
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menilai Presiden RI ketiga BJ Habibie, Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri tak pernah mengalami tekanan gerakan anti korupsi. Sebab, keluarga, kader partai dan para menteri era Habibie, Gus Dur dan Megawati tak pernah terlibat korupsi di saat mereka masih menjabat orang nomor satu di Indonesia.
"Saya ingin menyampaikan hal penting, dari presiden yang memimpin era reformasi dari Habibie, Gus Dur, Mega dan saya. Saya paling merasakan dan mengalami getirnya tekanan gerakan antikorupsi dan dampak eksesnya saya juga harus menerima sejumlah menteri saya dinyatakan bersalah tindakan korupsi, dan kader saya, bahkan besan saya, juga mendapatkan tindakan dari KPK. Saya harus menerima itu walaupun saya sedih," kata Presiden keenam itu saat jumpa pers di Cibubur, Jakarta, Sabtu (20/2).
Dia juga mengklaim tak pernah mengintervensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), meski kader, keluarga dan para menteri kabinet bersatu terlibat kasus korupsi. SBY juga mengklaim tak menyerang lawan politik dengan menggunakan KPK untuk mengusut kasus korupsi yang dilakukan partai oposisi.
"Memberantas korupsi tidak mudah mengembalikan telapak tangan tapi gerakan antikorupsi tidak boleh melemah, apalagi itu dibatasi, entah itu undang-undang atau campur tangan itu. Kalau saya egois ngapain, meski pun saya hrus menjadi korban waktu itu mendukung pemberantasan korupsi, melalui fraksi kami saat ini," kata dia.
Dia mengharapkan saat ini pemerintah bersih dari kasus korupsi, dengan tanpa revisi undang-undang nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika KPK lemah oleh revisi undang-undang KPK, maka massa depan generasi muda tidak cerah.
"Meski ada KPK tetap saja masih ada kasus korupsi. Maka saya akan teruskan suara saya dengan pengambilan keputusan nanti di DPR, maupun mitra pemerintah, pandangan netizen mewakili jutaan netizien lain, jernih, logis dan bernilai, bebas dari politik," tandasnya.
http://m.merdeka.com/peristiwa/sby-s...ciduk-kpk.html
Iya pak ane juga sedih pangeran Ibas udah disebut beberapa kali tapi KPK ga pernah berani periksa, walaupun hanya sebagai saksi