Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pakdejoyAvatar border
TS
pakdejoy
Orang DPR edan tenan! Ada 9 Anggota DPR Kena Narkoba, Politisi PDIP Ini Kaget!
Penggerebekan Kostrad, Kapolri Sebut 9 Anggota DPR Ditangkap karena Narkoba
Rabu, 24 Februari 2016 | 18:17


Ilustrasi Narkoba (Istimewa)

Jakarta– Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan 33 orang ditangkap dalam razia narkoba di Kompleks Kostrad Angkatan Darat, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (22/2) lalu.

Usai menghadiri Rapat Terbatas Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Rabu (24/2), Kapolri mengungkapkan dalam razia yang dilancarkan Satuan Kostrad TNI, berhasil ditangkap 11 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), lima anggota Polri, dan sembilan anggota DPR, dan sejumlah warga sipil lainnya.

“Tadi sudah dilaporkan Panglima TNI. Memang, ada perkembangan soal jumlah yang ditangkap. Anggota TNI yang ditangkap berjumlah 19 personel, Polri lima orang, sipil dan, anggota DPR ada sembilan orang," kata Kapolri.

Dia mengatakan, operasi pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan penggunaan narkoba akan diintensifkan. Disebutkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan untuk menutup ruang-ruang tempat beredar narkoba, baik yang resmi maupun nonresmi.

Diakuinya peredaran dan penyalahgunaan peredaran narkoba di negeri ini sudah berada pada tingkatan sangat meresahkan. Barang haram itu sudah menyusup hingga ke berbagai lapisan masyarakat.

Bahkan, lanjutnya, aktivitas pererdaran narkoba banyak yang dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (lapas) dan tempat-tempat hiburan.

“Semua pintu masuk kita akan lakukan operasi. Tidak kalah pentingnya rehabilitasi untuk mengurang demand (permintaan). Ini tanggung jawab BNN (Badan Narkotika Nasional), Kemsos dan Kemkes,” kata dia.
http://www.beritasatu.com/nasional/3...a-narkoba.html


Ada 9 Anggota DPR Kena Narkoba, Politisi Ini Kaget
Rabu, 24 Februari 2016 | 20:17

[JAKARTA] Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Trimedya Panjaitan menyatakan rasa kagetnya atas pernyataan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana Kepresidenan Jakarta, bahwa ada 9 orang anggota DPR RI yang diduga terlibat persoalan Narkoba.

Kata Politikus PDI Perjuangan itu, selama ini pihaknya hanya mendengar anggota dewan diduga terlibat korupsi. Namun belum pernah ada yang diduga terkait narkoba.

‎"Kaget juga kalau mendengar soal narkoba. Saya hampir tak pernah dengar ada anggota DPR jadi pemakai narkoba," kata Trimedya, Rabu (24/2).

‎Dia mengaku akan segera menanyakan kepada Kapolri mengenai hal itu. Sekaligus berharap kalaupun fakta itu benar ada, tak ada dari fraksi atau komisi yang dipimpinnya.

"Mudah-mudahan bukan dari fraksi kami atau dari komisi III. Kami berharap mudah-mudahan tak ada yang pecandu narkoba," imbuh Trimedya.

Dia menyarankan Kapolri segera berkomunikasi dengan pimpinan fraksi atau parpol dari anggota dewan bersangkutan. Bahwa Polri akan segera mengambil langkah hukum terhadap mereka. Atau Polri bisa segera langsung bergerak secara hukum tanpa perlu memberi tahu.

"Tindakan keras ini penting. Karena kalau tidak, nama DPR makin tercemar. Pasti akurasi statemen kapolri itu tinggi karena konpersnya di Istana," ungkap Trimedya.

Lebih jauh, Trimedya mengatakan bahwa DPR RI sepakat dengan adanya bahaya narkoba. Disadari bahwa sosok Budi Waseso sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional cukup mampu membawa Polri tegas terhadap kejahatan narkoba. Namun hal itu harus didukung penuh oleh anggaran dan lembaga pemerintah lain. Misalnya kerja sama dengan TNI, Polri, dan Kemenkumham yang mengurusi lembaga pemsyarakatan,

"Makanya kami dukung kenaikan anggaran BNN supaya fasilitas makin baik, kekuatan makin baik. Kalau tak didukung, ya susah," tandas Trimedya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan 33 orang ditangkap dalam razia narkoba di Kompleks Kostrad Angkatan Darat, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (22/2) lalu.

Usai menghadiri Rapat Terbatas Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Rabu (24/2), Kapolri mengungkapkan dalam razia yang dilancarkan Satuan Kostrad TNI, berhasil ditangkap 11 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), lima anggota Polri, dan sembilan anggota DPR, dan sejumlah warga sipil lainnya.

“Tadi sudah dilaporkan Panglima TNI. Memang, ada perkembangan soal jumlah yang ditangkap. Anggota TNI yang ditangkap berjumlah 19 personel, Polri lima orang, sipil dan, anggota DPR ada sembilan orang," kata Kapolri.
http://sp.beritasatu.com/nasional/ad...i-kaget/109480


Kapolri Luruskan soal 9 Anggota DPR Ditangkap karena Narkoba
Kamis, 25 Februari 2016 | 10:09


Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti

Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meluruskan pernyataannya seusai rapat pemberantasan narkoba di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (24/2). Kepada wartawan di Istana, Badrodin menyatakan 33 orang ditangkap dalam razia narkoba di Kompleks Kostrad Angkatan Darat, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Senin (22/2).

"Tadi sudah dilaporkan Panglima TNI. Memang, ada perkembangan soal jumlah yang ditangkap. Anggota TNI yang ditangkap berjumlah 19 personel, Polri lima orang, sipil dan anggota DPR ada sembilan orang," kata kapolri kemarin.

Atas pernyataan tersebut, sejumlah media online memberitakan bahwa sembilan anggota DPR ditangkap karena narkoba. Pemberitaan tersebut kemudian dibantah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Saat dihubungi Beritasatu.com pagi ini, orang nomor satu di tubuh Polri ini menyatakan berdasarkan catatan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang juga hadir dalam rapat itu, total ada 19 orang dari TNI yang ditangkap intel TNI karena terindikasi narkoba.

”Nah, saat itu ada seorang bandar yang ditangkap dan di dalam catatannya ditulis ada lima orang anggota Polri dan sembilan orang sipil yang menjadi pelanggannya,” kata Badrodin, Kamis (25/4).

Dari sembilan orang sipil itu, lanjutnya, ada catatan salah satunya adalah anggota DPR asal PPP berinisial IH. Namun tentu, masih kata mantan kapolda Jawa Timur itu, catatan tersebut harus diklarifikasi.

"Belum jelas juga di mana posisi bandar itu saat ini. Ini harus diklarifikasi, harus dicocokan. Tetapi kalau ternyata saudara IH itu menggunakan narkoba, maka itu cocok karena dia sadis betul perilakunya dalam memukuli pembantunya dari video yang kita dapatkan. Polda Metro punya videonya,” sambungnya.

Sebelum IH yang merupakan mantan putra Wakil Presiden Hamzah Haz itu sudah dijadikan tersangka oleh Polda Metro Jaya dalam kasus penganiayaan pembantunya. Dia dipanggil untuk diperiksa pada Rabu (24/2), namun tidak muncul.

”IH itu tidak ada pada kita. Sedang kita cari. Soal lima polisi yang ditulis dalam catatan bandar itu juga sedang kita klarifikasi apakah benar mereka anggota polisi dan apakah benar mereka menggunakan narkoba. Ini sedang kita klarfikasi ke sumber asalnya di Kostrad,” tutupnya.
http://www.beritasatu.com/megapolita...a-narkoba.html


Kasus Narkoba Anak Hamzah Haz Dilimpahkan Ke Polda Metro Jaya
Kamis, 25/02/2016 13:52 WIB

Kabar24.com, JAKARTA - Sembilan warga sipil termasuk Ivan Haz, Anggota DPR RI yang terlibat pengungkapan narkoba tim Intel dan Pom Kostrad Senin (22/2), diserahkan ke Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta dan Kepolisian Daerah Metro Jaya.

"Semua yang sipil telah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk diusut pidananya. Sementara BNN DKI hanya mengurusi penyelidikan laboratorium," kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Pol. Budi Waseso saat dihubungi wartawan, Kamis (25/2/2016).

Adapun lima oknum anggota Polri yang turut terjaring juga diserahkan ke Polda Metro Jaya. Mereka akan diusut Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya. Untuk 19 oknum TNI menjalani pemeriksaan di Polisi Militer Kostrad.

Pria yang biasa disapa Buwas itu belum dapat berkomentar soal seluruh orang tersebut posifit menggunakan narkoba atau tidak. Menurut dia hal itu tengah didalami BNNP DKI Jakarta. "Lihat saja nanti hasilnya," katanya.

Awal pekan ini, Kostrad menggerebek sejumlah tempat di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan terkait pengungkapan peredaran narkotika.

Dalam operasi tersebut, mereka yang diamankan adalah Sersan Satu Anton Siregar positif amfetamin, Kopral Kepala Nasikun positif morfin, dan Kopral Kepala Bambang positif amfetamin dan methamine.

Kemudian lima orang anggota kepolisian diduga membeli narkoba yaitu Brigadir Satu Endi dari Polres Jakarta Selatan, Ajun Inspektur Satu Alfi dari Mabes Polri, Brigadir Kepala Agus Beler dari Polsek Kebayoran Lama, Ajun Inspektur Dua Wandi dari Polres Jakarta Selatan, dan Ajun Inspektur Satu Arip dari Polres Tangerang Selatan.

Selain itu lima orang masyarakat sipil yakni Hidayat, Olan, Joni, Supri, dan Sugeng bertindak selaku kurir pengantar narkoba. Selain itu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Ivan Haz diduga terlibat.
http://kabar24.bisnis.com/read/20160...lda-metro-jaya


Polisi Garap Ivan Haz, Anak Mantan Wapres Kabur ke Madura
Kamis, 25 February 2016 08:03 627


Ivan Hamzah Haz, anggota DPR-RI (Foto Jawa Pos)

JAKARTA – Dugaan keterlibatan anak mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Ivan Haz, dalam kasus narkoba yang diungkap di kompleks Kostrad menemui titik terang. Mabes TNI dam Badan Narkotika Nasional (BNN) menyerahkan penanganan kasus Ivan ke Bareskrim Mabes Polri.

”Sudah (ditangani, Red) di Bareskrim, masih dalam rangka pemeriksaan,” kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di kantor presiden kemarin (24/2). Jenderal bintang tiga yang akrab disapa Buwas itu menjawab keraguan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang sebelumnya menyatakan tidak tahu pihak yang menangani kasus Ivan.

Menurut Buwas, saat ini kasus Ivan yang berkaitan dengan narkoba masih berada dalam tahap penanganan awal Bareskrim. Ivan juga belum dinyatakan positif menggunakan narkoba karena belum ada hasil laboratorium yang memastikannya. Di luar itu, Ivan masih ditangani Polda Metro Jaya atas dugaan penganiayaan terhadap asisten rumah tangga.

Seperti diketahui, Mabes TNI dibantu BNN menggerebek jaringan narkotika di perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Senin (22/2). Petugas menangkap jaringan narkotika yang dikendalikan Kopka BM. Kaki tangan BM dari kalangan sipil ikut ditangkap. Yakni, H, O, J, S, dan SG. Berdasar hasil tes urine, petugas juga menangkap tiga anggota TNI yang positif menggunakan narkoba. Yakni, Sertu AS, Kopka NSK, dan Pratu A. Dari pengakuan BM, ada anggota DPR yang membeli narkobanya, yakni Ivan Haz. BM juga mengatakan bahwa lima polisi menjadi konsumennya, yakni Briptu E, Aiptu AL, Aiptu AR, Bripka AB, dan Aipda W.

