Quote:
Kasal Sesalkan Pengunduran Diri Sejumlah Pilot TNI AL
[Derap TNI-POLRI]
Kasal Sesalkan Pengunduran Diri Sejumlah Pilot TNI AL
Pemuda Bengkulu Raih Adimakayasa
Surabaya, Pelita
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, setidaknya 20 Perwira Penerbangan TNI AL mengundurkan diri dari institusi TNI AL. Informasi yang berhasil dihimpun Pelita menyebutkan, mereka memutuskan keluar untuk bergabung dengan maskapai penerbangan sipil.
Kadispenal Laksma TNI Iskandar Sitompul kepada Pelita disela upacara Penutupan Pendidikan Kadet Angkatan ke-54 AAL di Surabaya, Selasa (9/12) mengatakan Mereka (Perwira-Red) masuk Penerbangan TNI AL melalui jalur Ikatan Dinas Dinas Pendek (IDP), katanya. Artinya, setelah 10 tahun menjalankan tugas mereka tetap masih bisa meneruskan karirnya di TNI AL maupun bisa keluar. Kadispenal tidak menampik jika alasan utama para Perwira Penerbang TNI AL mengundurkan diri adalah rendahnya gaji yang didapatkan daripada yang mereka terima di maskapai penerbangan sipil.
Sementara itu, dikonfirmasi usai menjadi Irup pada Upacara Penutupan Pendidikan Kadet Angkatan ke-54 AAL, Kasal Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, SH menyesalkan pengunduran diri pilot-pilot tersebut. Bagi kita ini sangat merugikan sekali. Kita sudah mendidik mereka sekian lama, kita sangat rugi. Memberi mereka penugasan dan pengalaman dengan membuat jam terbang mereka semakin banyak, katanya.
Dijelaskan, kebijakan mendatang penerbang diambilkan dari lulusan AAL. Mereka bisa berkarir seperti halnya di kesatuan-kesatuan yang ada di TNI AL. Diharapkan dengan Penerbang dari lulusan AAL mereka bisa berkarir di TNI AL. Toh, saya dulu dari Penerbang, jelas Kasal.
Pemuda Bengkulu Raih Adimakayasa
Pada kesempatan yang sama, sebanyak 179 Kadet Tingkat III Angkatan ke-54 dinyatakan lulus secara kesuluruhan. Bertindak sebagai Irup dalam Upacara Penutupan Pendidikan Kadet yakni Kasal Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, SH.
Ke-179 kadet tersebut, masing-masing 57 orang Korps Pelaut, 30 Orang Korps Teknik, 16 orang Korps Elektronika, 34 orang Korps Suplai, serta 42 orang Korps Marinir.
WS Kabagpen AAL Kapten Laut (S) Wahyu Kurniawan mengatakan dari Sidang Dewan Akademi menetapkan lulusan terbaik untuk masing-masing korps, yakni Korps Pelaut Sermatukad (P) Mahmud Ridho Ardi dengan nilai prestasi 3.405, Korps Teknik Sermatukad (T) Budi Luhur dengan nilai prestai 3.217, Korps Elektronika Sermatukad (E) Rahmat Susilo dengan nilai prestasi 3.40, Korps Suplai Sermatikad (S) Reza Arentama dengan nilai prestasi 3.308 serta dari Korps Marinir Sermatukad (M) Hendri dengan nilai prestasi 3.405.
Dari kelima lulusan terbaik masing-masing korps, Sermatukad (P) Mahmud Ridho Ardi menduduki peringkat pertama. Dengan demikian pemuda asal Kota Bengkulu berhasil meraih Adimakayasa.(wis)
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=60588
Selain faktor $$$ faktor keselamatan "kerja", juga penting sepertinya.
Beda kalau KIA ya, itu sudah pilihan hidup, ibarat orang mau operasi jantung atau operasi tumor otak, sudah siap2 menghadap ilahi kalau gagal. Lha ini cuman Routine Job lalu fatality.
Penasaran bagaimana pesawat TNI "disimpan", "dirawat" dan "diperbaiki".