BEKASI - Fenomena kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) tengah merebak dan meresahkan masyarakat. Keberadaan penganut yang menyimpang mulai muncul kepermukaan layaknya penyakit yang dapat hinggap ke siapa pun. Perilaku yang jelas jelas menyimpang dari adat istiadat serta norma agama tersebut, dapat terbilang tumbuh subur di Kota Patriot yang merupakan sebutan bagi Kota Bekasi.

Salah satu lembaga masyarakat yang menyoroti fenomena kaum LGBT ialah LSM Jaya Patriot. Ketua dari LSM Jaya Patriot Rizal Agusty menjelaskan setidaknya tercatat ada sekitar 1.000 komunitas penyuka sesama jenis yang terdapat di Kota Bekasi. Diakuinya dari 1.000 komunitas yang ada, satu komunitas memiliki pertemanan 15 orang. Mereka menjalankan organisasi menyimpang tersebut secara tertutup, sehingga dapat dipastikan perluasan komunitas mereka tidak bisa dilihat secara umum.

Kendati menyalahi kodrat serta ketentuan, ia berpendapat keberadaan komunitas homoseksual memiliki hak yang sama dengan warga lainnya. Keberadaan komunitas seksual menyimpang ini tidak pernah mengganggu sama sekali. Mereka berdiri secara tertutup, serta tidak ada paksaan dari anggota komunitas pada masyarakat untuk bergabung dalam ruang lingkup penyuka sesama jenis.

”Dimata hukum kaum LGBT sama sama memiliki hak sebagai warga Negara. Komunitas homoseksual itu pun tidak pernah mempengaruhi siapapun, dan tidak pernah memaksa. Jadi kalau dilarang itu sangat tidak pantas,” Katanya belum lama ini.

Disisi lain Yayasan Lembaga Kasih Indonesia (LKI) Kota Bekasi, mencatat terdapat sekitar 3.123 gay yang pernah dijangkau dan didampingi LKI selama kurun waktu 2013-2016. Koordinator Program Pencegahan HIV dan Dukungan ODHA Yayasan LKI Basuki Setyawan mengatakan, jumlah pengidap penyimpangan seperti gay lebih banyak jumlahnya dibandingkan lesbian. Keseluruhan anggota LGBT berasal dari Bekasi, baik warga asli Bekasi maupun yang transit di kota Bekasi.

Pihaknya pun mencatat terdapat kurang lebih 19 zona pertemuan bagi kaum gay di Kota Bekasi, lokasi tersebut pun meliputi pusat-pusat perbelanjaan seperti mall dan tempat hiburan. Beberapa organisasi gay yang berada di Kota Bekasi antara lain, Prigen (Pria Genit), Gaya Muda Bekasi, dan Ikatan Kasih Bekasi (IKB).

Ia menganggap pemerintah haruslah proaktif melakukan pendampingan, seperti penjangkauan, komunikasi, informasi, dan konsultasi. Adapun strategi yang digunakan untuk merangkul kaum gay ada tiga cara, yakni melalui pendekatan pribadi, jaringan, dan tokoh kunci. Pendekatan individu ini biasanya lewat gay, mantan gay, atau pria hetero yang sudah siap masuk ke lingkaran mereka tanpa terbawa arus. Ia mengakui, ada beberapa kelompok yang resisten, tapi ada juga yang menerima orang lain dengan tangan terbuka.

Terkait adanya ribuan komunitas penyuka sesama jenis di wilayahnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta warganya untuk tidak melakukan diskriminasi pada kaum LGBT. Menurutnya kendati menyimpang serta menyalahi norma adat ketimuran dan agama, pengikut LGBT tidak serta merta mendapat diskriminasi, melainkan harus dibina agar perilaku tersebut dapat ditinggalkan.

Lebih lanjut ia menekankan agar setiap warga khususnya Kota Bekasi tidak melakukan diskriminasi dan kekerasan. Karena baginya hak dan kedudukan para kaum LGBT hingga saat ini masih sama di mata hukum. "Walupun menyimpang, kaum LGBT tidak boleh di diskriminasi. Kita akan memfasilitasi untuk melakukan pembinaan bagi mereka," Ujarnya.

Kontroversi munculnya kaum LGBT kepermukaan, seakan sebuah isyarat jika mereka ingin eksis dan dapat diterima oleh masyarakat, layaknya warga negara Indonesia lainnya. Meskipun menyimpang masyarakat pun harus berfikir jernih, jangan serta merta mendiskriminasi keberadaan LGBT, melainkan merangkul dan memberi pembinaan agar para kelompok penyuka sesama jenis dapat kembali pada kodratnya

SUMBER

Miris Buanged Gan, Seribu Komunitas