Harta merupakan sesuatu yang di gunakan manusia untuk bertahan hidup. Tanpa harta manusia akan kesulitan dalam menjalani hidup. Namun harta yang banyak tidak menjamin manusia hidup berkecukupan. Selain karena Gaya hidup yang Hedonis, Sifat manusia yang rakus itu sendiri juga membuat manusia tidak pernah merasa cukup.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah terjadinya kesenjangan sosial yang tinggi di mata Masyarakat. Hingga mengubah paradigma orang tentang harta. Harta yang dulu digunakan untuk mencukupi kebutuhan manusia, sekarang dijadikan oleh manusia sebagai Parameter Kemuliaan seseorang. Sehingga banyak orang memberi gelar "Si Miskin" kepada orang yang punya sedikit harta. Dan gelar "Si Kaya" kepada orang yang punya banyak harta. Namun panggilan "Si Miskin" tidak layak disematkan kepada orang yang punya sedikit harta dikarenakan hal - hal berikut.

Kita adalah sama - sama Manusia. Memiliki anggota tubuh yang sama. Memiliki proses pencernaan makanan dan pembuangan makanan yang sama. Masih layakah dipanggil "Si Miskin" ?

Kita sama - sama bekerja. Tidak semua dari kita meminta-minta di pinggir jalan.Demi sesuap nasi kita bekerja dari pagi hingga malam. Asalkan halal dan tidak merugikan orang lain kita jalani. Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Kita bernaung dibawah langit yang sama. Kita berpijak di planet yang sama yaitu bumi. Hanya jarak dan waktu yang membedakan kita. Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Kita sama - sama tidak membawa apa - apa saat lahir kedunia. Dan tidak membawa apa - apa saat meninggal. Adakah diantara kalian yang membawa rumahnya dan hartanya saat di dalam kubur?. Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Kita penggerak poros perekonomian Masyarakat. Siapa yang menanam Padi,dan dengan sabar memprosesnya sampai jadi beras? Siapa yang menanam Sayur - Mayur, dan menyuplainya agar bisa dinikmati masyarakat luas ?. Tentulah kita.Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Kita rela berpanas - panasan dan kehujanan demi terbangunnya Infrastruktur yang bisa dinikmati banyak Masyarakat. Adakah orang kaya yang rela mengaduk semen dan menata batu bata ketika membangun rumahnya sendiri ?Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Kebanyakan dari kita tetap memilih dikampung. Mengorbankan harta kita, untuk mendidik anak kita agar jadi generasi yang berakhlak mulia. Kita tanamkan nilai - nilai luhur pada anak kita.Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?

Meskipun harta kita sedikit. Banyak dari kita tetap menjunjung tinggi akhlak yang mulia.Rasa hormat kita kepada orang yang lebih tua masih tinggi. Kasih sayang kita kepada orang yang lebih muda masih tinggi.Masih layakah dipanggil "Si Miskin"?