- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Teras Cikapundung, Satu Lagi Ruang Publik Hits di Bandung


TS
ngimpi.presiden
Teras Cikapundung, Satu Lagi Ruang Publik Hits di Bandung
Quote:

TEMPO.CO, Bandung - Jembatan merah yang melintasi Sungai Cikapundung di Kota Bandung itu tampil sangat mencolok. Area sekitarnya tak ubahnya seperti wahana bermain. Terletak di tepi Jalan Siliwangi, Coblong, taman itu merupakan ruang publik yang diresmikan akhir Januari lalu. Namanya Teras Cikapundung.
Begitu melangkah masuk, kita akan menemukan pesona Teci—sebutan warga untuk Teras Cikapundung—bukan sekadar jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 3 meter itu. Primadona Teci adalah air mancur menari. Lontaran air berirama mengikuti irama musik. Pertunjukan itu berlangsung setiap pukul 16.00 dan 18.00 WIB selama 20 menit. Pembatas wahana itu hanya berupa 10 bola batu.
Amfiteater menjadi bangunan utama di Teras Cikapundung. Yayat Yuliana, petugas Bidang Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum—badan Kementerian Pekerjaan Umum yang menata lokasi itu—mengatakan teater terbuka itu mampu menampung sekitar 1.000 penonton. Semua orang gratis masuk dengan syarat pantang nyampah.
Limbah memang menjadi perhatian di Teci. Saat kampanye tong sampah di ruang publik sedang galak-galaknya, taman itu malah sengaja menyimpan penampung limbah tersebut. Tempat sampah hanya ada di tiga titik. Itu pun agak tersembunyi. Alasannya, “Selama ini sungai dianggap sebagai tempat sampah," kata Nusep Supriadi, pengurus Komunitas Cikapundung, yang ikut mengelola tempat tersebut, seperti ditulis Koran Tempo, Selasa, 16 Februari 2016. "Kami ingin ubah citra itu.”
Karena itu, tidak ada lapak pedagang di sana. Para penjaga taman meminta pengunjung membuang sampah masing-masing di luar lokasi wisata. Komunitas itu juga menyiapkan kantong-kantong plastik untuk “Operasi Semut” alias memunguti sampah bersama. "Konsepnya, ini taman edukasi tentang sungai, bukan tempat selfie biasa," kata Yayat.
Melintasi jembatan merah ke area sisi utara, terbentang kolam dengan tujuh patung kura-kura di tepiannya. Komunitas menebar benih ikan yang terancam punah dari Sungai Cikapundung. Di antaranya kehkel (Glyptothorax platypogon) dan beunteur alias wader (Puntius binotatus). “Usia tiga bulan akan dilepas bertahap di sungai sekitar area,” kata Aqli Syahbana, sekretaris Komunitas Cikapundung.
Namanya mengunjungi sungai, tidak afdol kalau tidak basah-basahan. Pengunjung bisa mengarungi kali sejauh 100-an meter dengan perahu karet atau ban dalam mobil. Orang Sunda menyebut permainan itu kukuyaan. Operator juga menyiapkan papan selancar sungai (riverboarding). Harga sewanya Rp 5-10 ribu per orang. Permainan itu dihentikan jika terjadi hujan besar di hulu, karena arus sungai bisa deras.
Teci mengubah drastis wajah tepian Cikapundung. Sebelumnya, sungai yang alirannya berkelok dan masuk kawasan Hutan Kota Babakan Siliwangi itu hanya lereng yang ditumbuhi semak belukar. Di kolong jalan raya, terbentang lapangan yang dijadikan tempat parkir yang dikelilingi bengkel dan warung tenda, juga akses menuju permukiman yang disebut dengan Kampung Kolase.
Oktober lalu, Pemerintah Kota Bandung menggusur kampung itu. Lebih dari 30 keluarga dipindahkan ke rumah susun sewa di Jalan Sadang Serang. Setelah itu, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum menata tepian sungai tersebut dengan melibatkan berbagai komunitas.
Perancangan desain Teras Cikapundung—awalnya sempat dilabeli sebagai Bandung Promenade—dimulai sekitar lima tahun lalu dan melibatkan Ridwan Kamil, sebelum dan setelah ia menjadi Wali Kota Bandung. Pemerintah mengucurkan dana Rp 14 miliar. Besarnya dana itu, kata Yayat, tercurah untuk sistem mekanis beragam wahana dan instalasi air bersih.
ANWAR SISWADI
https://travel.tempo.co/read/news/20...its-di-bandung
Quote:
Teras Cikapundung, Taman Membelah Sungai di Bandung