Berdasar informasi itu, lima polisi tersebut telah diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri. Polri berupaya membuktikan keterlibatan kelimanya lewat tes urine. Sementara itu, proses hukum lima kurir jaringan Kopka BM juga masih ditangani Bareskrim.

Di kantor presiden, Badrodin menyatakan sudah mendapat kabar perkembangan terbaru soal hasil penggerebekan jaringan Kopka BM dari panglima TNI. Anggota TNI yang dijadikan tersangka berkembang menjadi 19 orang. Kemudian, dari Polri, ada lima anggota. ”Kemudian, orang sipil, termasuk anggota DPR itu, ada sembilan,” terangnya.

Meski begitu, dia belum mendapat konfirmasi lebih lanjut mengenai penanganan Ivan Haz. ”Saya kan belum tahu apakah Ivan Haz itu ada di tempat itu atau (hanya) ada di daftar pembelian itu,” ujarnya. Kabar terbaru yang dia peroleh menyatakan bahwa lima polisi tersebut tidak berada di tempat saat razia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, pemeriksaan terhadap lima anggota Polri itu sedang dilakukan. Informasi dari Kostrad bahwa lima anggota tersebut membeli narkoba akan ditelusuri. ”Kelimanya tentu harus dibuktikan terlibat jaringan narkotika atau menjadi pecandu narkotik,” paparnya.

Salah satu proses yang dilakukan adalah tes urine terhadap kelimanya. Tes itu dilaksanakan secepatnya agar tidak kehilangan jejak zat kimia dalam narkoba seperti amfetamin. ”Kalau ternyata ada, tentu proses berlanjut. Sanksi terberat bisa sampai pemecatan,” jelasnya.

Agus menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Tatang Sulaiman soal anggota DPR dan lima kurir tersebut. ”TNI tidak menangkap atau merazia mereka. Namun, walau begitu, informasi itu tetap akan menjadi masukan untuk diselidiki,” jelasnya.

Di bagian lain, saat dikonfirmasi tentang keberadaan Ivan Haz dan lima kurir narkoba, Kepala Penerangan Kostrad Letkol Heru Dwi Wahana menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara pasti. Namun, saat razia, memang anggota DPR itu tidak ditangkap. ”Kami serahkan ke polisi kalau soal itu. Kami mengurusi yang anggota militer,” tegasnya kemarin.

Sementara itu, politisi PPP juga bingung dengan dugaan keterlibatan Ivan Haz dalam kasus narkoba. Hingga kemarin sore, konfirmasi dari yang bersangkutan belum bisa didapatkan dan upaya menggali informasi ke Polisi Militer (POM) TNI belum berhasil dilakukan. ”Belum. Sampai sekarang, belum ada konfirmasi,” kata Dimyati Natakusumah, Sekjen DPP PPP kubu Djan Faridz.

Dia menyatakan, kasus yang dialami Ivan tentu berdampak bagi PPP sebagai partai Islam. Jika informasi keterlibatan Ivan itu benar, nama baik serta harkat dan martabat partai ikut tercoreng.

Meski demikian, sanksi belum ditentukan. PPP masih akan menunggu kepastian kasus yang dihadapi Wasekjen DPP PPP kubu Djan Faridz tersebut. ”Kami lihat dulu kadarnya. Kami lihat dulu kebenarannya seperti apa,” tegas Dimyati.

Sementara itu, Ivan Haz alias Fenny Syafriansyah disebut-sebut melarikan diri ke Madura. Wakil rakyat dari PPP itu dicurigai kabur dari Jakarta demi menghindari kasus hukum yang membelitnya. Yakni, dugaan penganiayaan pembantu rumah tangga (PRT).

Hanya, keberadaan Ivan di Madura masih misterius. Hingga kemarin petang (24/2), tidak ada tanda-tanda dia ada di Madura. Dari pantauan, rumah istri Ivan di Jalan Cokro, Kota Bangkalan sama sekali tidak berpenghuni. Kondisi yang sama dijumpai di rumah istri Ivan yang lain di Jalan KH Moh. Kholil, Kota Bangkalan.

Menurut Sekretaris DPC PPP Bangkalan Subhan Aziz, Ivan tidak pernah berkunjung ke Madura sejak terpilih sebagai anggota DPR. Ivan juga tidak pernah berkomunikasi dengan DPC PPP Bangkalan. ”Kami tidak pernah berkomunikasi dengan dia (Ivan, Red),” katanya.

Subhan mengaku terkejut saat mendengar isu Ivan lari ke Madura. Subhan mengaku tahu Ivan terbelit kasus hukum dari koran dan televisi. ”Mengenai keberadaan Ivan saat ini, terus terang kami tidak tahu. Bagaimana bisa tahu, memang tidak pernah ada komunikasi,” ucapnya.

Kader PPP di Bangkalan, imbuh Subhan, kecewa dengan kelakuan Ivan. Karena itu, dia meminta DPP PPP tegas menyikapi kasus Ivan. ”Kasus Ivan ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang di masa mendatang,” ujarnya.

Sempat beredar kabar, Ivan lari ke Sumenep. Tapi, dikonfirmasi kepada Ketua DPC PPP Sumenep KH Baharuddin, Ivan belum diketahui ada di kabupaten paling timur Pulau Madura tersebut. ”Saya tidak tahu, dia (Ivan, Red) belum pernah ke Sumenep,” ungkapnya.

Menurut Bahar, jika benar kabur ke Madura, Ivan sangat mungkin ada Bangkalan. Sebab, rumah istri Ivan ada di Bangkalan. ”Di Sumenep tidak ada Ivan,” terang dia.

Selain kasus narkoba, Ivan Haz sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan asisten rumah tangganya. Polda Metro Jaya akan kembali memanggil Ivan setelah mangkir dari pemeriksaan. Rencananya anak mantan Wapres Hamzah Haz itu dipanggil Senin (29/2).

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Muhammad Iqbal mengatakan, panggilan tersebut diberikan setelah pria yang terpilih dari Dapil Jawa Timur XI mangkir dari pemeriksaan. Apabila dia tidak datang lagi, polda mengancam memberikan surat perintah panggilan dengan upaya paksa. ’’Kami tunggu sampai hari yang sudah ditentukan,’’ ujarnya.

Mantan Kapolres Jakarta Utara itu tidak mengetahui keberadaan Ivan. Santer terdengar, dia sedang melalukan kunker ke luar kota. ’’Kami masih cek. Itu merupakan bagian dari proses penyidikan,’’ terangnya.

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombespol Krishna Murti menambahkan, Ivan Haz ditetapkan sebagai tersangka sesuai analisis Mabes Polri. Penyidikan terhadap Ivan juga sudah disetujui Jokowi. ’’Kami jalan terus untuk kasus itu,’’ terangnya.

Sementara itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombespol Wahyu Hadiningrat memastikan lima anggota yang berdinas di jajaran Polres Jakarta Selatan tersebut negatif mengonsumsi narkoba. Namun, mereka saat ini masih diperiksa. ’’Negatif kok,’’ ujarnya.
http://www.pontianakpost.com/polisi-...abur-ke-madura

-----------------------------------------

Itulah akibat kebanyakan nelan duit harom selama jadi anggota DPR, akhirnya duit setan itu habis hanya dimakan Jin ... dipakai foya-foya: main cewek, narkoba, mabok, madon, maling ... benar-benar lengkap sudah praktek "molimo" di kalangan mereka ini. Alamak!


0
3.3K
28
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan