- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menagih Janji Ridwan Kamil untuk Revitalisasi Saritem


TS
pandabeerrr
Menagih Janji Ridwan Kamil untuk Revitalisasi Saritem
Quote:

BANDUNG, KOMPAS.com— Mei 2015 lalu, warga Saritem di Jalan Gardujati, Kota Bandung, mendadak geger. Pada tengah malam, ratusan aparat kepolisian merangsek masuk ke perkampungan yang dikenal sebagai lokasi prostitusi terbesar di Bandung.
Kegiatan penggerebekan Saritem sudah sudah kesekian kalinya dilakukan. Namun, untuk penutupannya kali pertama dilakukan di masa kepemimpinan Ridwan Kamil.
Meski dikecam warga, Pemerintah Kota Bandung berambisi melenyapkan aktivitas bisnis haram di Saritem. Agar tak mematikan ekonomi warga, Ridwan Kamil pun menawarkan solusi. Salah satunya, merevitalisasi kawasan Saritem menjadi pasar emas.
Namun, hingga kini rencana itu tak pernah terwujud. Emil, sapaan akrabnya, mengatakan, rencana revitalisasi Saritem menjadi pasar emas terganjal belum adanya komitmen dari investor.
"Untuk yang pasar emas itu dia punya penahapan ekspansi bisnisnya. Nah, ekpansi yang pertamanya dia fokus dulu di Kabupaten Bandung," ucap Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (22/2/2016) sore.
Menurut Emil, revitalisasi Saritem menjadi solusi paling masuk akal. Selain bisa menekan praktik prostitusi, munculnya pasar emas bisa membantu memulihkan ekonomi masyarakat.
"Jadi nunggu frenchise-nya di Kabupaten Bandung selesai, saya mau tarik ke daerah Saritem. Tapi rencana itu menurut saya yang paling solutif," ucapnya.
Selain itu, Emil juga menawarkan pinjaman lunak kepada warga Saritem melalui program kredit melati (melawan rentenir). Program itu dimaksudkan agar masyarakat bisa mendapatkan modal untuk beriwirausaha.
Namun, setali tiga uang, upaya tersebut nyaris tak berdampak. Hingga saat ini, Emil mengaku belum mendapat laporan berapa jumlah warga Saritem yang mengajukan pinjaman.
"Saya sudah tugaskan kepada lurah, makanya saya mau tanya dari 7.000 kredit melati yang sudah diberikan saya pengen tahu berapa yang sudah diserap oleh penduduk Saritem ini," jelasnya.
Quote:
Ridwan Kamil: Kalau Ada Beking di Saritem, Saya Lawan!
BANDUNG,KOMPAS.com — Aktivitas prostitusi di Kota Bandung masih terus berlangsung. Sejumlah program yang diusung Pemerintah Kota Bandung terkesan masih jauh panggang dari api.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tak menampik bahwa aktivitas menjajakan diri masih terus berjalan. Menurut dia, prostitusi merupakan bagian dari dinamika sosial daerah perkotaan.
Khusus untuk lokasi prostitusi di Saritem, Emil mengatakan, dinamika praktik prostitusi tak ubahnya seperti pedagang kaki lima (PKL).
Pria yang akrab disapa Emil itu membantah ada upaya pembekingan dari aparat setempat untuk menghalangi penertiban.
"Enggak ada (pembekingan). Masalah itu mah dilawan sama saya juga. Iya, beneran," ucap Emil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa (16/2/2016).
Emil menilai, dalam konteks prostitusi, seharusnya tidak hanya penjaja seks yang terkena dampak, tetapi juga harus ada tindakan tegas bagi para pria hidung belang.
"Yang paling memungkinkan itu menghukum lelakinya, cuma belum ada referensi aturannya. Kalau bisa ada aturan yang menghukum lelakinya, penggunanya, konsumennya, tapi cantolan payung hukumnya apa, saya belum nemu," tuturnya.
"Jadi ada supply ada demand, itu gagasan saja. Saya belum nemu aspek hukumnya bagaimana memenggal si demand-nya supaya si supply-nya seret," kata Emil melanjutkan.
Emil melanjutkan, dalam sejarah prostitusi di Indonesia, pemerintah sudah lama mencari upaya untuk melenyapkan bisnis birahi itu. Namun, para pelaku pun selalu mencari celah.
"Kita lihat sejarah prostitusi saja, dari zaman dulu sampai sekarang negara terus saja mencari upaya, tapi namanya hal begitu, mereka (pelaku) juga terus mencari celah," kata dia.
BANDUNG,KOMPAS.com — Aktivitas prostitusi di Kota Bandung masih terus berlangsung. Sejumlah program yang diusung Pemerintah Kota Bandung terkesan masih jauh panggang dari api.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tak menampik bahwa aktivitas menjajakan diri masih terus berjalan. Menurut dia, prostitusi merupakan bagian dari dinamika sosial daerah perkotaan.
Khusus untuk lokasi prostitusi di Saritem, Emil mengatakan, dinamika praktik prostitusi tak ubahnya seperti pedagang kaki lima (PKL).
Pria yang akrab disapa Emil itu membantah ada upaya pembekingan dari aparat setempat untuk menghalangi penertiban.
"Enggak ada (pembekingan). Masalah itu mah dilawan sama saya juga. Iya, beneran," ucap Emil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa (16/2/2016).
Emil menilai, dalam konteks prostitusi, seharusnya tidak hanya penjaja seks yang terkena dampak, tetapi juga harus ada tindakan tegas bagi para pria hidung belang.
"Yang paling memungkinkan itu menghukum lelakinya, cuma belum ada referensi aturannya. Kalau bisa ada aturan yang menghukum lelakinya, penggunanya, konsumennya, tapi cantolan payung hukumnya apa, saya belum nemu," tuturnya.
"Jadi ada supply ada demand, itu gagasan saja. Saya belum nemu aspek hukumnya bagaimana memenggal si demand-nya supaya si supply-nya seret," kata Emil melanjutkan.
Emil melanjutkan, dalam sejarah prostitusi di Indonesia, pemerintah sudah lama mencari upaya untuk melenyapkan bisnis birahi itu. Namun, para pelaku pun selalu mencari celah.
"Kita lihat sejarah prostitusi saja, dari zaman dulu sampai sekarang negara terus saja mencari upaya, tapi namanya hal begitu, mereka (pelaku) juga terus mencari celah," kata dia.
Saritem bukannya ditutup jaman Dada Rosada ya gan?
0
3.5K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan