Coba bayangkan saat orangtuamu tinggal sendiri dengan kondisi fisik yang tak lagi sekuat masa mudanya. Harus melakukan pekerjaan rumah sendiri. Harus merawat dirinya yang mungkin sering diserang sakit sendiri. Harus berusaha tegar tanpa kehadiran kalian, padahal di hatinya mereka teramat kesepian.
Bukan hanya itu, bagaimana kalau mereka memerlukan bantuanmu? Sedangkan kamu cukup jauh di perantauan. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi dengan mereka? Dan disekitarnya tidak ada yang memperhatikan atau mengawasi.
Meski mereka tidak pernah mengatakan atau meminta kepada anaknya untuk menemani di hari tuanya, tetapi seharusnya kamu bisa sadar diri. Mungkin untuk mengetuk hatimu, kamu perlu tahu alasan-alasan kenapa menjaga mereka di hari tuanya itu perlu, selain sebagai wujud bakti.
Quote:
Ingat sebelum kamu melihat dunia, Orangtuamu sudah terlebih dahulu menemanimu dengan segala kesabarannya
Quote:
Sembilan bulan sebelum kamu lahir ke dunia, mereka menantimu dengan penuh kesabaran. Segala sesuatu keperluanmu pun sudah disiapkan. Mereka berusaha memberikan yang terbaik. Mereka rela mengorbankan semua kepentingannya, hanya untuk kamu sang buah hati. Tapi setelah dewasa, kamu justru dengan ringan mementingkan dirimu sendiri. Sibuk mengembangkan diri, sampai kamu lupa ada orangtuamu yang mulai menua setiap hari.
Quote:
Saat kamu masih segumpal darah yang belum memiliki ruh, mereka sudah mendoakanmu terlebih dahulu.
Quote:
Bahkan ketika kamu kesulitan menapaki setiap fase pertumbuhanmu, dengan tabah Ayah dan Ibu mendampingi. Namun setelah sukses, kamu justru pergi.
Quote:
Mulai dari belajar berjalan, berbicara, sampai akhirnya kamu bisa berlari dan bercoleteh dengan lancar. Mereka dengan tabah mendampingimu. Saat kamu jatuh berkali-kali tak pernah lelah mereka membantumu berdiri lagi dan menyemangatimu. Saat kamu belum bisa mengucapkan banyak hal, mereka tak henti mengajakmu berbicara. Belum lagi ketika kamu beranjak besar, ingat kenakalan apa yang pernah kamu lakukan? Membuat mereka harus menahan diri agar tidak marah. Kalaupun mereka marah, sebenarnya mereka kecewa dengan diri sendiri, karena merasa kurang mampu mendidikmu dengan baik.
Kesabaran mereka terhadapmu tak pernah habis, bahkan ketika kamu sudah sukses tapi ternyata memilih untuk pergi demi alasan kemandirian. Kamu harus tahu, kalau kemandirianmu yang sebenarnya itu terlihat saat kamu berbalik merawat dan menjaganya.
Quote:
Mengurusmu itu bukan hal yang mudah. Mereka harus terus berhati-hati agar kamu tidak salah langkah.
Quote:
Momen di saat kamu sakit adalah hari-hari buruk yang mereka lewati dengan kecemasan. Tapi bagaimana ketika mereka sakit?
Quote:
Quote:
Apa kamu juga tahu, kadang sakit yang datang tak lain karena pikiran yang sibuk mengkhawatirkan dirimu?
Kamu menangis sepanjang malam, karena panas tubuhmu tinggi. Kamu mengeluh dan menolak saat harus minum obat, dengan penuh kekhawatiran mereka mencoba tenang, dan terus mengusahakan agar kamu mau meminumnya. Momen saat kamu sakit adalah hari buruk yang harus mereka lewati, tapi apakah kamu pernah mendengar keluhan ayah dan ibumu? Sedangkan saat orangtuamu yang kini berganti diserang penyakit, apakah kamu bisa seperti mereka dulu?
Quote:
Khawatir dengan keselamatan dan keamananmu, Ayah atau Ibu tak pernah keberatan jika harus menemani kemanapun. Lalu kamu justru dengan mudah membiarkan mereka pergi sendiri di hari tuanya?
Quote:
Ingat kamu betapa khawatirnya mereka saat harus melepasmu pergi keluar sendiri? Sampai-sampai mereka selalu berusaha untuk mengantarmu kemanapun kamu ingin pergi. Jalan di luar sana buat mereka tempat berbahaya yang bisa saja mengancam nyawamu. Tapi, kenapa kamu dengan entengnya membiarkan orangtuamu yang mungkin berjalanpun sudah cukup sulit pergi sendiri? Sulitkah meluangkan waktu untuk sekedar mengantar mereka ke suatu tempat yang mereka ingin kunjungi?
Quote:
Bayangkan bagaimana rasanya rumah yang dulu ramai dengan celoteh, tawa atau tangis kalian, kini mendadak sepi. Asal kamu tahu, telpon dari kalian pun tak cukup mengisi semua kenangan itu
Quote:
Quote:
Apa kamu tidak ingat bagaimana riuhnya rumahmu dulu dengan segala macam celotehmu, tawamu, atau tangismu? Tapi sayangnya kini rumah itu di selimuti sepi, tertinggal orangtuamu sendiri dicekam rindu.
Kemudahan komunikasi membuat kalian mengampangkan segala sesuatunya, termasuk perihal bersilahturahmi dengan ayah dan ibumu. Buatmu berbincang dengan orangtua di telpon cukup, padahal sebenarnya mereka mengharapkan kehadiranmu secara utuh. Melihat langsung dirimu, meski tanpa percakapan itu jauh lebih menyenangkan dan menenangkan.
Quote:
Sebelum kamu benar-benar menyesal dengan ketiadaan Ayah dan Ibu. Ambillah kesempatan untuk menemani hari tua mereka dengan sebaik-baiknya
Quote:
Semua pengorbanan orangtuamu tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Sebenarnya yang diharapkan ayah atau ibumu bukan hanya materi dan kesuksesan semata, tapi juga pengertianmu meluangkan waktu untuk merawat serta menjaga mereka. Bukan cuma kamu yang membutuhkan kasih sayang, orangtuamu pun demikian, meski mereka tak pernah terang-terangan mengungkapkan.
sumur
Pelajaran hidup yg paling penting untuk disadari adalah berbakti Kepada Tuhan dan orang tua
Jadilah berhasil semuda mungkin, supaya anda bisa cepat membahagiakan org tua dlm jangka waktu yg lama
Ayah Ibu Semoga Tuhan mempermudahkan jalanku untuk membahagiakanmu
Bukan harta yang orangtua kalian harapkan dari kalian, cukup menjadi anak yang sholeh dan sholehah
Ayah ialah orang pertama yang mengkerutkan kening ketika mendengar pinta kita, dan pasti ia berusaha untuk memenuhinya
Ayah melantunkan Adzan di telinga kita saat lahir, itulah suara terindah yang pertama kali kita dengar.
Bahagia ibu dan ayah adalah bahagia ku juga, dan aku akan selalu berusaha membahagiakan kalian berdua
Jadi sebelum terlambat dan kamu menyesalinya, ambilah kesempatan untuk menemani mereka dengan sepenuh hati.
.
kalau thread ane bermanfaat boleh gan di:
Nantikan thread ane selanjutnya