Ini bakalan jadi tulisan pertama saya, semoga bisa menginspirasi.

Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke rumah seorang teman untuk bersilaturahmi, ketika saya hendak akan berpamitan setelah beberapa jam ngobrol ini-itu, pengalaman, pola pikir, dan obrolan dengan tema-tema berat maupun ringan lainnya, ada satu wejangan yang beliau sampaikan kepada saya. Beliau berkata, “kalo mau sukses, lo musthi keluar dari zona nyaman lo lagi…” dan karena kebetulan saya tinggal di Depok, beliau menambahkan “lo musthi keluar dari Depok, Depok nyaman gila, lo musthi terbiasa dengan atmosfer keras Jakarta. Tinggal di Jakarta ajeeee”.

Lalu saya berpikir… apa yang beliau katakana 100% benar!

Saya dilahirkan dan dibesarkan di kota yang boleh dibilang sarat akan zona kenyamanan. Semarang, bertahun-tahun saya hidup dikelilingi oleh atmosfer kenyamanan. Budaya jawa, dan atmosfer santai ada di sekeliling saya sejak kecil. Lalu beranjak dewasa, saya melanjutkan studi di salah satu universitas ternama di Depok(bisa ditebak lah ya).

Saya melanjutkan hidup di Depok untuk kuliah dan kini bekerja di Jakarta namun tetap memilih untuk tinggal di Depok. Belasan tahun hidup di Semarang, dan kini beberapa tahun di Depok. Dua lokasi berjauhan namun masih sarat akan zona kenyamanan. Semarang yang berisi orang-orang jawa, dan Depok yang dikelilingi pepohonan. NYAMAN!

Lalu sampai suatu saat teman saya sampaikan wejangan soal “sukses dan zona nyaman”. Yang beliau sampaikan menurut saya benar. Kenyamanan adalah salah satu hambatan menuju kesuksesan, jika terlalu nyaman kita akan cenderung malas. Saya pun mengakui bahwa jatidiri saya sebenarnya mungkin tergolong orang paling malas. Dan Depok dan Semarang tempat paling cocok buat saya.

Sedangkan Jakarta tidak, pernah juga saya berfikir bahwa “Jakarta failed on me” mengingat kerasnya hidup di Jakarta. Tapi siapa tak suka kenyamanan? Eheheh

Bukannya saya hendak mendiskreditkan orang Jawa, Semarang, dan Depok. Tapi siapa sih yang ga setuju kalo tiga hal tersebut menyuguhkan kenyamanan? Semua pasti sepakat ya kan.