- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Prof Musda Mulia; nabi ga pernah bahas lgbt


TS
sbersayap
Prof Musda Mulia; nabi ga pernah bahas lgbt
Seputarsulawesi.com, Makassar- Salah seorang aktivis perempuan Indonesia, Prof. Dr. Musda Mulia mengaku dirinya dahulu anti LGBT, namun saat menyelami lebih mendalam, ternyata LGBT itu layaknya mereka dibesarkan dalam lingkungan pesantren, karena pendidikan dan perjumpaan dengan beragam kelompok serta beberapa penelitian langsung terhadap kelompok LGBT membuka matanya tentang sebuah dunia yang selama ini terlihat gelap dan kelam.
"Isu LGBT sangat rumit, sehingga untuk memahaminya seseorang harus mengerti dengan baik beberapa konsep terkait LGBT, seperti memahami pengertian orientasi seksual, identitas seksual, dan perilaku seksual. Selain itu, harus juga dipahami terlebih dahulu konsep identitas gender, perempuan, laki-laki dan transgender serta interseks," katanya saat dihubungi Seputarsulawesi.com, Minggu (21/2).
Menurutnya, persoalan gender sudah lama dibicarakan dalam kitab La Galigo, di mana kitab tersebut memperkenalkan lima jenis gender yaitu, Orane, Makkunrai, Calabai, Calalai dan Bissu. "Itulah kearifan lokal yang selama ini kita tidak pernah mempersoalkan. Bagi saya, memahami konsep konsep tersebut justru membawa saya pada kesimpulan betapa kuasa Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan beragam orientasi yang sulit untuk dimengerti," katanya lagi.
Lebih lanjut, guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, pesan moral dalam kitab suci mengajak manusia untuk saling memahami dan saling menghormati, kerena yang termulia diantara manusia adalah mereka yang bertaqwa, dan hanya Tuhan yang bisa menilai ketaqwaan manusia. Bahkan Nabi pun tidak bisa memberikan penilaian terhadap kelompok LGBT yang berbeda dengan kelompok hetero.
"Bedanya, kalau hetero memiliki fantasi dan ketertarikan seksual dengan lawan jenis, sedang LGBT tertarik dengan sesama jenis. Menariknya, di tingkat ketertarikan seksual manusia itu bertingkat-tingkat. Tidak banyak yang tahu kalau waria, calabai dan calalai, justru mayoritas mereka adalah hetero, bukan homo," terangnya. (ACO
"Isu LGBT sangat rumit, sehingga untuk memahaminya seseorang harus mengerti dengan baik beberapa konsep terkait LGBT, seperti memahami pengertian orientasi seksual, identitas seksual, dan perilaku seksual. Selain itu, harus juga dipahami terlebih dahulu konsep identitas gender, perempuan, laki-laki dan transgender serta interseks," katanya saat dihubungi Seputarsulawesi.com, Minggu (21/2).
Menurutnya, persoalan gender sudah lama dibicarakan dalam kitab La Galigo, di mana kitab tersebut memperkenalkan lima jenis gender yaitu, Orane, Makkunrai, Calabai, Calalai dan Bissu. "Itulah kearifan lokal yang selama ini kita tidak pernah mempersoalkan. Bagi saya, memahami konsep konsep tersebut justru membawa saya pada kesimpulan betapa kuasa Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan beragam orientasi yang sulit untuk dimengerti," katanya lagi.
Lebih lanjut, guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, pesan moral dalam kitab suci mengajak manusia untuk saling memahami dan saling menghormati, kerena yang termulia diantara manusia adalah mereka yang bertaqwa, dan hanya Tuhan yang bisa menilai ketaqwaan manusia. Bahkan Nabi pun tidak bisa memberikan penilaian terhadap kelompok LGBT yang berbeda dengan kelompok hetero.
"Bedanya, kalau hetero memiliki fantasi dan ketertarikan seksual dengan lawan jenis, sedang LGBT tertarik dengan sesama jenis. Menariknya, di tingkat ketertarikan seksual manusia itu bertingkat-tingkat. Tidak banyak yang tahu kalau waria, calabai dan calalai, justru mayoritas mereka adalah hetero, bukan homo," terangnya. (ACO
0
7K
84


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan