- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gara-gara Einstein, Gerhana 1929 di 'Indonesia' Diburu


TS
lebenkcundy
Gara-gara Einstein, Gerhana 1929 di 'Indonesia' Diburu
Quote:

Quote:
Jakarta - Gerhana matahari total pernah melintasi Indonesia yang saat itu masih berstatus Hindia Belanda pada 9 Mei 1929. Saat itu gerhana melintasi Aceh lalu bergerak ke Laut Cina Selatan.
Fenomena alam yang langka ini menarik astronom dari berbagai negara datang ke Hindia Belanda. Mereka hendak meneliti matahari demi membuktikan teori relativitas yang dikemukakan fisikawan Albert Einstein pada 1911.
Gerhana 1929 yang terbilang cukup lama, yakni lima menit totalitas, dianggap momen tepat buat menguji benarkah terjadi defleksi atau pembelokkan cahaya seperti disampaikan Einstein. Sebab posisi matahari sedang berada di antara banyak bintang, sehingga ada cukup banyak objek buat meneliti benarkah cahaya bintang itu mengalami pembelokkan ketika melewati matahari.
Seperti diberitakan mingguan berbahasa Belanda, Sumatera Post edisi 18 April 1929, salah satu rombongan peneliti yang datang ke Aceh berasal dari Obervatorium Postdam, Jerman. Tim ekspedisi ini dipimpin oleh astrografer Harald von Klüber.
Klüber adalah pakar fisika matahari dan salah satu penggagas pembuatan "Einsteintrum" atau Menara Einstein, teleskop matahari yang dibuat khusus untuk menguji teori relativitas Einstein. Ia juga dikenal hobi mengambil topik penelitian yang pelik seperti menentukan "defleksi Einstein" bintang-bintang di dekat matahari saat terjadinya gerhana matahari total.
Menurut Sumatera Post, Van Kluber dan timnya memusatkan penelitiannya di wilayah Takengon yang kini menjadi Ibu Kota Kabupaten Aceh Tengah. "Takengon dipilih karena wilayahnya yang sejuk dan diprediksi akan cerah," tulis koran itu mengutip Van Kluber.
Selain membuktikan teori Einstein, para peneliti gerhana yang datang ke Hindia-Belanda juga ingin mengamati bintang. Mereka hendak mengetahui apakah bintang akan terlihat ketika langit menjadi gelap saat gerhana matahari total terjadi.
Menyambut kedatangan tim ekspedisi Potsdam, pemerintah Hindia Belanda sudah menyiapkan lokasi dan transportasi sejak dua pekan sebelum gerhana. "Menurut Van Kluber, ekspedisi gerhana matahari total ini sangat bermanfaat bagi dunia ilmiah, khususnya bidang astronomi dan astrografi," tulis pemerintah dalam Laporan Umum Pemerintah Hindia-Belanda, Algemen Handelsblaad 16 Februari 1929.
Royal Astronomical Society mencatat ekspedisi Klüber pada 1929 itu sukses besar. Itu adalah kedua kalinya Klüber ke Hindia Belanda, karena ia juga memburu gerhana matahari total 14 Januari 1926 yang melintasi Sumatera bagian selatan, serta Kalimantan bagian barat dan timur.
Fenomena alam yang langka ini menarik astronom dari berbagai negara datang ke Hindia Belanda. Mereka hendak meneliti matahari demi membuktikan teori relativitas yang dikemukakan fisikawan Albert Einstein pada 1911.
Spoiler for Ilustrasi:
Quote:

Gerhana 1929 yang terbilang cukup lama, yakni lima menit totalitas, dianggap momen tepat buat menguji benarkah terjadi defleksi atau pembelokkan cahaya seperti disampaikan Einstein. Sebab posisi matahari sedang berada di antara banyak bintang, sehingga ada cukup banyak objek buat meneliti benarkah cahaya bintang itu mengalami pembelokkan ketika melewati matahari.
Seperti diberitakan mingguan berbahasa Belanda, Sumatera Post edisi 18 April 1929, salah satu rombongan peneliti yang datang ke Aceh berasal dari Obervatorium Postdam, Jerman. Tim ekspedisi ini dipimpin oleh astrografer Harald von Klüber.
Spoiler for Ilustrasi:
Quote:

Klüber adalah pakar fisika matahari dan salah satu penggagas pembuatan "Einsteintrum" atau Menara Einstein, teleskop matahari yang dibuat khusus untuk menguji teori relativitas Einstein. Ia juga dikenal hobi mengambil topik penelitian yang pelik seperti menentukan "defleksi Einstein" bintang-bintang di dekat matahari saat terjadinya gerhana matahari total.
Menurut Sumatera Post, Van Kluber dan timnya memusatkan penelitiannya di wilayah Takengon yang kini menjadi Ibu Kota Kabupaten Aceh Tengah. "Takengon dipilih karena wilayahnya yang sejuk dan diprediksi akan cerah," tulis koran itu mengutip Van Kluber.
Selain membuktikan teori Einstein, para peneliti gerhana yang datang ke Hindia-Belanda juga ingin mengamati bintang. Mereka hendak mengetahui apakah bintang akan terlihat ketika langit menjadi gelap saat gerhana matahari total terjadi.
Menyambut kedatangan tim ekspedisi Potsdam, pemerintah Hindia Belanda sudah menyiapkan lokasi dan transportasi sejak dua pekan sebelum gerhana. "Menurut Van Kluber, ekspedisi gerhana matahari total ini sangat bermanfaat bagi dunia ilmiah, khususnya bidang astronomi dan astrografi," tulis pemerintah dalam Laporan Umum Pemerintah Hindia-Belanda, Algemen Handelsblaad 16 Februari 1929.
Spoiler for Ilustrasi:
Quote:

Royal Astronomical Society mencatat ekspedisi Klüber pada 1929 itu sukses besar. Itu adalah kedua kalinya Klüber ke Hindia Belanda, karena ia juga memburu gerhana matahari total 14 Januari 1926 yang melintasi Sumatera bagian selatan, serta Kalimantan bagian barat dan timur.
Spoiler for Ilustrasi:
Quote:

sumber
0
3.5K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan