- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wakilnya Ditolak Anak Buah Risma, Ridwan Kamil Curhat di Twitter


TS
pandabeerrr
Wakilnya Ditolak Anak Buah Risma, Ridwan Kamil Curhat di Twitter
Quote:
BANDUNG, KOMPAS.com— Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyesalkan sikap Pemerintah Kota Surabaya yang menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial pada pekan lalu.
Pria yang akrab disapa Emil itu pun sempat menuangkan pendapatnya di akun Twitter miliknya, @ridwankamil.
"Saya menyesalkan, Wakil Wali Kota Bdg ditolak studi banding oleh Pemkot Surabaya. Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akn terima siapapun ut studi," tulis pria yang kerap disapa Emil ini, Rabu (24/2/2016).
Emil kecewa lantaran pada bulan Desember 2015, pihaknya menyambut baik kedatangan tim Pemkot Surabaya yang ingin melakukan studi banding tentang manajemen beras untuk warga miskin (raskin)
"Walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim Pemkot Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke Pemkot bdg," lanjutnya.
Masih di linimasa akun Twitter-nya, Emil mengungkapkan maksud dan tujuan Pemkot Bandung melakukan studi banding ke kota yang dipimpin Tri Rismaharani itu.
"Tim pajak, bersama walikota untuk studi banding ekstensifikasi penerimaan pajak," tulis Emil.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mendapat perlakuan kurang baik saat melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Surabaya.
Oded mengatakan, kejadian itu berlangsung pada pekan kemarin. Dia yang datang bersama rombongan pejabat dan staf Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung berniat untuk melakukan studi banding perihal peningkatan pajak. Namun, setelah sampai di Pemkot Surabaya, Oded dan rombongan malah ditolak anak buah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.
"Saya sudah di Surabaya, alasannya (penolakannya) tidak ada yang jelas," kata Oded saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Bandung, Jalan Ir Djuanda, Rabu.
Lantaran tak mendapat respons, Oded beserta delapan anak buahnya harus pulang ke Bandung dengan tangan hampa.
Pria yang akrab disapa Emil itu pun sempat menuangkan pendapatnya di akun Twitter miliknya, @ridwankamil.
"Saya menyesalkan, Wakil Wali Kota Bdg ditolak studi banding oleh Pemkot Surabaya. Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akn terima siapapun ut studi," tulis pria yang kerap disapa Emil ini, Rabu (24/2/2016).
Emil kecewa lantaran pada bulan Desember 2015, pihaknya menyambut baik kedatangan tim Pemkot Surabaya yang ingin melakukan studi banding tentang manajemen beras untuk warga miskin (raskin)
"Walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim Pemkot Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke Pemkot bdg," lanjutnya.
Masih di linimasa akun Twitter-nya, Emil mengungkapkan maksud dan tujuan Pemkot Bandung melakukan studi banding ke kota yang dipimpin Tri Rismaharani itu.
"Tim pajak, bersama walikota untuk studi banding ekstensifikasi penerimaan pajak," tulis Emil.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mendapat perlakuan kurang baik saat melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Surabaya.
Oded mengatakan, kejadian itu berlangsung pada pekan kemarin. Dia yang datang bersama rombongan pejabat dan staf Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung berniat untuk melakukan studi banding perihal peningkatan pajak. Namun, setelah sampai di Pemkot Surabaya, Oded dan rombongan malah ditolak anak buah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.
"Saya sudah di Surabaya, alasannya (penolakannya) tidak ada yang jelas," kata Oded saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Bandung, Jalan Ir Djuanda, Rabu.
Lantaran tak mendapat respons, Oded beserta delapan anak buahnya harus pulang ke Bandung dengan tangan hampa.
Kenapa ga klarifikasi langsung dengan risma ya daripada yang mana curhat ditwitter
Quote:
Risma Kaget Dituduh Menolak Kunjungan Kerja Pejabat Kota Bandung
SURABAYA,KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, pihaknya tidak bermaksud menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung ke Surabaya.
Menurut dia, surat pemberitahuan kunjungan Wakil Wali Kota Bandung bertepatan dengan persiapan pelantikan Wali Kota Surabaya sehingga pihaknya belum merespons permintaan kunjungan kerja tersebut.
Pernyataan Risma yang disampaikan melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya Fikser itu untuk merespons tuduhan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menyebutkan Pemkot Surabaya menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung.
"Ibu sempat terkejut dan tidak percaya mendengar kabar itu," kata Fikser dikutip Surya.co.id, Rabu (24/2/2016).
"Ibu bilang, kan kita tidak pernah menolak kunjungan dari siapa pun," lanjut Fikser.
Fikser menjelaskan, setelah mendengar kabar tidak tidak enak itu, Risma pun menelusuri surat permintaan kunjungan tersebut. Hasilnya, surat itu tertanggal 15 Februari 2016 yang berisi rencana kunjungan Pemkot Bandung ke Surabaya pada 18 hingga 20 Februari.
Menurut Fikser, surat itu sampai ke Pemkot Surabaya pada 16 Februari, sedangkan pada hari itu, pejabat Pemkot Surabaya sedang menyiapkan pelantikan Risma yang dilaksanakan pada 17 Februari 2016.
"Jadi, secara teknis waktu, tidak mungkin kami bisa memproses penerimaan kunjungan itu," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Ridwan Kamil melalui akun Twitter miliknya menyebutkan Pemkot Surabaya menolak kunjungan kerja Wakil Wali kota Bandung. Akhirnya, kunjungan kerja dialihkan ke Sidorajo.
SURABAYA,KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, pihaknya tidak bermaksud menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung ke Surabaya.
Menurut dia, surat pemberitahuan kunjungan Wakil Wali Kota Bandung bertepatan dengan persiapan pelantikan Wali Kota Surabaya sehingga pihaknya belum merespons permintaan kunjungan kerja tersebut.
Pernyataan Risma yang disampaikan melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya Fikser itu untuk merespons tuduhan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang menyebutkan Pemkot Surabaya menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung.
"Ibu sempat terkejut dan tidak percaya mendengar kabar itu," kata Fikser dikutip Surya.co.id, Rabu (24/2/2016).
"Ibu bilang, kan kita tidak pernah menolak kunjungan dari siapa pun," lanjut Fikser.
Fikser menjelaskan, setelah mendengar kabar tidak tidak enak itu, Risma pun menelusuri surat permintaan kunjungan tersebut. Hasilnya, surat itu tertanggal 15 Februari 2016 yang berisi rencana kunjungan Pemkot Bandung ke Surabaya pada 18 hingga 20 Februari.
Menurut Fikser, surat itu sampai ke Pemkot Surabaya pada 16 Februari, sedangkan pada hari itu, pejabat Pemkot Surabaya sedang menyiapkan pelantikan Risma yang dilaksanakan pada 17 Februari 2016.
"Jadi, secara teknis waktu, tidak mungkin kami bisa memproses penerimaan kunjungan itu," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Ridwan Kamil melalui akun Twitter miliknya menyebutkan Pemkot Surabaya menolak kunjungan kerja Wakil Wali kota Bandung. Akhirnya, kunjungan kerja dialihkan ke Sidorajo.
Quote:
Penolakan studi banding picu ketegangan antara Ridwan Kamil-Soekarwo
Merdeka.com- Buntut penolakan melakukan studi banding peningkatan pajak Wakil Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial, ke Kota Surabaya, Jawa Timur, memicu komentar pedas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Oded mengaku, penolakan terjadi pada pekan lalu. Saat itu dia bertolak ke Kota Pahlawan bersama staf Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Dia mengatakan alasan penolakan itu tidak berdasar.
Oded mengaku heran dengan sikap Pemkot Surabaya. Padahal surat layangan melakukan studi banding sudah dikirim. Bahkan surat balasan dari Pemkot Surabaya sudah diterima.
"Bukan diusir. Kita ke sana, mereka enggak ada yang siap nerima. Tapi alasannya enggak jelas," kata Oded, di Bandung, kemarin.
Atas penolakan itu, Ridwan merasa kecewa dengan sikap Pemkot Surabaya. Kang Emil mengungkapkan kekecewaannya di jejaring sosial Twitter.

"Sy menyesalkan, Wakil walikota Bdg ditolak studi banding ol pemko Surabaya. Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akn terima siapapun ut studi," tulis Kang Emil di akun Twitter-nya.
Meski mendapat perlakukan kurang layak, Kang Emil menyatakan tetap menerima dengan baik kunjungan Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu.
"walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim pemko Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke pemkot bdg," sambung Kang Emil.
Kang Emil menambahkan, dia menulis hal itu di media sosial bukan karena ingin mengumbar masalah.
"Ini bukan soal lebay baper dll. ini utk jadi perhatian. krn bukan yg pertama. ini pernyataan wakil walikota bandung," cuit Kang Emil.
Cuitan Kang Emil di Twitter itu langsung ditanggapi oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, menulis dalam akun Twitter miliknya, menyatakan masyarakat Jawa Timur ramah bagi semua orang.
"Jatim ramah untuk siapa-pun mas @ridwankamil, diklarifikasi agar tidak memunculkan persepsi buat Jatim. *Pakde Karwo," tulis Soekarwo.
Di tempat terpisah, Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser merasa heran. Sebab dia merasa tidak pernah menolak, dan menyatakan tetap membuka diri bagi daerah lain ingin studi banding ke Kota Surabaya.
"Selama ini, Pemkot (Surabaya) selalu membuka diri. Ada banyak daerah lain yang mengajukan surat pengajuan ke Pemkot. Hampir setiap hari ada. Karena pesan Bu Risma (Wali Kota Tri Rismaharini) kita harus mau berbagi dengan kota lain," ujar Fikser.
Fikser mengaku pengajuan dari Ridwan Kamil sudah diterima pihak Pemkot Surabaya. Menurut Fikser, ketika pengajuan studi banding dari Ridwan Kamil belum bisa diterima pada saat itu, menurutnya itu wajar. Sebab harus melalui protokoler.
"Setiap pengajuan itu kan dikirim oleh staf ke staf. Jadi komunikasinya antarstaf. Artinya kan tidak bisa harus hari ini kita terima. Kita atur komunikasinya lagi untuk menentukan jadwal di hari yang lain," beber Fikser.
Fikser mengaku sangat menyesalkan kejadian ini.
"Kami tidak pernah ada niatan menolak daerah manapun. Kita punya data, mereka (Bandung) sering melakukan studi banding ke Surabaya, dan diterima dengan baik. Termasuk saat mereka datang ke Dinas Cipta Karya, mereka kita terima," imbuh Fikser.
Wakil Ketua PDIP Surabaya, Didik Prasetiyono, ikut menanggapi polemik itu. Namun, dia menganggap Emil sedang bergurau. Sebab menurut mereka, selama ini Kota Surabaya tak pernah pelit berbagi pengalaman dengan daerah lain.
"Mungkin Pak Ridwan bercanda, dan tidak diperlukan bagi pemerintah kota menanggapi masalah cuitan itu. Apalagi beliau (Ridwan Kamil) kan punya selera humor tinggi, karena memang tak ada penolakan studi banding yang ditolak Pemkot Surabaya," ujar Didik.
Didik melanjutkan, masyarakat Surabaya dikenal terbuka dan terus terang. "Maka cuitan Pak Wali Kota Bandung juga ditanggapi sebagai canda seorang sahabat. Seperti Bonek bersahabat dengan Viking (suporter Persib)," lanjut Didik.
Meski begitu, Didik menyarankan supaya pola komunikasi akan diatur sesama wali kota, baik formal lewat jajaran pemerintah maupun secara informal lewat telepon. "Mungkin setelah ini Pak Ridwan bisa menjelaskan kronologis, agar tidak menimbulkan persepsi Pemkot Surabaya pelit berbagi ilmu," tutup Didik.
Merdeka.com- Buntut penolakan melakukan studi banding peningkatan pajak Wakil Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial, ke Kota Surabaya, Jawa Timur, memicu komentar pedas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Oded mengaku, penolakan terjadi pada pekan lalu. Saat itu dia bertolak ke Kota Pahlawan bersama staf Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Dia mengatakan alasan penolakan itu tidak berdasar.
Oded mengaku heran dengan sikap Pemkot Surabaya. Padahal surat layangan melakukan studi banding sudah dikirim. Bahkan surat balasan dari Pemkot Surabaya sudah diterima.
"Bukan diusir. Kita ke sana, mereka enggak ada yang siap nerima. Tapi alasannya enggak jelas," kata Oded, di Bandung, kemarin.
Atas penolakan itu, Ridwan merasa kecewa dengan sikap Pemkot Surabaya. Kang Emil mengungkapkan kekecewaannya di jejaring sosial Twitter.

"Sy menyesalkan, Wakil walikota Bdg ditolak studi banding ol pemko Surabaya. Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akn terima siapapun ut studi," tulis Kang Emil di akun Twitter-nya.
Meski mendapat perlakukan kurang layak, Kang Emil menyatakan tetap menerima dengan baik kunjungan Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu.
"walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim pemko Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke pemkot bdg," sambung Kang Emil.
Kang Emil menambahkan, dia menulis hal itu di media sosial bukan karena ingin mengumbar masalah.
"Ini bukan soal lebay baper dll. ini utk jadi perhatian. krn bukan yg pertama. ini pernyataan wakil walikota bandung," cuit Kang Emil.
Cuitan Kang Emil di Twitter itu langsung ditanggapi oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, menulis dalam akun Twitter miliknya, menyatakan masyarakat Jawa Timur ramah bagi semua orang.
"Jatim ramah untuk siapa-pun mas @ridwankamil, diklarifikasi agar tidak memunculkan persepsi buat Jatim. *Pakde Karwo," tulis Soekarwo.
Di tempat terpisah, Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser merasa heran. Sebab dia merasa tidak pernah menolak, dan menyatakan tetap membuka diri bagi daerah lain ingin studi banding ke Kota Surabaya.
"Selama ini, Pemkot (Surabaya) selalu membuka diri. Ada banyak daerah lain yang mengajukan surat pengajuan ke Pemkot. Hampir setiap hari ada. Karena pesan Bu Risma (Wali Kota Tri Rismaharini) kita harus mau berbagi dengan kota lain," ujar Fikser.
Fikser mengaku pengajuan dari Ridwan Kamil sudah diterima pihak Pemkot Surabaya. Menurut Fikser, ketika pengajuan studi banding dari Ridwan Kamil belum bisa diterima pada saat itu, menurutnya itu wajar. Sebab harus melalui protokoler.
"Setiap pengajuan itu kan dikirim oleh staf ke staf. Jadi komunikasinya antarstaf. Artinya kan tidak bisa harus hari ini kita terima. Kita atur komunikasinya lagi untuk menentukan jadwal di hari yang lain," beber Fikser.
Fikser mengaku sangat menyesalkan kejadian ini.
"Kami tidak pernah ada niatan menolak daerah manapun. Kita punya data, mereka (Bandung) sering melakukan studi banding ke Surabaya, dan diterima dengan baik. Termasuk saat mereka datang ke Dinas Cipta Karya, mereka kita terima," imbuh Fikser.
Wakil Ketua PDIP Surabaya, Didik Prasetiyono, ikut menanggapi polemik itu. Namun, dia menganggap Emil sedang bergurau. Sebab menurut mereka, selama ini Kota Surabaya tak pernah pelit berbagi pengalaman dengan daerah lain.
"Mungkin Pak Ridwan bercanda, dan tidak diperlukan bagi pemerintah kota menanggapi masalah cuitan itu. Apalagi beliau (Ridwan Kamil) kan punya selera humor tinggi, karena memang tak ada penolakan studi banding yang ditolak Pemkot Surabaya," ujar Didik.
Didik melanjutkan, masyarakat Surabaya dikenal terbuka dan terus terang. "Maka cuitan Pak Wali Kota Bandung juga ditanggapi sebagai canda seorang sahabat. Seperti Bonek bersahabat dengan Viking (suporter Persib)," lanjut Didik.
Meski begitu, Didik menyarankan supaya pola komunikasi akan diatur sesama wali kota, baik formal lewat jajaran pemerintah maupun secara informal lewat telepon. "Mungkin setelah ini Pak Ridwan bisa menjelaskan kronologis, agar tidak menimbulkan persepsi Pemkot Surabaya pelit berbagi ilmu," tutup Didik.
Quote:
Kronologi Penolakan Kunjungan Kerja oleh Pemkot Surabaya Versi Ridwan Kamil
BANDUNG, KOMPAS.com— Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kembali berkicau di linimasa Twitter.
Kali ini, dia memberikan penjelasan soal penolakan kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial oleh Pemkot Surabaya.
Dalam akun Twitter-nya, @ridwankamil, pria yang akrab disapa Emil ini mengunggah foto yang memuat kronologi kunjungan kerja ke Surabaya.
Berikut ini kronologinya:
"Senin, 15 Februari 2016: Surat Sekretariat Daerah Kota Bandung Nomor 090/505-Disyanjak tanggal 15 Februari 2016 Perihal Kunjunang Kerja dikirimlan via email diterima oleh sdr. Angga, pelaksana pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya.
Rabu, 17 Februari 2016: Diterima informasi melalui telepon sdr. Sigit Kepala Seksi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya bahwa pada prinsipnya kunjungan kerja dapat diterima.
Kamis, 18 Februari 2016: Rombongan sebanyak 10 (sepuluh) orang dipimpin oleh Bapak Wakil Wali Kota Bandung berangkat menuju Surabaya.
Jum'at 19 Februari 2016: Perwakilan rombongan melakukan koordinasi pendahuluan kepada Pemerintah Kota Surabaya diterima oleh Kepala Bagian Umum dan Protokol.
Diperoleh informasi sebagai berikut: a. Surat permohonan kunjungan kerja telah diterima dan didisposisi oleh Wali Kota Surabaya dengan isi disposisi: UMP; b. Pejabat Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat menindaklanjuti disposisi sebagaimana dimaksud untuk menerima rombongan kunjungan kerja.
- Bapak Wakil Wali Kota melakukan komunikasi dengan anggota DPRD Kota Surabaya (tetap tidak ada putusan untuk diterima).
- Bapak Bapak Wakil Wali Kota memutuskan melakukan komparasi ke kota terdekat (Sidoarjo).
- Melalui komunikasi secara informal/telepon, Kabupaten Sidoarjo sebagai kota terdekat berkenan menerima rombongan kerja.
- Rombongan diterima oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset beserta jajaran."
"Terlampir kronologis. Tdk mngkin dtg tanpa konfirmasi. logika sederhana. Smg tdk terjadi lg. Sby-Bdg itu bersaudara," tulis Emil, Kamis (25/2/2016).
Akun Twitter Emil pun langsung mendapat beragam respons dari netizen. Sejumlah netizen berharap persoalan tersebut tak berbuntut panjang.
"Ya sudah kang, apakah begitu sulit telepon bu Risma? Masalah gitu aja kok repot," tulis pemilik akun @wikibatak.
Ada juga netizen yang menyayangkan sikap Emil yang terkesan memperluas masalah.
"Langsung telepon bu Risma. Jangan curhat di sini, efeknya besar," ujar @aleppodemas.
BANDUNG, KOMPAS.com— Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kembali berkicau di linimasa Twitter.
Kali ini, dia memberikan penjelasan soal penolakan kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial oleh Pemkot Surabaya.
Dalam akun Twitter-nya, @ridwankamil, pria yang akrab disapa Emil ini mengunggah foto yang memuat kronologi kunjungan kerja ke Surabaya.
Berikut ini kronologinya:
"Senin, 15 Februari 2016: Surat Sekretariat Daerah Kota Bandung Nomor 090/505-Disyanjak tanggal 15 Februari 2016 Perihal Kunjunang Kerja dikirimlan via email diterima oleh sdr. Angga, pelaksana pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya.
Rabu, 17 Februari 2016: Diterima informasi melalui telepon sdr. Sigit Kepala Seksi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya bahwa pada prinsipnya kunjungan kerja dapat diterima.
Kamis, 18 Februari 2016: Rombongan sebanyak 10 (sepuluh) orang dipimpin oleh Bapak Wakil Wali Kota Bandung berangkat menuju Surabaya.
Jum'at 19 Februari 2016: Perwakilan rombongan melakukan koordinasi pendahuluan kepada Pemerintah Kota Surabaya diterima oleh Kepala Bagian Umum dan Protokol.
Diperoleh informasi sebagai berikut: a. Surat permohonan kunjungan kerja telah diterima dan didisposisi oleh Wali Kota Surabaya dengan isi disposisi: UMP; b. Pejabat Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat menindaklanjuti disposisi sebagaimana dimaksud untuk menerima rombongan kunjungan kerja.
- Bapak Wakil Wali Kota melakukan komunikasi dengan anggota DPRD Kota Surabaya (tetap tidak ada putusan untuk diterima).
- Bapak Bapak Wakil Wali Kota memutuskan melakukan komparasi ke kota terdekat (Sidoarjo).
- Melalui komunikasi secara informal/telepon, Kabupaten Sidoarjo sebagai kota terdekat berkenan menerima rombongan kerja.
- Rombongan diterima oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset beserta jajaran."
"Terlampir kronologis. Tdk mngkin dtg tanpa konfirmasi. logika sederhana. Smg tdk terjadi lg. Sby-Bdg itu bersaudara," tulis Emil, Kamis (25/2/2016).
Akun Twitter Emil pun langsung mendapat beragam respons dari netizen. Sejumlah netizen berharap persoalan tersebut tak berbuntut panjang.
"Ya sudah kang, apakah begitu sulit telepon bu Risma? Masalah gitu aja kok repot," tulis pemilik akun @wikibatak.
Ada juga netizen yang menyayangkan sikap Emil yang terkesan memperluas masalah.
"Langsung telepon bu Risma. Jangan curhat di sini, efeknya besar," ujar @aleppodemas.
Diubah oleh pandabeerrr 25-02-2016 11:34


tien212700 memberi reputasi
1
39.3K
Kutip
322
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan