Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

paolo03Avatar border
TS
paolo03
TNI AL Benarkan 2 Marinir Merampok di Cilandak
TEMPO.CO, Jakarta - TNI AL membuktikan dua anggotanya terlibat dalam perampokan sebuah rumah di kompleks perumahan marinir Cilandak, Jakarta Selatan.

"Hasil pemeriksaan ada dua tersangka. Mereka mengaku merampok rumah di Jalan Lapangan Tembak bersama tiga orang teman sipilnya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Zainudin saat dikonfirmasi Tempo, Selasa, 16 Februari 2016.

Dari perampokan yang terjadi pada bulan November 2015 itu tersangka berhasil membawa kabur uang tunai senilai Rp 4 miliar. Menurut pengakuan tersangka, uang tersebut dibagi-bagi sebesar Rp 800 juta per orang.

Sementara ini, kata Zainudin, kedua anggota marinir tersebut sedang ditangani intel Pasmar 2 untuk pendalaman dan pemeriksaan. Dalam menyelidiki perampokan ini, TNI AL bekerja sama dengan Polda Metro Jaya.

Pada hari Rabu, 10 Februari 2016, Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap komplotan pencuri uang Rp 4 miliar di satu rumah di Kompleks Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan. Tiga anggota kelompok adalah anggota marinir yang tinggal di kompleks itu.

Kedua marinir sudah ditangkap Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). Sementara tiga anggota lainnya ditangkap pada 10 Februari 2016 di Jakarta dan Ngawi, Jawa Timur.

"Info ada kerjaan (perampokan) ini berasal dari Puji yang diduga anggota marinir, " ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti kepada wartawan di Jakarta, Sabtu 13 Februari 2016.

Krishna menjelaskan perampokan itu terjadi pada November 2015. Ketika itu Puji memberi informasi ada pekerjaan merampok rumah di Kompleks Marinir, Cilandak.

Informasi itu disampaikan ke Winarto dan Puryadi alias Demit yang beberapa kali mencuri di Jawa Tengah dan Jakarta. Ikut bergabung, Priyanto, anggota marinir dan Napi. Mereka berkumpul di rumah Puji di daerah Cilandak dan membagi tugas.

"Puji menunggu di mobil, Napi yang merusak pintu, Priyanto mengamankan penghuni rumah apabila bangun, dan sisanya mengikuti," ujar Krisnha. Priyanto kemudian memberikan senjata api rakitan ke Demit namun Demit memberikannya ke Winarto.

Mereka masuk melompati pagar, merusak pintu garasi kemudian naik dari tangga belakang. Sesampainya di lantai dua, mereka merusak pintu ruangan dan masuk ke dalam. Di dalam ruang tersebut ditemukan kardus yang tertutup rapat. "Kardus berwarna cokelat itu dilakban dan tergeletak di depan kamar mandi, setelah dibuka isinya uang pecahan Rp 100 dan 50 ribu dengan total jumlah uang Rp 4 miliar," ujar Krishna.

Uang itu kemudian dibawa ke Hotel Maxim di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Oleh Priyanto uang itu dibagi masing-masing Rp 730 juta. Sedangkan untuk Puji sebanyak Rp 760 juta karena dia yang mempunyai informasi mengenai rumah itu.

Setelah bagi hasil, Winarto dan Demit pulang ke Ngawi. Keduanya berencana membangun rumah di sana, namun keburu ditangkap polisi pada 10 Februari 2015. Demit ditangkap di rumah kontrakanya di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan Winarto ditangkap di Ngawi. Kini, polisi masih memburu Napi, anggota marinir lainnya.

ember

Mungkin tni sekarang banyak jobless, dikirim latihan perang aja ke suriah
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
5K
44
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan