di dalam kejamnya peperangan, masih banyak orang-orang yang memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan. Jika semakin banyak orang-orang seperti mereka di dunia ini, niscaya perang tidak akan pernah terjadi 

Sumber: Banyak

Diubah oleh gajahkampung 27-02-2016 18:05
0
5.5K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan