- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Berita Olahraga
Jangan Bebani Rio Haryanto dengan Beban Ekspektasi di Balapan F1
TS
zvnu
Jangan Bebani Rio Haryanto dengan Beban Ekspektasi di Balapan F1
halo gan sist selamat siang semoga tetap sehat wal'afiat
thread ane kali ini tetap bahas Rio nih,
semoga no
no basbisbus
Posted by Arman Zega @Abstrak
Rio Haryanto memang sudah resmi berlaga di F1. Masyarakat bisa sedikit menghembuskan napas lega. Rio Haryanto menjadi pebalap pertama Indonesia yang bisa tampil di ajang global sport seperti Formula One (F1)
Setelah melalui negosiasi yang cukup panjang, Rio diterima sebagai pebalap Manor Racing untuk tampil di F1 2016. Kepastian itu didapat setelah Rio mendapat dana sponsorship 5 juta euro dari Pertamina untuk membayar uang muka kepada Manor.
Ditambah Rio akan menerima bantuan dana Rp100 miliar dari APBN-P yang hingga kini masih ditahan Komisi X DPR.
Ya, sebagai pay driver, Rio harus membayar dana yang tidak kecil untuk bisa tampil di F1. Pebalap kelahiran Surakarta itu harus menyiapkan uang hingga 15 juta euro atau setara Rp225 miliar.

Seiring dengan pengumuman kepastian Rio bergabung dengan Manor, pebalap 22 tahun itu pun menjadi sensasi di media sosial. Rio dipuji setinggi langit. Rio dielu-elukan.
Namun, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan buruk dalam menghadapi situasi yang dialami Rio saat ini. Kebiasaan buruk itu seperti tercermin dalam penggalan lagu komedian legendaris Indonesia, Benyamin Sueb, berjudul 'Sepakbola'.
"Sup Yusup ditimang-timang, diangkat-angkat, lalu dibanting," bunyi salah satu penggalan lirik di lagu tersebut.
Masyarakat Indonesia saat ini dalam posisi menimang-nimang dan mengangkat Rio karena keberhasilannya menjadi pebalap F1. Namun, dalam beberapa bulan ke depan, Rio bisa 'dibanting' masyarakat Indonesia jika prestasinya di ajang jet darat itu terpuruk.

Jika saat ini Rio mendapat pujian di media sosial, bukan tidak mungkin pengoleksi tiga kemenangan di seri balapan GP2 tersebut akan menjadi korban bullying masyarakat Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.
Hal itu sempat dialami Timnas Indonesia U-19. Harapan yang berlebihan dari publik Indonesia membuat Evan Dimas dan kawan-kawan sempat menjadi korban bullying setelah gagal total di ajang Piala Asia U-19 2014 di Myanmar.

Dengan banyaknya kegiatan olahraga yang membutuhkan Indonesia merogoh kocek sangat dalam dibeberapa tahun ke depan, uang Rp100 miliar yang dijanjikan pihak Kemenpora untuk Rio jelas sangat berarti.
Indonesia akan menghadapi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro dan kabar terakhir pihak KOI mengatakan dana yang diperlukan akan disediakan pemerintah.
Selain itu Indonesia sedang berambisi menjadi tuan rumah MotoGP untuk 2017 dan dibutuhkan dana ratusan miliar rupiah untuk membayar Dorna, perusahaan penyelenggara MotoGP, dan membangun sirkuit.
Dana terbesar akan dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk persiapan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Hanya untuk memperbaiki dan memperbaharui Gelora Bung Karno saja dibutuhkan sedikitnya Rp 700 miliar. Belum infrastruktur lain. Bilangannya pasti triliunan Rupiah.
Tetapi apa boleh buat, balap mobil F1 memang olahraga mahal. Siapapun bisa mempertanyakan keputusan (pemerintah) untuk membantu Rio.
Katakanlah mengapa uang tidak dipergunakan untuk membantu olahraga yang tidak elitis macam F1. Atau kalau mau lebih populis, mengapa uang tidak dipergunakan untuk membantu mengentaskan kemiskinan, pendidikan atau semacamnya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam sesungguhnya retorika yang tidak membanyak membantu. Karena keputusan apapun selalu ada yang tidak setuju dan setuju. Selalu saja ada alasan untuk menolak dan menerima. Dan diujung, tidak juga akan ada penyelesaian.

Pada akhirnya keputusan harus diambil. Yang paling penting adalah siapapun pengambil keputusan bisa bertanggung jawab.
Semestinya keberhasilan Rio menjadi pebalap Indonesia pertama yang bisa tampil di ajang F1 mendapatkan dukungan penuh. Apapun hasilnya nanti, Rio tetap pantas mendapatkan dukungan dan pujian, karena tidak sembarang pebalap yang bisa tampil di ajang F1.
Jika Manor ingin mendapatkan uang lebih banyak dari pay driver, maka tim asal Inggris itu sebenarnya bisa dengan mudah memilih pebalap dari negara-negara Timur Tengah yang memiliki kemampuan finansial tidak terbatas.
Prestasi Rio sejak tampil di ajang Formula Asia pada 2008 hingga menempati posisi keempat di GP2 musim lalu jelas menjadi pertimbangan utama bagi Manor.
Sekali lagi, F1 ajang olahraga bergengsi yang tidak murah. Menjadi pebalap pay driver juga bukan sesuatu yang memalukan, karena juara dunia seperti Michael Schumacher dan Fernando Alonso juga memulai karier di F1 sebagai pay driver. Jadi, good luck, Rio!
nah pertanyaannya sekarang adalah :
"Sanggupkah" masyarakat tetap mendukung Rio meskipun suatu saat prestasinya di F1 tidak ada?

woiya nambahin dikit, wajah" saingan rio di Manor kemaren

kalo digabungin jadi satu kayak boyband ya gan
ane ga minta cendol/bata gan, cuma share aja siapa tau bermanfaat

sumur :
1. http://m.keepo.me/abstrak-channel/ja...an-seperti-ini
2. mbahe
bonus :









thread ane kali ini tetap bahas Rio nih,
semoga no

no basbisbus

Posted by Arman Zega @Abstrak
Rio Haryanto memang sudah resmi berlaga di F1. Masyarakat bisa sedikit menghembuskan napas lega. Rio Haryanto menjadi pebalap pertama Indonesia yang bisa tampil di ajang global sport seperti Formula One (F1)
Setelah melalui negosiasi yang cukup panjang, Rio diterima sebagai pebalap Manor Racing untuk tampil di F1 2016. Kepastian itu didapat setelah Rio mendapat dana sponsorship 5 juta euro dari Pertamina untuk membayar uang muka kepada Manor.
Ditambah Rio akan menerima bantuan dana Rp100 miliar dari APBN-P yang hingga kini masih ditahan Komisi X DPR.
Ya, sebagai pay driver, Rio harus membayar dana yang tidak kecil untuk bisa tampil di F1. Pebalap kelahiran Surakarta itu harus menyiapkan uang hingga 15 juta euro atau setara Rp225 miliar.

Seiring dengan pengumuman kepastian Rio bergabung dengan Manor, pebalap 22 tahun itu pun menjadi sensasi di media sosial. Rio dipuji setinggi langit. Rio dielu-elukan.
Namun, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan buruk dalam menghadapi situasi yang dialami Rio saat ini. Kebiasaan buruk itu seperti tercermin dalam penggalan lagu komedian legendaris Indonesia, Benyamin Sueb, berjudul 'Sepakbola'.
"Sup Yusup ditimang-timang, diangkat-angkat, lalu dibanting," bunyi salah satu penggalan lirik di lagu tersebut.
Masyarakat Indonesia saat ini dalam posisi menimang-nimang dan mengangkat Rio karena keberhasilannya menjadi pebalap F1. Namun, dalam beberapa bulan ke depan, Rio bisa 'dibanting' masyarakat Indonesia jika prestasinya di ajang jet darat itu terpuruk.

Jika saat ini Rio mendapat pujian di media sosial, bukan tidak mungkin pengoleksi tiga kemenangan di seri balapan GP2 tersebut akan menjadi korban bullying masyarakat Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.
Hal itu sempat dialami Timnas Indonesia U-19. Harapan yang berlebihan dari publik Indonesia membuat Evan Dimas dan kawan-kawan sempat menjadi korban bullying setelah gagal total di ajang Piala Asia U-19 2014 di Myanmar.

Dengan banyaknya kegiatan olahraga yang membutuhkan Indonesia merogoh kocek sangat dalam dibeberapa tahun ke depan, uang Rp100 miliar yang dijanjikan pihak Kemenpora untuk Rio jelas sangat berarti.
Indonesia akan menghadapi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro dan kabar terakhir pihak KOI mengatakan dana yang diperlukan akan disediakan pemerintah.
Selain itu Indonesia sedang berambisi menjadi tuan rumah MotoGP untuk 2017 dan dibutuhkan dana ratusan miliar rupiah untuk membayar Dorna, perusahaan penyelenggara MotoGP, dan membangun sirkuit.
Dana terbesar akan dikeluarkan pemerintah Indonesia untuk persiapan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Hanya untuk memperbaiki dan memperbaharui Gelora Bung Karno saja dibutuhkan sedikitnya Rp 700 miliar. Belum infrastruktur lain. Bilangannya pasti triliunan Rupiah.
Tetapi apa boleh buat, balap mobil F1 memang olahraga mahal. Siapapun bisa mempertanyakan keputusan (pemerintah) untuk membantu Rio.
Katakanlah mengapa uang tidak dipergunakan untuk membantu olahraga yang tidak elitis macam F1. Atau kalau mau lebih populis, mengapa uang tidak dipergunakan untuk membantu mengentaskan kemiskinan, pendidikan atau semacamnya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam sesungguhnya retorika yang tidak membanyak membantu. Karena keputusan apapun selalu ada yang tidak setuju dan setuju. Selalu saja ada alasan untuk menolak dan menerima. Dan diujung, tidak juga akan ada penyelesaian.

Pada akhirnya keputusan harus diambil. Yang paling penting adalah siapapun pengambil keputusan bisa bertanggung jawab.
Semestinya keberhasilan Rio menjadi pebalap Indonesia pertama yang bisa tampil di ajang F1 mendapatkan dukungan penuh. Apapun hasilnya nanti, Rio tetap pantas mendapatkan dukungan dan pujian, karena tidak sembarang pebalap yang bisa tampil di ajang F1.
Jika Manor ingin mendapatkan uang lebih banyak dari pay driver, maka tim asal Inggris itu sebenarnya bisa dengan mudah memilih pebalap dari negara-negara Timur Tengah yang memiliki kemampuan finansial tidak terbatas.
Prestasi Rio sejak tampil di ajang Formula Asia pada 2008 hingga menempati posisi keempat di GP2 musim lalu jelas menjadi pertimbangan utama bagi Manor.
Sekali lagi, F1 ajang olahraga bergengsi yang tidak murah. Menjadi pebalap pay driver juga bukan sesuatu yang memalukan, karena juara dunia seperti Michael Schumacher dan Fernando Alonso juga memulai karier di F1 sebagai pay driver. Jadi, good luck, Rio!
nah pertanyaannya sekarang adalah :
"Sanggupkah" masyarakat tetap mendukung Rio meskipun suatu saat prestasinya di F1 tidak ada?

woiya nambahin dikit, wajah" saingan rio di Manor kemaren

kalo digabungin jadi satu kayak boyband ya gan

ane ga minta cendol/bata gan, cuma share aja siapa tau bermanfaat

sumur :
1. http://m.keepo.me/abstrak-channel/ja...an-seperti-ini
2. mbahe
bonus :









Diubah oleh zvnu 27-02-2016 17:00
0
3.7K
37
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan