Saya pernah mengalami tenggorokan terasa terbakar, menurut penelitian sih ini dipicu oleh reflux asam, Gastroesophageal Reflux Disease atau disingkat GERD yang merupakan nama lain dari reflux asam.

Disebabkan karena tidak menutupnya katup perut dan kerongkongan, hal ini memungkinkan asalam lambung untuk menjalar ke tenggorokan dan menyebabkan tenggorokan sepeti terbakar, ngeri juga ya.

Gejala ini merupakan gangguan dimana asam di lambung terdorong ke korongkongan karena katup yang memisahkan perut dan kerongkonngan tidak berfungsi dengan baik.

Reflux asam juga biasa terjadi pada orang yang menderita obesitas seperti saya, hal ini karena orang gemuk kelebihan beban dan malas untuk olahraga sehingga ada tekanan pada perut yang membuat katup otot diantara kerongkongan dan perut terbuka.

Pada orang normal katup tersebut akan otomatis tertutup, mencegah asam di lambung ke kerongkongan, reflux asam tidak terkontrol dapat menyebabkan peradangan, kalo gitu berarti saya gak normal dong.

Pada awalnya berbaring setelah makan mungkin akan membuat saya meras baik dan nyaman, namun sementara tubuh saya beristirahat seperti dipantai, tapi ternyata sistem pencernaan saya akan bekerja keras, hal tersebut bisa meningkatkan kadar asam lambung, dan memicu sakit mag. Terkadang bisa menyebabkan rasa panas di perut, dada, dan tenggorokan.

Ternyata normalnya isi lambung akan kosong kembali sekitar 2jam setelah saya makan, tapi kalo posisi tubuh saya pada posisi berbaring seperti dipantai ini maka proses pengosongan lambung akan terhambat, atau terlambat seperti jalanan yang macet.

Hal ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mencret atau sembelit, tergantung bahan makanan yang saya makan, jadi sebaiknya jangan berbaring setelah makan, walaupun saat berbaring setelah makan itu sangat nikmat, tunggu setidaknya hingga 1 jam agar sebagian makanan dicerna kelambung menuju usus.

Jika Anda terbiasa makan larut malam sebelum tidur seperti saya, pasti akan meningkatkan berat badan, apalagi jika timani oleh video game, karena selama tidur kecepatan sistem pencernaan akan melambat,

Untuk itu makan larut malam tidak dianjurkan karena enzim dan asam lambung yang berfungsi untuk mengubah makanan jadi energi tidak aktif, sehingga bisa menumpuk kalori dalam tubuh dan berakhir memiliki badan yang gemuk seperti saya.

Padahal untuk menurunkan berat badan tubuh saya harus membakar kalori lebih banyak dari kalori yang saya konsumsi,gimana mau menurunkan berat badan ? olahraga aja 1 minggu sekali, itu juga kalo ingat, jadi penimbunan makanan yang terbanyak ketika saya tidur setelah makan terutama terjadi dibagian perut, sehingga peru tsaya menjadi buncit sepeti gambar diatas.

Menurut Teman saya cara untuk menghindari rasa kantuk setelah makan, maka sebaiknya jangan makan hingga terlalu kenyang, perbanyaklah jumlah asupan protein dan kurangi jumlah asupan karbohidrat, kurangi makanan yang mengandung tepung, dan gula seperti roti, pasta, kue, dan juga mie.

Pilihlah protein dengan lemak rendah seperti tahu, tempe, kacang – kacangan, Ikan, Daging Ayam yang tanpa kulit, dan lain lain.

Mungkin ini merupakan resiko yang paling berbahaya yang terjadi jika saya keseringan tidur setelah makan, setelah saya bertanya ke pakar penelitian yang dilakukan University of Ioannina Yunani ini menemukan bahwa perilaku tidur setelah makan dapat menyebabkan resiko serangan stroke.

Penelitian yang melibatkan 500 responden orang sehat menemukan bahwa oran yang memiliki jeda paling lama antara makan tidur mempunyai resio terrendah untuk mengalami stroke.

ternyata ada dua teori yang bisa menjelaskan hasil penelitian ini, pertama stoke bisa terjadi disebabkan oleh kersanya kerja sistem pencernaan saya yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah, kadar gula darah, dan kolestrol yang nantinya bisa memicu terjadinya stroke.

Teori kedua mengemukakan bila saya tidur setelah makan mungkin meningkatkan terjadinya Abnea tidur atau nafas terhenti selama tidur yang bisa menyebabkan serangan stroke.