- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengapa Kita(KP*) Semakin Takut dengan Belahan Dada?


TS
minatoonamikaze
Mengapa Kita(KP*) Semakin Takut dengan Belahan Dada?
Quote:

Tayangan kontes kecantikan di televisi diburamkan karena menunjukan belahan dada, dan sebuah akun Facebook dibekukan setelah mengunggah sejumlah foto perempuan Indonesia bertelanjang dada di masa lampau. Mengapa kita semakin takut dengan tubuh perempuan?

Quote:
Perdebatan tentang sensor dan definisi pornografi menghangat beberapa hari terakhir setelah sebuah televisi, dalam tayangan ulang kontes kecantikan, memburamkan bagian dada para peserta yang menggunakan kebaya.
Tidak diketahui apakah ada teguran langsung dari Komisi Penyiaran Indonesia terkait tayangan itu, tetapi pengguna media sosial ramai mengkritik dan mengkaitkannya dengan kebijakan sensor lewat meme-meme satir.
"Pentil ban di sensor KPI" dan "Angin puting beliung di sensor KPI", begitu judul gambar yang beredar di media sosial menampilkan gambar pentil ban dan angin puting beliung yang diburamkan.
Akun Twitter @PanjiKoming, komik dengan busana khas zaman kerajaan nusantara yang diterbitkan di surat kabar Kompas, juga mengunggah gambar tokoh-tokohnya yang diburamkan di bagian dada. "Suatu saat nanti, bukan tak mungkin," tulis akun tersebut.
Dibekukan
Perdebatan lantas tak berhenti sampai di situ, seorang pengguna Facebook bernama Dea Safira mengunggah sejumlah foto perempuan Indonesia di masa lalu yang tidak menggunakan penutup dada.
Dengan bermodal mesin pencari, dia mengumpulkan foto-foto perempuan tahun 1950-an dan memasukannya dalam album berjudul "The Culture of Real Indonesian Women" untuk memicu kembali diskusi terkait tubuh perempuan dan sensor.
"Saya sedang mengumpulkan foto-foto sejarah yang menggambarkan bagaimana perempuan Indonesia berpakaian sebelum apa yang disebut "sensor" ini ada. Saya menemukan banyak dokumentasi dari Jawa, Kalimantan, Makassar, dan Bali," katanya dalam unggahan yang telah dibagikan hingga 3.000 kali itu.

Sekitar tahun 1954, perempuan dan anak-anak di Bali, Indonesia.
Namun, Rabu (23/02) malam, akun Dea dibekukan oleh Facebook karena dianggap mengespos "ketelanjangan" dan "eksplisit secara seksual'. Langkah itu dilakukan Facebook setelah mendapat banyak laporan dari pengguna Facebook lain.
Dalam sebuah blog, Dea lalu menulis pembelaannya, "Saya melihat foto-foto yang saya kumpulkan memiliki nilai bagi sejarah Indonesia. Dan itu tidak dibuat sebagai foto pornografi, cabul, atau skandal, melainkan sebagai aspek sejarah yang bisa membantu masyarakat berpikir kembali tentang seksualitas tubuh perempuan. Inilah mengapa saya menyadari, penting untuk membagikan dan mengedukasi publik tentang isu ini."
Tidak diketahui apakah ada teguran langsung dari Komisi Penyiaran Indonesia terkait tayangan itu, tetapi pengguna media sosial ramai mengkritik dan mengkaitkannya dengan kebijakan sensor lewat meme-meme satir.
"Pentil ban di sensor KPI" dan "Angin puting beliung di sensor KPI", begitu judul gambar yang beredar di media sosial menampilkan gambar pentil ban dan angin puting beliung yang diburamkan.
Akun Twitter @PanjiKoming, komik dengan busana khas zaman kerajaan nusantara yang diterbitkan di surat kabar Kompas, juga mengunggah gambar tokoh-tokohnya yang diburamkan di bagian dada. "Suatu saat nanti, bukan tak mungkin," tulis akun tersebut.
Dibekukan
Perdebatan lantas tak berhenti sampai di situ, seorang pengguna Facebook bernama Dea Safira mengunggah sejumlah foto perempuan Indonesia di masa lalu yang tidak menggunakan penutup dada.
Dengan bermodal mesin pencari, dia mengumpulkan foto-foto perempuan tahun 1950-an dan memasukannya dalam album berjudul "The Culture of Real Indonesian Women" untuk memicu kembali diskusi terkait tubuh perempuan dan sensor.
"Saya sedang mengumpulkan foto-foto sejarah yang menggambarkan bagaimana perempuan Indonesia berpakaian sebelum apa yang disebut "sensor" ini ada. Saya menemukan banyak dokumentasi dari Jawa, Kalimantan, Makassar, dan Bali," katanya dalam unggahan yang telah dibagikan hingga 3.000 kali itu.
Spoiler for awas BB++:

Sekitar tahun 1954, perempuan dan anak-anak di Bali, Indonesia.
Namun, Rabu (23/02) malam, akun Dea dibekukan oleh Facebook karena dianggap mengespos "ketelanjangan" dan "eksplisit secara seksual'. Langkah itu dilakukan Facebook setelah mendapat banyak laporan dari pengguna Facebook lain.
Dalam sebuah blog, Dea lalu menulis pembelaannya, "Saya melihat foto-foto yang saya kumpulkan memiliki nilai bagi sejarah Indonesia. Dan itu tidak dibuat sebagai foto pornografi, cabul, atau skandal, melainkan sebagai aspek sejarah yang bisa membantu masyarakat berpikir kembali tentang seksualitas tubuh perempuan. Inilah mengapa saya menyadari, penting untuk membagikan dan mengedukasi publik tentang isu ini."
Quote:
Semakin Konservatif
"Pengetahuan tentang seksualitas dan tubuh harus dipelajari sejarahnya. Ini terkait juga dengan sejarah fesyen dan Nusantara. Hal-hal seperti ini tidak boleh disensor karena merupakan pengetahuan."
"Sementara industri pornografi itu hal yang berbeda, jauh berbeda dengan yang pertama tadi. Masyarakat kita, pemerintah kita, atau siapa saja yang melarang itu, menyamakan pengetahuan dengan industri pornografi. (Foto perempuan Bali bertelanjang dada) Itu adalah fakta sejarah, pengetahuan yang seharusnya bisa akses oleh siapapun."

Sekitar tahun 1950. Tiga perempuan mandi dalam tempat permandian umum di sebuah desa di Indonesia
masyarakat kini semakin konservatif, dan ketakutan terhadap tubuh perempuan disebutnya sebagai sebuah "fobia baru."
"Dulu kita sebut saja (ada fobia) komunisme. Wah itu menakutkan! Sekarang fobia baru yang menakutkan adalah tubuh perempuan. Ini cukup mengkhawatirkan karena ketika kitatidak bisa membedakan antara pengetahuan, erotisme, dan pornografi, ini akan menjadikan perempuan sebagai korban," sambungnya.

Sebuah lukisan karya Asmara Made menunjukan kultur perempuan Bali yang pada zaman dahulu tidak menggunakan penutup dada.
"Pengetahuan tentang seksualitas dan tubuh harus dipelajari sejarahnya. Ini terkait juga dengan sejarah fesyen dan Nusantara. Hal-hal seperti ini tidak boleh disensor karena merupakan pengetahuan."
"Sementara industri pornografi itu hal yang berbeda, jauh berbeda dengan yang pertama tadi. Masyarakat kita, pemerintah kita, atau siapa saja yang melarang itu, menyamakan pengetahuan dengan industri pornografi. (Foto perempuan Bali bertelanjang dada) Itu adalah fakta sejarah, pengetahuan yang seharusnya bisa akses oleh siapapun."
Spoiler for awas BB++:

Sekitar tahun 1950. Tiga perempuan mandi dalam tempat permandian umum di sebuah desa di Indonesia
masyarakat kini semakin konservatif, dan ketakutan terhadap tubuh perempuan disebutnya sebagai sebuah "fobia baru."
"Dulu kita sebut saja (ada fobia) komunisme. Wah itu menakutkan! Sekarang fobia baru yang menakutkan adalah tubuh perempuan. Ini cukup mengkhawatirkan karena ketika kitatidak bisa membedakan antara pengetahuan, erotisme, dan pornografi, ini akan menjadikan perempuan sebagai korban," sambungnya.

Sebuah lukisan karya Asmara Made menunjukan kultur perempuan Bali yang pada zaman dahulu tidak menggunakan penutup dada.
Quote:
Lalu, kembali ke pertanyaan di awal artikel ini, apa yang menyebabkan orang semakin takut dengan tubuh perempuan?
Dia mengatakan ada tafsir yang harafiah terhadap semua agama. Selain itu, globalisasi informasi (khususnya di internet yang terlalu cepat) juga berkontribusi dalam menciptakan rasa takut baru.
"Tubuh perempuan tidak salah, tapi kalau anak-anak mengkonsumsinya sebagai pornografi memang bahaya, tetapi kalau publik mengkonsumsi tubuh perempuan sebagai pengetahuan sejarah nusantara, itu akan membuat kita lebih pintar bijaksana," simpulnya. "Kita tidak mungkin menolak sejarah bahwa dulu sebelum 1980-an kalau pakai kebaya, leher sampai dada kelihatan. Saya kira ini ketakutan-ketakutan yang tidak ada dasarnya."
Dia mengatakan ada tafsir yang harafiah terhadap semua agama. Selain itu, globalisasi informasi (khususnya di internet yang terlalu cepat) juga berkontribusi dalam menciptakan rasa takut baru.
"Tubuh perempuan tidak salah, tapi kalau anak-anak mengkonsumsinya sebagai pornografi memang bahaya, tetapi kalau publik mengkonsumsi tubuh perempuan sebagai pengetahuan sejarah nusantara, itu akan membuat kita lebih pintar bijaksana," simpulnya. "Kita tidak mungkin menolak sejarah bahwa dulu sebelum 1980-an kalau pakai kebaya, leher sampai dada kelihatan. Saya kira ini ketakutan-ketakutan yang tidak ada dasarnya."
Spoiler for R.I.P KP*:






:gaasik :dor
komen dari agan2:
Quote:
Quote:
Original Posted By shast777►Justru yg di sensor itu,
Malah bikin penasaran anak kecil gan
Jadi bs nyari di gugel deh
Hadehhhhh
Malah bikin penasaran anak kecil gan
Jadi bs nyari di gugel deh
Hadehhhhh
Quote:
Original Posted By Sakna►Menurut gw sih lebaayy..
Mungkin tujuannya bagus biar gak merusak moral tp makin ke sini jd keterlaluan..masa sandy spongebob aja di sensor siapa jg yg horny liat tupai naked gtu 😆😆😆
Menurut gw sih di saring aja mana yg bnr2 porno/barbar bru deh di sensor..kecuali klo org2 yg nyensor tuh imajinasinya ketinggian yaa gak bs ngomong lagi kite
Mungkin tujuannya bagus biar gak merusak moral tp makin ke sini jd keterlaluan..masa sandy spongebob aja di sensor siapa jg yg horny liat tupai naked gtu 😆😆😆
Menurut gw sih di saring aja mana yg bnr2 porno/barbar bru deh di sensor..kecuali klo org2 yg nyensor tuh imajinasinya ketinggian yaa gak bs ngomong lagi kite
Quote:
Original Posted By Vanz86►Sebetulnya 'SENSOR' menurut ane ga dibutuhkan..
Karena semua itu kembali lagi ke orang yang melihat sebagai apa.??
Ane sih ga pernah lagi nonton acara di TV lokal, *JUJUR..
Karena menurut ane sensor itu pembodohan, dan ane ga mau anak ane suatu saat akan bingung lihat belahan padahal di TV dia ga pernah lihat.. Tentu butuh peran orang tua dalam hal seperti ini, pengawasan, pembinaan, dan pengarahan..
Kalau 'SENSOR' seperti saat ini,
Coba tanya ke anggota KPI yang pria, mereka suka ga lihat belahan.?
Kalau dia bilang tidak, berarti kita patut curiga...
Jadi hidup itu GA PERLU MUNAFIK.!!!
Karena semua itu kembali lagi ke orang yang melihat sebagai apa.??
Ane sih ga pernah lagi nonton acara di TV lokal, *JUJUR..
Karena menurut ane sensor itu pembodohan, dan ane ga mau anak ane suatu saat akan bingung lihat belahan padahal di TV dia ga pernah lihat.. Tentu butuh peran orang tua dalam hal seperti ini, pengawasan, pembinaan, dan pengarahan..
Kalau 'SENSOR' seperti saat ini,
Coba tanya ke anggota KPI yang pria, mereka suka ga lihat belahan.?
Kalau dia bilang tidak, berarti kita patut curiga...
Jadi hidup itu GA PERLU MUNAFIK.!!!
Quote:
Original Posted By mgrama►Uhum,,,,,Gra2 sekarang dada cewek disensor, kalo ane nobar bareng kawan2 pas ada scene yg nunjukin belahan dada sedikit aja, kawan2 dan pada berisik dan ngomong "Wah manteb", beda ama dulu walaupun ada scene cewek belahan dadanya keliatan dan puti*g nya nampak tapi kawan pada biasa aja
. Bijimana nanti dimasa depan kalo kawan2 ngeliat cewek pke pakaian yg seksi Bisa2 dicabulin
Ada apakah ini


Ada apakah ini

betul gan. sensor malah bikin anak2 sekarang gampang horny

KOMEN KAMPRET

Quote:
Original Posted By ratazel►Kalo si "otong" nya cowok nonjol disensor juga dong supaya adil
Quote:
Original Posted By crockoaches►Ane ngakak sama huruf I yg disensor di trit ini jadi KP*

Tukang sensor kena sensor
Tp katanya kemarin yg nyensor itu lembaga sensor, bukan KP*
Tapi lagi yg bikin undang2 sensor menyensor tetep aja KP*


Tukang sensor kena sensor

Tp katanya kemarin yg nyensor itu lembaga sensor, bukan KP*

Tapi lagi yg bikin undang2 sensor menyensor tetep aja KP*
biar thread ane gak disensor gan :cih
TOP KOMEN :
Quote:
Original Posted By uchihagunawan►justru kalo di sensor malah bikin anak2 penasaran gan, dan alhasil berimajinasi diluar batas 
kalo mau terhindar dari hal2 yg tidak diiginkan bukan begitu caranya. perbanyak acara berkualitas yg mendidik
dan buat orang tua kasih pengetahuan tentang sex sejak dini
jangan sampe anak2 jadi horny an gara2 sensor

kalo mau terhindar dari hal2 yg tidak diiginkan bukan begitu caranya. perbanyak acara berkualitas yg mendidik
dan buat orang tua kasih pengetahuan tentang sex sejak dini
jangan sampe anak2 jadi horny an gara2 sensor

Quote:
Original Posted By beavismanace►Gak usah munafik lah gan, jangankan belahan, yg laki pasti banyak yg suka coli pake bahan dada terbungkus kaot ketat, apalagi ditambah belahan gan. Jadi klo disensor ya saya setuju aja, tapi saran saya, klo nyensor yg pinter, macam orang arab sono
Tapi yg keterlaluan, masa kartun semacam hewan (sandy pake bikini) disensor, sapa pula yg mau coli bayangin hewan -.-
Klo masalah jaman dulu nih, inget gan, jaman selalu berkembang, dulu yg dibali, krn cewenya emang telanjang, jadi ya wajar, kan adatnya gitu, dulu juga pemikiran orang nggak sejorok sekarang, klo sekarang liat aja, pake rok mini, dirudapaksa, pake kaos ketat dicolek2 disuit2in, dulu mana berani orang
Pejwan gan, biar para baiker yg protes ngequote komentar saya
Tapi yg keterlaluan, masa kartun semacam hewan (sandy pake bikini) disensor, sapa pula yg mau coli bayangin hewan -.-
Klo masalah jaman dulu nih, inget gan, jaman selalu berkembang, dulu yg dibali, krn cewenya emang telanjang, jadi ya wajar, kan adatnya gitu, dulu juga pemikiran orang nggak sejorok sekarang, klo sekarang liat aja, pake rok mini, dirudapaksa, pake kaos ketat dicolek2 disuit2in, dulu mana berani orang
Pejwan gan, biar para baiker yg protes ngequote komentar saya

lgsung pejwan gan

sumber
sumber
mamir juga dimari gan:
22 hal yang membuktikan bahwa punya tatto bukan berarti kamu berandalan
:dor :dor :dor
22 hal yang membuktikan bahwa punya tatto bukan berarti kamu berandalan
:dor :dor :dor
Diubah oleh minatoonamikaze 26-02-2016 07:42
0
56.6K
Kutip
471
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan