Kontroversi tayangan "Anak Jalanan" rupanya semakin memanas. Yang terbaru, fans dan sutradara "Anak Jalanan" ramai menyerbu akun Twitter milik salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bernama Fahira Fahmi Idris. Wah, kok bisa ya?

Semua ini berawal dari postingan foto yang diunggah oleh Fahira Fahmi Idris pada Jumat (19/2) di Twitter. Melalui foto itu, Wakil Ketua Komite 3 DPD RI itu meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk meninjau kembali tayangan sinetron Steven William ini.

"Dear @KPI_Pusat tolong dicermati Sinetron 'Anak Jalanan' di #RCTI," buka pembina organisasi Masyarakat TV Sehat ini. "Bila tdk mdidik, sy minta DITARIK. Terima Kasih." Postingan ini rupanya diketahui oleh sutradara "Anak Jalanan", Akbar Bhakti.

"@fahiraidris sebagai wakil rakyat tolong jgn hanya sepihak anda mewakili semua lapisan. Pro kontra selalu ada," tulis Akbar Bhakti dalam kolom komentar. Tak hanya sekali, beberapa saat kemudian Akbar Bhakti kembali menuliskan komentar dalam postingan itu. "@fahiraidris @KPI_Pusat sebaiknya ibu nonton dulu bagian mana yg anda koreksi," imbuhnya.

Tak mau kalah, fans "Anak Jalanan" juga menyerbu postingan ini. "Harusnya dicek ricek dulu. Jgn hanya mendengarkan dari satu arah saja. Netral dong," sindir fans ini. "Sbg wakil Rakyat @fahiraidris @KPI_Pusat saya gak setuju dg ibuk FAHIRA, jangan hnya krn laporan Hatters, liat dulu tayangan nya bru komen," imbuh yang lain.

Namun, ada juga netter yang setuju dengan protes yang dilakukan oleh Fahira. "Cabut aja semus ijin2 dr sinetron2 ga jelas dan bermutu. Rata2 tdk mendidik.," tulis salah satu netter. "Sangat Tidak Mendidik Jadi Sangat2 Setuju Kalau dTarik saja #RCTI," pungkas netter ini.

Meski demikian, "Anak Jalanan" masih tetap menjadi sinetron favorit Tanah Air. Terbukti, sampai hari Kamis (18/2) sinetron yang juga dibintangi Cut Meyriska ini masih menjadi jawara rating acara televisi dengan TVR 8,1 poin dan Share 35,1 persen. (wk/kr)

SUMBER

Banyak Yang Kebakaran jenggot Nih Sama Sinetron Anak Jalanan, Giliran sinetron GGS ga ada yang larang tuh