Punya Skill Tapi Masih Jadi Pengacara (Pengangguran Banyak Acara) ?

Duit nggak punya, pacar nggak ada.
Ah pokoknya lengkap lah derita loe.



Nah cara ini bisa dipakai untuk mencari nafkah dan menyambung hidup.



Kreatif, inovatif dan inspiratif, kan ?



Sampai disini, sampeyan minimal sudah bisa menarik kesimpulan :

Untuk bisa menghasilkan lembaran-lembaran rupiah, maka mutlak diperlukan keahlian (skill).

Tanya : Saya nggak punya keahlian mas, bagaimana caranya supaya saya bisa memiliki keahlian ?
Jawab : Caranya bisa dengan mengikuti pendidikan formal (sekolah/kuliah), kursus, diklat (pendidikan kilat), mengikuti workshop (seperti yang diadakan BLK Depnaker) atau bisa juga belajar secara otodidak (belajar dari internet, ikut teman/sodara yang sudah lebih dulu punya usaha/bisnis, dsb)

Itulah pentingnya PENDIDIKAN dan CHANNEL.

Mas/Mbak, coba di ingat kata pepatah :

Kumpul dengan profesor, ikutan pinter.
Kumpul dengan orang kaya, bisa ketularan kaya.
Kumpul dengan tokoh agama, bisa ketularan alim.
Kumpul dengan pedagang parfum, ikutan wangi.
Kumpul dengan montir mobil dan motor, jadi ikutan pinter service/ngoprek mobil dan motor.
Kumpul dengan forex trader, ikutan jadi pinter jual beli mata uang (valuta asing).
Kumpul dengan tukang cuci motor/mobil, ya ikutan basah ! Wong urusannya sama air. Ya kan ?



Eh, jangan salah loh mas/mbak. Sampeyan bisa ngaskus saja itu skill loh. Mau bukti ? Coba tanya sama orang gaptek yang nggak ngerti internet. Apa bisa dia internetan ? Nah loh !
Sampai disini, mungkin ada yang nggak kepikiran kalau bisa internetan itu sebuah keahlian.

Komersialisasi Skill VS Jual Keahlian

Tanya : Bedanya dimana, mas ?
Jawab : Begini, mas/mbak .....

Komersialisasi Skill = Ada "rahasia dapur" yang tidak dibuka untuk konsumsi publik (misal koki/chef, dia punya rahasia membuat masakan enak) atau bisa juga skill itu sulit di "copy paste" karena bakat (talent) bawaan lahir (misalnya pelawak).
..... Sedangkan .....
Jual Skill = "Rahasia dapur" dibuka untuk publik (misalnya guru/dosen/instruktur kursus, dia mengajar supaya murid-murid/mahasiswa/peserta kursusnya supaya menjadi pintar).

Jadi, kalau ada orang menjual keahliannya karena belum punya modal untuk memulai usaha, tolong hormati dan hargai. Sebab belum tentu sampeyan menguasai ilmu atau skillnya.

Rumus Komersialisasi & Jualan Skill

Tanya : Rumusnya gimana tuh, mas ?
Jawab : Simple saja, mas/mbak.

PENGUSAHA = APA SAJA DIUSAHAKAN

Bener kan ?
Pasti ada yang nggak kepikiran.



Pekerjaan Jaman Modern

Tanya : Bisa dikasih contoh nggak, mas ? Syukur-syukur contohnya unik, langka, menarik dan profitable.
Jawab : Bersambung, ya mas/mbak. Kalo interest pemirsa banyak, saya akan lanjutkan tulisan ini.

Penasaran dengan episode berikutnya yang bikin nyengir, ngakak dan menghasilkan lembaran-lembaran kertas bergambar Soekarno-Hatta ?

Monggo komentar. Supaya saya semangat menulis contoh-contohnya yang kongkrit dan profitable (secara teknis dan non-teknis).