- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Metro Mini 640 yang Sering Menjadi Target Operasi Pencopet


TS
ibnutiangfei
Kisah Metro Mini 640 yang Sering Menjadi Target Operasi Pencopet

Quote:
Melalui trit ini, ane ingin berbagi info nih gansis. Buat ente yang tinggal di Jakarta dan suka menaiki kendaraan umum, mungkin sudah mengetahui kabar-kabar miring seputar Metro Mini 640. Angkutan umum yang melayani jurusan Pasar Minggu - Tanah Abang ini sering sekali menjadi target operasi para kawanan pencopet. Mereka bergerak dan beraksi secara bergerombol dengan peran tugasnya masing-masing. Anehnya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak lama. Namun mengapa masih sering terjadi? Dimanakah para aparat kepolisian?
Ane memang bukan warga Jakarta gansis. Ane mengetahui hal itu setelah berselancar di dumay. Jika ada kabar kurang benar atau kurang valid, mohon dimaafkan dan diluruskan ya
Dan buat ente yang mengetahui betul seluk beluk atau punya pengalaman dengan Metro Mini 640 ini, bisa ikutan share dimari, agar bisa diambil manfaatnya bagi kaskuser lainnya. Berikut sepenggal kisah yang ane kutip dari detik.com
Ane memang bukan warga Jakarta gansis. Ane mengetahui hal itu setelah berselancar di dumay. Jika ada kabar kurang benar atau kurang valid, mohon dimaafkan dan diluruskan ya

Quote:
Naik Metro Mini 640, Waspadai Zona 'Kekuasaan' Copet di Jalur Karet-Thamrin
Quote:

Quote:
Sopir Metro Mini 640 sebenarnya tahu mana copet atau rampok dan penumpang biasa. Namun mereka mengaku takut, diancam hingga sama-sama cari makan.
detikcom mencoba naik Metro Mini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang, tepatnya naik di kawasan Bendungan Hilir (Benhil) di Jalan Jenderal Sudirman hingga depan Gedung Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Minggu (14/2/2016) siang menjelang sore ini, sekitar pukul 14.00 WIB.
Suasana di dalam bus Metro Mini yang dinaiki detikcom saat itu tidak begitu ramai. Hanya ada sekitar 13 orang, 4 laki-laki dan 7 perempuan, plus sopir dan kernet. Menurut sopir Metro Mini 640 yang dinaiki, banyak sekali kawanan copet atau rampok di rute bus tanggung itu.
"Emang sih di sini banyak banget copet, biasanya mereka 7-8 orang. Ramai-ramai gitu pura-pura nggak kenal. Mereka selalu kerja sama, nggak pernah beraksi sendirian," tutur sopir itu saat berbincang dengan detikcom di dalam bus yang dikemudikannya.
Menurut si sopir, sebenarnya kawanan copet atau rampok memiliki ciri-ciri tersendiri. Misalnya, pindah tempat duduk, suka menghalang-halangi jalan bila penumpang mau turun dan mengalihkan perhatian penumpang.
"Nanti temannya yang belakang mengambil HP atau barang di (dalam) tas terus dioper ke belakang. Abis itu nggak bisa nuduh, kan soalnya banyak orang yang mau turun," jelasnya.
Nah, bila ada penumpang yang mau turun juga, ada beberapa kawanan copet dan rampok itu pura-pura mau turun juga. Kemudian, menghalang-halangi penumpang untuk tujuan mengambil barang.
"Kalau nggak dapat ya nanti dia duduk lagi. Tapi duduknya tuh pindah-pindah. Nggak pernah nggak pindah-pindah. Selalu mepet penumpang yang mau turun.
Biasanya mereka naik barengan, tapi turunnya bisa misah-misah. Mereka pura-pura nggak kenal satu sama lain. Banyak yang bapak-bapak dan aki-aki (kakek-kakek-red) gitu," celotehnya.
Meski tahu dan bisa membedakan kawanan copet/rampok dan penumpang, dia mengaku tak berani memberikan peringatan pada para penumpang. Alasannya, takut dan pernah diancam kawanan kriminal itu.
"Sebenernya kita udah tahu sih kalau misalnya itu copet tapi takut untuk bilang misalnya 'Mbak awas hati-hati barang-barangnya ke penumpang'. Soalnya kita nggak berani untuk kasih tahu ke orangnya gitu. Pernah mereka (kawanan copet/rampok-red) waktu itu ngelemparin jendela sampai pecah," jelasnya.
Si sopir Metro Mini mengaku juga mengetahui 'daerah kekuasaan' kawanan copet dan rampok ini. Lama-lama, sopir ini memaklumi kelakuan kriminal itu.
"Ini kan daerah kekuasan dia (copet/rampok) dari Karet sampai Thamrin. Ya kita sama-sama cari makanlah. Ini kan daerah kekuasaannya dia," jelas si sopir.
Biasanya, kawanan copet itu naik dari bawah Jembatan Karet, sekitar halte busway Karet dan halte busway Dukuh Atas untuk Metro Mini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang. Sedangkan rute sebaliknya, Tanah Abang-Pasar Minggu, kawanan copet biasanya naik dari kawasan Sarinah. Sumber
detikcom mencoba naik Metro Mini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang, tepatnya naik di kawasan Bendungan Hilir (Benhil) di Jalan Jenderal Sudirman hingga depan Gedung Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Minggu (14/2/2016) siang menjelang sore ini, sekitar pukul 14.00 WIB.
Suasana di dalam bus Metro Mini yang dinaiki detikcom saat itu tidak begitu ramai. Hanya ada sekitar 13 orang, 4 laki-laki dan 7 perempuan, plus sopir dan kernet. Menurut sopir Metro Mini 640 yang dinaiki, banyak sekali kawanan copet atau rampok di rute bus tanggung itu.
"Emang sih di sini banyak banget copet, biasanya mereka 7-8 orang. Ramai-ramai gitu pura-pura nggak kenal. Mereka selalu kerja sama, nggak pernah beraksi sendirian," tutur sopir itu saat berbincang dengan detikcom di dalam bus yang dikemudikannya.
Menurut si sopir, sebenarnya kawanan copet atau rampok memiliki ciri-ciri tersendiri. Misalnya, pindah tempat duduk, suka menghalang-halangi jalan bila penumpang mau turun dan mengalihkan perhatian penumpang.
"Nanti temannya yang belakang mengambil HP atau barang di (dalam) tas terus dioper ke belakang. Abis itu nggak bisa nuduh, kan soalnya banyak orang yang mau turun," jelasnya.
Nah, bila ada penumpang yang mau turun juga, ada beberapa kawanan copet dan rampok itu pura-pura mau turun juga. Kemudian, menghalang-halangi penumpang untuk tujuan mengambil barang.
"Kalau nggak dapat ya nanti dia duduk lagi. Tapi duduknya tuh pindah-pindah. Nggak pernah nggak pindah-pindah. Selalu mepet penumpang yang mau turun.
Biasanya mereka naik barengan, tapi turunnya bisa misah-misah. Mereka pura-pura nggak kenal satu sama lain. Banyak yang bapak-bapak dan aki-aki (kakek-kakek-red) gitu," celotehnya.
Meski tahu dan bisa membedakan kawanan copet/rampok dan penumpang, dia mengaku tak berani memberikan peringatan pada para penumpang. Alasannya, takut dan pernah diancam kawanan kriminal itu.
"Sebenernya kita udah tahu sih kalau misalnya itu copet tapi takut untuk bilang misalnya 'Mbak awas hati-hati barang-barangnya ke penumpang'. Soalnya kita nggak berani untuk kasih tahu ke orangnya gitu. Pernah mereka (kawanan copet/rampok-red) waktu itu ngelemparin jendela sampai pecah," jelasnya.
Si sopir Metro Mini mengaku juga mengetahui 'daerah kekuasaan' kawanan copet dan rampok ini. Lama-lama, sopir ini memaklumi kelakuan kriminal itu.
"Ini kan daerah kekuasan dia (copet/rampok) dari Karet sampai Thamrin. Ya kita sama-sama cari makanlah. Ini kan daerah kekuasaannya dia," jelas si sopir.
Biasanya, kawanan copet itu naik dari bawah Jembatan Karet, sekitar halte busway Karet dan halte busway Dukuh Atas untuk Metro Mini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang. Sedangkan rute sebaliknya, Tanah Abang-Pasar Minggu, kawanan copet biasanya naik dari kawasan Sarinah. Sumber
Quote:
Febri, pembaca detikcom yang sudah menjadi penumpang Metro Mini 640 selama 12 tahun ini mengamati bahwa kawanan rampok ini memiliki pola tertentu.
"Berdasarkan pengalaman, para pencopet ini sering berkumpul dan naik Metro Mini 640 di depan halte Benhil sebelum Universitas Atmajaya, kadangkala terdiri dari beberapa kelompok, 3 sampai 4 orang. Ada yang naik Kopaja 19 (arah ke blok M), atau Metro Mini 640 (arah ke Pasar Minggu). Namun kadangkala mereka naik Metro Mini 640 sebelum flyover di perempatan Rasuna Said dan Gatot Subroto," demikian penjelasan Febri melalui email redaksi detikcom, Minggu (14/2/2016).
Ada satu pengalaman tak terlupakan yang dibagikan Febri, yakni saat sekelompok pencopet berusaha menghentikan Metro Mini 640 sebelum flyover perempatan Jalan HR Rasuna Said dan Gatot Subroto dengan memasang badan di tengah jalan. Para pencopet itu mencoba menghentikan Metromini di mana tak banyak penumpang yang ada didalamnya.
"Karena kesigapan sopir, sopir menghindari pencopet dengan membanting setir ke kanan, dan langsung tancap gas, karena pak sopir tahu keempat orang tersebut adalah pencopet. Semua penumpang saat itu mengucapkan terima kasih karena keberanian sopir mengambil tindakan tersebut maka seisi penumpang terselamatkan," jelas dia.
Pengalaman lain, karena seringkali menggunakan moda transportasi ini, Febri jadi mengetahui mana penumpang yang copet dan mana yang bukan. Febri melihat kebiasaan copet yang sekitar 3 orang yang naik Metro Mini dari Halte Komdak (Polda Metro Jaya) selalu berdiri di depan pintu depan dan belakang.
"Dengan beraninya mereka memamerkan kepiawaian mereka mencopet. Akibat situasi tidak nyaman saat itu, saya memutuskan untuk turun di halte LIPI, namun pencopet tersebut mencoba menghalangi saya untuk turun, tapi dengan keberanian yang ada maka sayapun menegur pencopet tersebut dengan keras dan tegas, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mengambil barang yang bukan haknya," tandas Febri.
Formasi kawanan rampok dan copet yang ada di pintu depan maupun belakang ini juga diungkapkan pembaca detikcom lain, A Hatminto. Hatminto sering melihat kawanan copet di Metro Mini 640 bila pagi.
"Incarannya penumpang KRL di Stasiun Sudirman ke Semanggi.Biasanya (satu) kelompok 5 atau 6 orang. Ada yang tugas halang pintu dan mepet penumpang. Saya pernah hampir jadi korban. Hati hati bila bus kosong, biasanya mereka duduk menyebar," tulis Hatminto pada redaksi detikcom.
Formasi kawanan copet dan rampok yang suka 'menjaga' pintu depan dan belakang bus tanggung ini juga dikuatkan Ferry. Ferry pernah melihat aksi pencopetan di Metro Mini 640 tahun 2009 lalu. Saat itu dia naik Metro Mini 640 dari depan Menara Jamsostek di Jalan Gatot Subroto, hendak menuju kantornya di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
"Pas berhenti di depan jembatan LIPI, komplotan copet berjumlah 3 orang naik saat Metro Mini penuh. Ketika sampai Halte Karet dekat Hotel Le Meridien mereka membentuk formasi. Satu eksekutor, satu jaga pintu belakang, satu di pintu depan. Ada bapak disilet tasnya di dekat pintu depan oleh eksekutornya. Yang di pintu belakang teriak-teriak alihkan perhatian penumpang lainnya. Alhasil, mereka dapat isi tas dan kabur begitu saja ke arah Karet Tengsin. Saya tidak berani teriak karena mereka membawa sajam dan mungkin saja mereka bisa nekat," aku Ferry dalam emailnya ke redaksi detikcom. Sumber
"Berdasarkan pengalaman, para pencopet ini sering berkumpul dan naik Metro Mini 640 di depan halte Benhil sebelum Universitas Atmajaya, kadangkala terdiri dari beberapa kelompok, 3 sampai 4 orang. Ada yang naik Kopaja 19 (arah ke blok M), atau Metro Mini 640 (arah ke Pasar Minggu). Namun kadangkala mereka naik Metro Mini 640 sebelum flyover di perempatan Rasuna Said dan Gatot Subroto," demikian penjelasan Febri melalui email redaksi detikcom, Minggu (14/2/2016).
Ada satu pengalaman tak terlupakan yang dibagikan Febri, yakni saat sekelompok pencopet berusaha menghentikan Metro Mini 640 sebelum flyover perempatan Jalan HR Rasuna Said dan Gatot Subroto dengan memasang badan di tengah jalan. Para pencopet itu mencoba menghentikan Metromini di mana tak banyak penumpang yang ada didalamnya.
"Karena kesigapan sopir, sopir menghindari pencopet dengan membanting setir ke kanan, dan langsung tancap gas, karena pak sopir tahu keempat orang tersebut adalah pencopet. Semua penumpang saat itu mengucapkan terima kasih karena keberanian sopir mengambil tindakan tersebut maka seisi penumpang terselamatkan," jelas dia.
Pengalaman lain, karena seringkali menggunakan moda transportasi ini, Febri jadi mengetahui mana penumpang yang copet dan mana yang bukan. Febri melihat kebiasaan copet yang sekitar 3 orang yang naik Metro Mini dari Halte Komdak (Polda Metro Jaya) selalu berdiri di depan pintu depan dan belakang.
"Dengan beraninya mereka memamerkan kepiawaian mereka mencopet. Akibat situasi tidak nyaman saat itu, saya memutuskan untuk turun di halte LIPI, namun pencopet tersebut mencoba menghalangi saya untuk turun, tapi dengan keberanian yang ada maka sayapun menegur pencopet tersebut dengan keras dan tegas, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mengambil barang yang bukan haknya," tandas Febri.
Formasi kawanan rampok dan copet yang ada di pintu depan maupun belakang ini juga diungkapkan pembaca detikcom lain, A Hatminto. Hatminto sering melihat kawanan copet di Metro Mini 640 bila pagi.
"Incarannya penumpang KRL di Stasiun Sudirman ke Semanggi.Biasanya (satu) kelompok 5 atau 6 orang. Ada yang tugas halang pintu dan mepet penumpang. Saya pernah hampir jadi korban. Hati hati bila bus kosong, biasanya mereka duduk menyebar," tulis Hatminto pada redaksi detikcom.
Formasi kawanan copet dan rampok yang suka 'menjaga' pintu depan dan belakang bus tanggung ini juga dikuatkan Ferry. Ferry pernah melihat aksi pencopetan di Metro Mini 640 tahun 2009 lalu. Saat itu dia naik Metro Mini 640 dari depan Menara Jamsostek di Jalan Gatot Subroto, hendak menuju kantornya di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
"Pas berhenti di depan jembatan LIPI, komplotan copet berjumlah 3 orang naik saat Metro Mini penuh. Ketika sampai Halte Karet dekat Hotel Le Meridien mereka membentuk formasi. Satu eksekutor, satu jaga pintu belakang, satu di pintu depan. Ada bapak disilet tasnya di dekat pintu depan oleh eksekutornya. Yang di pintu belakang teriak-teriak alihkan perhatian penumpang lainnya. Alhasil, mereka dapat isi tas dan kabur begitu saja ke arah Karet Tengsin. Saya tidak berani teriak karena mereka membawa sajam dan mungkin saja mereka bisa nekat," aku Ferry dalam emailnya ke redaksi detikcom. Sumber
Quote:
Copet Metro Mini 640, Sering Ditemukan Dompet Kosong di Thamrin-Kebon Sirih
Quote:

Quote:
Copet yang beraksi dalam bus Metro Mini 640 rupanya sering membuang hasil aksinya di perempatan Jl MH Thamrin-Kebon Sirih. Satpam sering menemukan dompet berserakan di kawasan itu.
Salah satu satpam di gedung yang berada di kawasan perempatan Jl MH Thamrin-Kebon Sirih, Jakarta Pusat, yang ditemui detikcom mengakui kerap menemukan dompet kosong.
"Saya sering nemuin dompet-dompet orang yang tinggal KTP-nya aja. Ditaruh gitu di sembarang tempat, kita kan keliling. Nah itu biasanya tinggal KTP-nya aja. Kita mau balikin KPT-nya juga buat apa kecuali kalau ada yang ke sini nanyain gitu," tutur satpam itu ketika berbincang di detikcom, Minggu (14/2/2016).
Menurut satpam itu, mayoritas yang ditemukannya adalah dompet perempuan. Satpam itu mengungkapkan, biasanya kawanan copet itu naiknya berombongan, lebih dari 4 orang.
"Ada 6 orang misalnya, 3 orang naik di depan yang lainnya di belakang. Naik-turun dari sini ada tiap hari," tuturnya.
Selain naik bersamaan, copet itu berpenampilan necis seperti orang kantoran. Satpam itu sebenarnya juga sudah hafal wajah-wajah kawanan copet.
"Pokoknya copet di sekitar sini saya udah hafal deh, udah ketahuan gitu gerak geriknya. Setiap hari dia naik turun sini. Biasanya mereka pakaian rapi kayak orang kantoran. Bapak-bapak gitu. Ada juga yang tampang preman itu orang Tanah Abang," jelasnya.
Meski tahu dan hafal kawanan copet dan rampok di dalam bus Metro Mini, namun dia enggan mengadu ke polisi karena takut.
"Kita mau ngomongin juga gimana, ntar disangka pahlawan kesiangan. Soalnya kan dia (copet) temannya nggak cuma satu. Ntar sewaktu-waktu itu mereka nyegat kita lagi di jalan gimana," tuturnya khawatir. Sumber
Salah satu satpam di gedung yang berada di kawasan perempatan Jl MH Thamrin-Kebon Sirih, Jakarta Pusat, yang ditemui detikcom mengakui kerap menemukan dompet kosong.
"Saya sering nemuin dompet-dompet orang yang tinggal KTP-nya aja. Ditaruh gitu di sembarang tempat, kita kan keliling. Nah itu biasanya tinggal KTP-nya aja. Kita mau balikin KPT-nya juga buat apa kecuali kalau ada yang ke sini nanyain gitu," tutur satpam itu ketika berbincang di detikcom, Minggu (14/2/2016).
Menurut satpam itu, mayoritas yang ditemukannya adalah dompet perempuan. Satpam itu mengungkapkan, biasanya kawanan copet itu naiknya berombongan, lebih dari 4 orang.
"Ada 6 orang misalnya, 3 orang naik di depan yang lainnya di belakang. Naik-turun dari sini ada tiap hari," tuturnya.
Selain naik bersamaan, copet itu berpenampilan necis seperti orang kantoran. Satpam itu sebenarnya juga sudah hafal wajah-wajah kawanan copet.
"Pokoknya copet di sekitar sini saya udah hafal deh, udah ketahuan gitu gerak geriknya. Setiap hari dia naik turun sini. Biasanya mereka pakaian rapi kayak orang kantoran. Bapak-bapak gitu. Ada juga yang tampang preman itu orang Tanah Abang," jelasnya.
Meski tahu dan hafal kawanan copet dan rampok di dalam bus Metro Mini, namun dia enggan mengadu ke polisi karena takut.
"Kita mau ngomongin juga gimana, ntar disangka pahlawan kesiangan. Soalnya kan dia (copet) temannya nggak cuma satu. Ntar sewaktu-waktu itu mereka nyegat kita lagi di jalan gimana," tuturnya khawatir. Sumber
Quote:
Gimana nih gansis? Ternyata para sopir Metro Mini 640 kebanyakan sudah tahu mengetahui sepak terjang komplotan tersebut. Namun mereka memilih untuk diam karena takut terhadap ancaman mereka. Jika tidak segera dihentikan, mau sampai kapan aksi kejahatan itu terus berlanjut. Kasihan para penumpang angkutan umum tersebut. Dan mungkin kejadian-kejadian tersebut tidak hanya menimpa Metro Mini 640 saja, mungkin yang lainnya juga. Memang sih, banyak sekali faktor yang menyebabkan mereka memilih jadi penjahat. Salah satunya tentu saja agar dapat bertahan hidup di ibukota yang apa-apanya menjadi serba mahal. Sedemikian sulitkah mencari pekerjaan halal di ibukota? Jika mereka berasal dari luar kota, cobalah mereka untuk balik ke kampung halaman masing-masing. Mungkin di sanalah tersedia pekerjaan yang halal. Sepenggal kisah di atas semoga bisa bermanfaat buat ente semuanya gansis, terutama yang akan merantau ke ibukota. Ada kurang lebihnya, ane mohon maaf yang sebesar-besarnya
. Mungkin dari ente ada yang mau nambahin, ane tunggu nih


Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
Kisah Penculikan Jamaludin, Bocah SD yang Akhirnya Ditemukan Tewas
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Banyu Biru, Anggota BIN yang Pamer SK Pengangkatan di Sosmed
Ketika Para Orang Tua Menggendong Bayi dalam Situasi Kondisi yang Tak Biasa
Kasus Mesum Marak, Berbagai Taman Kota di Malang akan Dipasangi CCTV
Mengenang Kembali Musisi Legendaris Asal Jepang, Masanori Takahashi a.k.a Kitaro
Foto-Foto yang Membuktikan Bahwa Beberapa Orang Terkenal Hidup Abadi, Benarkah?
Berbagai Kisah Mengerikan Tentang Orang yang Dikubur Hidup-Hidup
Ketika Para Ayah Terlalu Overprotective Terhadap Anak Gadisnya
Adakah yang Masih Ingat dengan Penyanyi Cilik Cleopatra Stratan?
Kumpulan Lapangan Tenis Anti-Mainstream yang Ada di Dunia
Mengenang Kembali Masa Kejayaan Spice Girls pada Era 90-an
Mengenang Aktris-Aktris Mandarin Cantik Era 90-an, Ada yang Masih Ingat?
Proyek-Proyek Bangunan Mengagumkan yang Tidak Pernah Terbangun
Inilah Kendaraan-Kendaraan Lapis Baja Paling Mahal di Dunia
Beginilah Karya-Karya Lukisan dari Seniman Hyper Realistis yang Menakjubkan
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
Diubah oleh ibnutiangfei 14-02-2016 20:18
0
4.9K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan