- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
TELINGA BERDENGING


TS
kurniadihusengo
TELINGA BERDENGING
Telinga berdenging (Tinitus; berasal dari bahasa Latin 'Tinnire' yang berarti berbunyi) merupakan fenomena kesehatan yang telah dijumpai sejak zaman sebelum masehi dan sejarah tinitus sudah dijumpai pada dokumentasi kesehatan sejak zaman pengobatan Babilonia. Hingga saat ini banyak penelitian tentang tinitus yang telah dilakukan dan banyak figur publik diketahui menderita keluhan ini. Beethoven diketahui menderita tinitus yang berakhir dengan ketulian sejak berusia 28 tahun hingga akhir hidupnya. Bahkan, seorang ahli THT-KL asal England, seorang Father of Otology di bidang telinga, Joseph Toynbee (1815-1866), mengalami kejadian fatal yang menjadikannya sebagai martyr ketika melakukan penelitian tentang terapi tinitus.
Secara umum, tinitus didefinisikan sebagai adanya persepsi bunyi yang tidak berhubungan dengan sumber bunyi eksternal. Konsil kesehatan nasional USA mendefinisikan tinitus sebagai bunyi yang secara sadar didengar oleh penderitanya dan bersumber dari dalam kepala penderitanya. Bunyi yang didengar tersebut dapat berbeda intensitasnya (keras-lembut bunyi), frekuensinya (tinggi - rendah bunyi), ataupun durasinya (menetap-terputus).
Penelitian epidemiologi multisenter di England mendapatkan 15% populasi dewasa di UK mengalami tinitus spontan (terjadi tanpa adanya pemicu, seperti suara bising) yang menetap lebih dari 5 menit dan sekurangnya 8% diantaranya mengganggu tidur. Penelitian multisenter lainnya di USA mendapatkan 32% populasi dewasa mengalami tinitus pada beberapa waktu dan 6,4% diantaranya mengatakan tinitus yang dialami sangat mengganggu. Secara demografi, 62% pasien tinitus berusia lebih dari 40 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan.
Tinitus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala suatu penyakit, sama halnya seperti demam atau sakit kepala. Terkadang, pada satu orang penderita tinitus dapat dijumpai beberapa penyebab tinitus.
Pada mayoritas kasus, tinitus sering berhubungan dengan gangguan pendengaran karena adanya kerusakan pada Koklea (rumah siput). Karena itu, gangguan pada telinga yang dapat menimbulkan ketulian, merupakan penyebab tinitus paling sering. Sebagai contoh, telinga berair yang menahun (congek), kotoran telinga yang menumpuk di liang telinga, penyakit Meniere (terjadinya gangguan pada sistem keseimbangan dan pendengaran), gangguan pendengaran akibat bising, hilangnya pendengaran mendadak, gangguan pendengaran pada usia lanjut, gangguan pendengaran kongenital/herediter dan tumor pada saluran telinga ke otak.
Selain itu, tinitus juga dapat disebabkan oleh gangguan Neurologis (persarafan), gangguan pada sendi dan tulang antara telinga dan rahang bawah, gangguan endokrin dan metabolik (misalnya pada saat kehamilan, hipertiroid, atau anemia), gangguan mental (stress, depresi), gangguan kardiovaskular (pada penderita tumor pembuluh darah atau gangguan jantung), meminum obat yang sifatnya racun bagi telinga (Ototoksik) dan pada beberapa kasus juga tidak diketahui (misalnya setelah menjalani prosedur pembedahan).
- Dr. Mira Amaliah, SpTHT-KL -
Secara umum, tinitus didefinisikan sebagai adanya persepsi bunyi yang tidak berhubungan dengan sumber bunyi eksternal. Konsil kesehatan nasional USA mendefinisikan tinitus sebagai bunyi yang secara sadar didengar oleh penderitanya dan bersumber dari dalam kepala penderitanya. Bunyi yang didengar tersebut dapat berbeda intensitasnya (keras-lembut bunyi), frekuensinya (tinggi - rendah bunyi), ataupun durasinya (menetap-terputus).
Penelitian epidemiologi multisenter di England mendapatkan 15% populasi dewasa di UK mengalami tinitus spontan (terjadi tanpa adanya pemicu, seperti suara bising) yang menetap lebih dari 5 menit dan sekurangnya 8% diantaranya mengganggu tidur. Penelitian multisenter lainnya di USA mendapatkan 32% populasi dewasa mengalami tinitus pada beberapa waktu dan 6,4% diantaranya mengatakan tinitus yang dialami sangat mengganggu. Secara demografi, 62% pasien tinitus berusia lebih dari 40 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan.
Tinitus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala suatu penyakit, sama halnya seperti demam atau sakit kepala. Terkadang, pada satu orang penderita tinitus dapat dijumpai beberapa penyebab tinitus.
Pada mayoritas kasus, tinitus sering berhubungan dengan gangguan pendengaran karena adanya kerusakan pada Koklea (rumah siput). Karena itu, gangguan pada telinga yang dapat menimbulkan ketulian, merupakan penyebab tinitus paling sering. Sebagai contoh, telinga berair yang menahun (congek), kotoran telinga yang menumpuk di liang telinga, penyakit Meniere (terjadinya gangguan pada sistem keseimbangan dan pendengaran), gangguan pendengaran akibat bising, hilangnya pendengaran mendadak, gangguan pendengaran pada usia lanjut, gangguan pendengaran kongenital/herediter dan tumor pada saluran telinga ke otak.
Selain itu, tinitus juga dapat disebabkan oleh gangguan Neurologis (persarafan), gangguan pada sendi dan tulang antara telinga dan rahang bawah, gangguan endokrin dan metabolik (misalnya pada saat kehamilan, hipertiroid, atau anemia), gangguan mental (stress, depresi), gangguan kardiovaskular (pada penderita tumor pembuluh darah atau gangguan jantung), meminum obat yang sifatnya racun bagi telinga (Ototoksik) dan pada beberapa kasus juga tidak diketahui (misalnya setelah menjalani prosedur pembedahan).
- Dr. Mira Amaliah, SpTHT-KL -
0
3.2K
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan