Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ahmadzamadiAvatar border
TS
ahmadzamadi
Pembunuhan Berdarah Dingin
Seandainya kasus ini di bikin Mivies nyaemoticon-Ngakakemoticon-Recommended Seller pasti seru ya ganemoticon-Malu
Wow! Inilah Kemampuan "Ilmu Sakti" Jessica Yang Bahkan Bikin Polisi Kewalahan



Sorry kalau REPOSTemoticon-Repostemoticon-No Sara Please
salam persahabatan emoticon-Shakehand2emoticon-Rate 5 Star


~ Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang dibunuh dengan racun sianida saat ngopi di Kafe Olivier, Grand Indonesia bisa jadi akan terungkap dalam waktu dekat. Polisi mengaku sudah banyak mengantongi barang bukti untuk meningkatkan kasus ini ke tahap penyidikan dan menetapkan tersangka. Namun, korps baju cokelat itu tetap berhati-hati. Mereka tak mau salah mengambil langkah dan berakibat kalah di proses praperadilan.

Seorang sumber di Polda Metro Jaya mengatakan, kasus pembunuhan dengan racun hanya bisa dipatahkan dengan scientific investigation. "Ini bukan kasus kejahatan jalanan. Pembuktiannya harus benar-benar disertai data ilmiah yang akurat," tegasnya.

Rencananya, hari ini mereka menggelar ekspose di kejaksaan. Nah, salah satu yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah teman ngopi Mirna, Jessica Kumala. Sebab, dia adalah orang yang memesankan kopi untuk Mirna dan Hani. Selain itu dia juga membuang celana yang dipakainya saat kejadian.

Di bagian lain, Kombespol M. Iqbal tak ingin berspekulasi apa pun soal penyelidikan yang dilakukan polisi. "Saya no comment terkait hal-hal teknis. Biarkan petugas menjalankan penyelidikan dan mari kita tunggu bersama hasil ekspose besok (hari ini, Red)," tutur perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.

Jessica pun beberapa kali diperiksa dan dia ternyata memiliki kemampuan untuk mematahkan bahwa dialah pelaku pembunuhan itu.

Berikut fakta-fakta “kehebatan” Jessica dalam kasus pembunuhan Mirna:

1. Jessica memilih tempat yang “aman” dari CCTV saat ngopi dengan Mirna

2. Dia juga langsung membuang celana yang dipakainya saat ngopi bersama Mirna. Hingga polisi mengamankan SR yang merupakan pembantu Jessica yang diminta majikannya untuk membuang celana itu.

3. Sumber di kepolisian menjelaskan bahwa Jessica sudah menjalani tes lie detector. Ternyata Jessica bisa menumbangkan uji kebohongan itu. "Uji kebohongan memang bukan tes yang tak bisa dimanipulasi. Tapi, ini menunjukkan bahwa Jessica punya kemampuan memanipulasi perasaannya. Dia sangat dingin," kata sumber itu.

4. Dari sejumlah tes yang diberikan psikiater forensik, Jessica gagal.

5. Jessica juga punya pengetahuan dan kompetensi soal kimia, termasuk sianida. Hasil itu dikuatkan kete­rangan yang didapat setelah koordinasi dengan Australia Federal Police (AFP). Jessica ternyata pernah bekerja di sebuah perusahaan kimia di Australia. Rekam jejaknya memang tidak ada masalah berarti. Tapi, ini menunjukkan bahwa Jessica punya kompetensi di bidang kimia.



Menurut Sumber Internal Polisi Ini Motif Mengerikan Jessica

~ Jessica Kumala Wongso sudah resmi ditahan. Penyidik pun sudah mendapatkan gambaran kuat soal kronologi kasus dugaan pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin tersebut. Tapi, hingga kemarin (31/1) aparat berbaju cokelat itu belum bisa mengungkap motif kasus tersebut. Dugaan sementara asmara, yang diperparah adanya gangguan jiwa. Sebab, berdasar hasil analisis psikiater forensik, ditemukan gejala gangguan jiwa pada tersangka.

Menurut sebuah sumber di internal kepolisian, penyidik menemukan adanya motif cemburu. ”Dari keterangan saksi-saksi lainnya,” ucap sumber itu.
Hanya, jelas sumber tersebut, cemburu sesama jenis itu tidak akan berbahaya jika Jessica normal-normal saja. ”Ada jejak gangguan jiwa dalam hasil tes psikologisnya,” imbuh dia.

Sumber tersebut menambahkan, sejauh ini motif Jessica membunuh Mirna masih berupa spekulasi.
”Tebakan kami, gangguan jiwa itu bersifat obsesif-posesif. Sehingga ketika Mirna tak bisa lagi dijangkaunya (Mirna telah menikah, Red), lebih baik dibunuh saja. Tapi, ini masih spekulasi lho,” imbuhnya.

Selain itu, ada ketidakkonsistenan pengakuan Jessica dalam pemeriksaan kemarin. ”Ada sejumlah keterangannya yang berubah. Ini petunjuk bagi penyidik,” ujarnya. Tahu cerita versinya memiliki celah, Jessica terus mengubah sebagian detail kecil kronologi versinya sendiri. ”Penyidik juga membandingkan keterangannya di televisi,” tambahnya.

Ketika ditanya soal banyaknya spekulasi di media massa yang meragukan penetapan Jessica sebagai tersangka, sumber tersebut tertawa.

”Biarlah yang jadi pengamat di medsos (media sosial) menganalisis. Pertanyaan saya, mereka sudah melihat CCTV-nya belum? Mengetahui kronologinya tidak?” cetusnya.

Dia mengatakan bahwa rekaman CCTV saja sudah sangat kuat. Dari rekaman tersebut, gelagat Jessica jelas-jelas tengah merencanakan sesuatu.

”Seperti yang ketika masuk tidak langsung duduk. Kemudian toleh kiri-kanan mencari CCTV. Kemudian memutuskan untuk duduk di dekat tanaman sehingga terlindungi dari CCTV yang dilihatnya,” papar sumber tersebut.

Kemudian, soal paper bag juga di luar kelaziman. Begitu duduk, paper bag semula berada di bawah. Namun, beberapa saat kemudian, Jessica justru menaruh tas itu di atas meja. ”Bukan menaruh, tapi persisnya menata. Sehingga tidak kelihatan. Kemudian, dia meraih sesuatu di tasnya dan memegang es kopi Vietnamnya,” tambah sumber tersebut.

Beberapa saat kemudian, Mirna datang dengan Hani. Setelah itu perempuan cantik tersebut mencecap kopinya dan dua menit kemudian langsung kejang-kejang dan kelojotan. ”Intake-nya jelas. Hubungannya jelas,” tegasnya.

Jadi, kalau ada spekulasi di medsos yang meragukan penetapan Jessica sebagai tersangka, sumber tersebut menuturkan agar tidak terlalu memercayai. ”Kecuali kalau pengamat itu sudah melihat CCTV dan tahu persis detail kronologinya. Kalau belum dan hanya berspekulasi, tidak usah didengarkan,” tandasnya.

Seperti diketahui, Wayan Mirna Salihin diketahui tewas di Kafe Olivier Grand Indonesia awal Januari lalu. Sejak awal, kematiannya mencurigakan. Perempuan 27 tahun itu datang ke kafe tersebut berdua dengan Hani untuk berjumpa Jessica Kumala Wongso. Ketiganya adalah teman kuliah di Australia dan berencana melakukan reuni.

Jessica datang terlebih dahulu, memesankan minuman, dan menutup bill-nya lebih awal. Sekitar 45 menit kemudian, Mirna dan Hani datang. Baru saja meminum kopinya, Mirna langsung nyaris memuntahkan kopinya dan berseru, ”Kopinya kok seperti ini?” Dua menit kemudian dia kejang, badannya kaku, dan akhirnya tewas. Belakangan diketahui, di es kopi Vietnam itu ditemukan 15 gram sianida. Dosis yang cukup untuk membunuh dua ekor gajah.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol M. Iqbal mengatakan bahwa pihaknya tak akan mengomentari spekulasi-spekulasi yang bermunculan di media. ”Kami punya dasar yang kuat, yakni dari fakta-fakta yang dikumpulkan dari penyelidikan,” ucap perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.

Menurut Iqbal, pihaknya sejauh ini sudah bertindak profesional. ”Kami sangat berhati-hati dan melengkapinya dengan scientific investigation. Bukan asal melihat kronologi dan lalu main tangkap begitu saja,” tegas mantan Kapolrestro Jakarta Utara tersebut.

Soal motif, Iqbal juga mengaku belum bisa memastikan. ”Masih perlu pembuktian terlebih dahulu,” tuturnya. Ketika ditanya soal gangguan jiwa, Iqbal mengatakan tak persis seperti itu. ”Ya, hasilnya agak berbeda dengan orang normal lainnya. Yang tahu persis para psikiater forensik yang melakukan tes kepadanya,” terang dia.

Di bagian lain, kuasa hukum Jessica, Yudi Wibowo, mengaku kecewa atas sikap penyidik. ”Kami seharusnya mendapat salinan BAP. CCTV yang disebut-sebut sebagai bukti kuat juga tidak pernah diungkap kepada publik,” ucapnya.

Yudi menyatakan bahwa dirinya dan pihak keluarga Jessica belum mendatangi polda. ”Belum ada jenguk untuk hari ini (kemarin). Terbentur jadwal. Keluarga juga belum akan datang hari ini,” katanya.

M. Iqbal menjelaskan, penyidik terus memperkuat alat bukti untuk mengantisipasi kemungkinan pihak tersangka mengajukan praperadilan. Menurut dia, alat bukti itu diperkuat bukan hanya dalam proses penetapan dan penahanan, tetapi juga dalam proses pemberkasan perkara. ”Kami terus akan membuatnya (BAP) kuat,” ucapnya.

Menanggapi pengacara soal salinan BAP dan permintaan membuka CCTV ke publik, Iqbal mengatakan, itu kewenangan penyidik dan bagian dari proses pembuktian. ”Itu teknis penyidikan. Begini saja, ini kan perang intelektual. Atur strategi, bagaimana pengacara tersangka, silakan. Mereka juga harus menghormati proses penyidikan polisi,” tutur mantan Kasatlantas Polwiltabes Surabaya tersebut.

Sementara itu, Dirwastahti Polda Metro Jaya AKBP Barnabas mengatakan, Jessica ditahan sendiri dalam satu sel. Sebab, dia baru ditahan. Kondisi ruang tahanan baik sesuai dengan aturan. ”Kasur ada. Kamar mandi di dalam. Standar lah. Pokoknya layak lah,” kata dia. (yuz/c9/ano)


Maaf gan kalo ada yang tersinggung. Bukan maksut aneemoticon-Sorry
sumber : http://www.gentaloka.com/2016/02/men...ernal.html?m=1
Diubah oleh ahmadzamadi 19-02-2016 06:17
0
2.5K
18
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan