Kaskus

News

yoobenAvatar border
TS
yooben
BANTAHAN=> Warok n Gemblak,Minakjinggo n Dayun Homoseksual
JAKARTA- Tumbuh dan berkembangnya komunitas gay, lesbian, dan biseksual di Jawa Timur tak lepas dari tradisi masyarakat setempat.

Dalam tradisi di Jawa Timur dikenal istilah gemblak di Ponorogo dan sekitarnya serta Tayub di kawasan Pantura, Gerbang Kertasusilo, dan Matraman.

Sosiolog Lab Sosio Universitas Indonesia (UI) Irsyad Zamzani menyatakan tradisi masyarakat di Jawa Timur menjadi salah satu faktor bisa tumbuh dan berkembangnya komunitas gay, lesbi, serta biseksual.

Mereka yang memiliki kesamaan lantas mengorganisir dirinya dalam sebuah wadah. Salah satunya adalah GAYa Nusantara. “Di Jawa Timur banyak tradisi-tradisi yang ada sangkut pautnya dengan komunitas lesbian dan gay,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26/3/2010).

Irsyad mencontohkan di daerah Ponorogo terdapat istilah gemblak, kamudian di daerah lain ada Tayub dan Jaranan. Konon, organisasi GAYa Nusantara dan sejenisnya telah memiliki cabang di setiap kota dan kabupaten di Jawa Timur. “Itu karena ekspresi kesenian tradisonal di Jawa Timur lebih vulgar ketimbang di daerah lain,” terangnya.

Selain itu, berkembangnya komunitas marginal ini tidak lepas dari adanya support dari kalangan intelektual serta para aktivis. “Pak Dede Utomo, pendiri GAYa Nusantara, merupakan sosok yang sangt gaul dengan kelompok lintas agama dan golongan,” ungkapnya.

Irsyad mengaku mengenal Dede Utomo saat aktif di LSM Lembaga Studi Agama dan Demokrasi (eLSAD), Surabaya, beberapa tahun silam. Saat itu, Dede masih aktif sebagai staf pengajar di Universitas Airlangga. “Beliau dikenal dekat dengan Benedict Anderson,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, gemblak merupakan sebutan bagi seorang anak laki-laki usia 12 sampai 16 tahun yang akan dijadikan penari jathilan dalan kesenian Reog Ponorogo. Seorang gemblak berwajah tampan dan berkulit bersih. Dia dipelihara para warok berdasarkan masa kontrak kurang lebih 2 tahun dengan imbalan 1 ekor lembu atau garapan tanah sawah sesuai permintaan orangtua calon gemblak.

Untuk memahami gemblak dalam kehidupan para warok kita dapat merujuk pada cerita Minakjinggo dan Dayun. Keduanya diibaratkan sebagai Lingga dan Yoni. Begitu pula dengan Warok dan Gemblak.

Seorang Warok adalah sosok pemimpin yang disegani dan dapat melindungi warga dengan kesaktian yang dimiliki. Maka Warok harus pandai dan gagah perkasa. Untuk menjaga kesaktian yang dimiliki para warok harus memnuhi sejumlah persyaratan atau laku.


Di antaranya dilarang bersetubuh dengan wanita. Untuk kebutuhan biologisnya maka dipeliharalah gemblak, sebagai pelampiasan yang dapat diperlakukan sebagai istri.

Sementara Tayub adalah salah satu jenis tarian asal Jawa Timur. Dalam pagelarannya dikenal istilah ledhek, penari. Tayub pada prinsipnya merupakan bagian dari rangkaian upacara keselamatan atau syukuran yang digelar mulai jelang tengah malam hingga pagi.

Dalam pelaksanaannya para tamu mendapat persembahan sampur dari penari.
Tamu itupun kemudian menari berpasangan dengan ledhek, seirama dengan iringan gamelan, sesuai dengan gending yang dipesan.

Pada mulanya pelaksanaan Tayuban tidak lebih dari kontes atau pameran keluwesan dan ketrampilan menari berpasangan tanpa meninggalkan sopan santun ketimuran.
Namun dalam penyebarannya di masyarakat kemudian terjadi penyimpangan sehingga cenderung memunculkan kesan bahwa tayub merupakan bentuk kesenian yang menjurus kepada perbuatan asusila.

http://news.okezone.com/read/2010/03/26/340/316248/gemblak-tayub-dan-komunitas-gay-di-jawa-timur



Bantahan .....


Minakjinggo itu lelaki normal,ianya adalah raja blambangan. dayun adalah abdi kinasihnya. mereka bukan homoseks. minak jinggo adalah lelaki normal yg juga jatuh cinta pada wanita yaitu kencono wungu.

dimana beliau akhirnya dalam pertempuran ia dikalahkan oleh damar wulan sehingga kencono wungu dan damarwulan menikah sebagai suami istri.

jadi anasir minak jinggo n dayun adalah homoseks itu sama sekali tidak benar...karena minak jinggo punya banyak istri

mengenai warok n gemblak.

warok itu bukan homoseks karena warok itu punya anak dan istri. demi ilmu kesaktian? ini jelas ngawur dan di ada adakan.

sejarah warok dan gemblak tidak bisa di pisah dengan sejarah lahirnya kesenian reog gubahan kidemang suryo ngalam untuk menyindir raja maja pahit
Reog terdiri dari dadak merak,kepala macan,jathil/gemblak
Dadak merak diatas kepala macan adalah bermakna filosofis siraja hutan/raja majapahit yg gagah perkasa dikangkangi merak yg elok lupanya/istrinya yang lembut dan cantik rupawan.

jathil/gemblak yg menunggang jaran kepang adalah bermakna filosofis prajurit majapahit yg gagah perkasa bingung mau ngapain menunggu perintah sang raja yg lagi di mabuk asmara.

Kesenian Reog gubahan ki demang suryongalam ini terus dikembangkan oleh senopati2 atau warok warok ponorogo dengan paguyupan paguyupan reog.
masing masing warok berlomba ingin paguyupanya menjadi yang terbaik. maka biar jalan ceritanya mendekat kecerita mojopahit dicarilah lelaki yang ganteng tapi bisa gemulai disaat menari jatilan. karena sulitnya mencari gemblak itulah maka gemblak diperlakukan secara kusus demi nama status sosial para warok dan demi nama baik paguyupan reog binaanya.

jadi kalo ada yg bilang warok n gemblak itu homoseks maka ianya ga ngerti sejarah lahirnya reog ponorogo,warok dan gemblak.

btw ati ati lgbt memcoba memunculkan sejarah yg dirasa berpihak kepadanya agar tercipta bahwa lgbt itu adanya sudah sejak lama untuk melegitimasi gerakanya agar legal dan mendapat dukungan emoticon-Cape d... (S)

btw Kaskuser jangan asal telen dan mengiyakan sejarah tanpa cek n recek dulu emoticon-Matabelo


Diubah oleh yooben 22-02-2016 07:40
0
5.6K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan