.




Riuh topik rencana pembongkaran bangunan di kawasan Kalijodo, turut membawa masalah prostitusi ilegal ke permukaan. Kawasan yang masuk wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara --berbatasan dengan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat-- itu memang dikenal sebagai lokasihiburan malam, dan prostitusi.

Menariknya, keriuhan Kalijodo ikut menyeret tempat lain, seperti Alexis, dan Malioboro.

Mulanya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana (Lulung), mengkritik rencana pemerintah DKI Jakarta untuk membongkar kawasan Kalijodo. Ia membandingkan Kalijodo, dengan sejumlah hotel macam Alexis dan Malioboro, yang disebutnya sebagai lokasi prostitusi.

"Alexis izinnya apa, griya sehat. Ada pramuria di sana. Mau enggak Ahok tertibkan di sana. Malioboro izinnya griya sehat. Yang ada pramuriaan," kata Lulung, dikutip detikcom (12/2016).

Senada dengan Lulung, hadir pula kicauan serupa dari akun Twitter@AndiArief_AA --dikenal milik Andi Arief, mantan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, pada era Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Paling tidak, pernyataan Lulung dan @AndiArief_AA turut menyeret Alexis dalam pusaran topik penggusuran Kalijodo. Pernyataan keduanya, seolah memberi kesan bahwa pemerintah DKI jakarta berat sebelah dalam penanganan isu prostitusi.

Streotip yang berkembang, Alexis dan Malioboro adalah tempat hiburan papan atas, tak sekelas dengan Kalijodo. Alexis merujuk pada hotel bintang tiga di jalan R.E. Martadinata No. 1, Jakarta Utara. Adapun Malioboro merupakan hotel dan spa di kawasan jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Alexis makin terseret dalam topik ini setelah muncul pernyataan dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Catur Liswanto. Menurut Catur, tidak ada bukti praktik prostitusi di Alexis.

Komentar itu hadir, saat Catur merespons tudingan soal tersedianya jasa prostitusi di Alexis --yang disampaikan Lulung. Catur menjelaskan, hasil pengecekan pihaknya menunjukkan bahwa Alexis sekadar menjalankan usaha hiburan sesuai izinnya.

"Selama pemantauan kami, tidak ada bukti-bukti seperti itu (jadi tempat prositusi). Maka kami tidak berani menindak. Kita kan harus berdasarkan bukti," kata Catur, dilansir detikcom, Jumat (12/2/2016).

Pernyataan Catur itu menyita perhatian publik media sosial. Kata kunci macam "Kadis Pariwisata DKI", "Alexis", dan "Tak Ada Prostitusi di Alexis" bergantian mengisi topik tren Twitter Indonesia, Sabtu (13/2).

Lebih kurang, tweeps membenarkan bahwa Alexis menyediakan jasa prostitusi, sembari melempar sindiran kepada Catur.

Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama (Ahok), berulang kali menyebut rencana pembongkaran bangunan di kawasan Kalijodo tidak dilatari isu prostitusi. Menurut Ahok, pembongkaran dilakukan karena status kawasan itu sebagai jalur hijau.

"Pokoknya semua ditutup. Kalijodo itu jalur hijau, harus kita bongkar," kata Ahok, dikutip Okezone (10/2), saat topik pembongkaran kawasan Kalijodo mulai menyita perhatian publik.

"Soal Kalijodo, buat saya bukan soal prostitusinya. Kalijodo itu jalur hijau," jelas Ahok, sebagai respons atas pernyatan Lulung, sebagaimana dikutipdetikcom (13/2).

Peta Zonasi Kecamatan Penjaringan turut menegaskan status kawasan Kalijodo sebagai jalur hijau. Peta zonasi itu merupakan dokumen lampiran Perda DKI Jakarta No.1/2014 tentang rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi.
https://beritagar.id/artikel/berita/...topik-kalijodo


Beda lokasi...Beda mandor..Beda nyali