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung kembali membangun satu taman yang diprediksi bakal menjadi salah satu taman favorit di Kota Kembang. Taman terbaru ini namanya Teras Cikapundung, berlokasi di Jalan Babakan Siliwangi.
Taman Teras Cikapundung membelah Sungai Cikapundung dan berbatasan dengan area hutan Kota Babakan Siliwangi. Pengunjung taman bisa menikmati suasana alam dengan sensasi aliran sungai.
Dari pengamatan Liputan6.com beberapa kali dalam sepekan terakhir, Teras Cikapundung memiliki luas area yang cukup besar. Beberapa fasilitas membuat pengunjung betah untuk berlama-lama.
Selain itu terdapat spot-spot yang asyik untuk berfoto seperti jembatan, gazebo, tempat duduk, monumen, kolam kura-kura, air mancur, juga panggung yang bakal diisi oleh berbagai pertunjukan.
Tidak perlu merogoh kocek untuk bisa menikmati sensasi ini karena Pemerintah Kota Bandung tidak menarik pungutan masuk. Untuk bisa menuju lokasi ini terdapat beberapa jalan yang bisa di akses seperti dari Jalan Djuanda (Dago) atau Jalan Ciumbuleuit.
Rahmi Mutia (30), warga Margahayu, Bandung mengapresiasi pembangunan taman baru tersebut. Dia meyakini Bandung akan semakin nyaman jika memiliki taman dan ruang publik yang luas.
"Dengan banyak taman dan ruang publik, suatu kota akan lebih sehat, segar, dan beradab," kata dia.

Harapan warga itu bakal terjawab. Pemerintah Kota Bandung terus membangun taman-taman baru. Tahun ini akan dibangun 12 taman baru di lingkup Rukun Warga.
"Kita targetkan 12 Taman RW, termasuk renovasi Gasmin (Gasibu Mini)," kata Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung, Arif Prasetya.
Untuk taman baru, kata Arif, pihaknya akan menyerahkan konsep dan fungsi kepada perangkat RW setempat. Dengan demikian desain taman tergantung masing-masing RW.
"Kalau Gasmin kita buat hampir sama dengan alun-alun Ujung Berung. Jadi tempat berkumpul dan bertemu warga," kata Arif.
http://regional.liputan6.com/read/24...gai-di-bandung

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung kembali membangun satu taman yang diprediksi bakal menjadi salah satu taman favorit di Kota Kembang. Taman terbaru ini namanya Teras Cikapundung, berlokasi di Jalan Babakan Siliwangi.
Taman Teras Cikapundung membelah Sungai Cikapundung dan berbatasan dengan area hutan Kota Babakan Siliwangi. Pengunjung taman bisa menikmati suasana alam dengan sensasi aliran sungai.
Dari pengamatan Liputan6.com beberapa kali dalam sepekan terakhir, Teras Cikapundung memiliki luas area yang cukup besar. Beberapa fasilitas membuat pengunjung betah untuk berlama-lama.
Selain itu terdapat spot-spot yang asyik untuk berfoto seperti jembatan, gazebo, tempat duduk, monumen, kolam kura-kura, air mancur, juga panggung yang bakal diisi oleh berbagai pertunjukan.
Tidak perlu merogoh kocek untuk bisa menikmati sensasi ini karena Pemerintah Kota Bandung tidak menarik pungutan masuk. Untuk bisa menuju lokasi ini terdapat beberapa jalan yang bisa di akses seperti dari Jalan Djuanda (Dago) atau Jalan Ciumbuleuit.
Rahmi Mutia (30), warga Margahayu, Bandung mengapresiasi pembangunan taman baru tersebut. Dia meyakini Bandung akan semakin nyaman jika memiliki taman dan ruang publik yang luas.
"Dengan banyak taman dan ruang publik, suatu kota akan lebih sehat, segar, dan beradab," kata dia.

Harapan warga itu bakal terjawab. Pemerintah Kota Bandung terus membangun taman-taman baru. Tahun ini akan dibangun 12 taman baru di lingkup Rukun Warga.
"Kita targetkan 12 Taman RW, termasuk renovasi Gasmin (Gasibu Mini)," kata Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan (Diskamtam) Kota Bandung, Arif Prasetya.
Untuk taman baru, kata Arif, pihaknya akan menyerahkan konsep dan fungsi kepada perangkat RW setempat. Dengan demikian desain taman tergantung masing-masing RW.
"Kalau Gasmin kita buat hampir sama dengan alun-alun Ujung Berung. Jadi tempat berkumpul dan bertemu warga," kata Arif.
http://regional.liputan6.com/read/24...gai-di-bandung
smoga dirawat dengan baik..

Diubah oleh ngimpi.presiden 16-02-2016 13:54
0
7.6K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan