Alasan Kenapa "SUCI Kompas TV" Layak Disebut sebagai Talent Show Terbaik di Indonesia
TS
Ryuutamaru
Alasan Kenapa "SUCI Kompas TV" Layak Disebut sebagai Talent Show Terbaik di Indonesia
Halo agan agan sekalian. Di tengah pertelevisian Indonesia yang tidak bisa dibanggakan, ternyata masih ada segelintir acara yang cukup menarik perhatian. Salah satunya “Stand up Comedy Indonesia”, biasa disingkat SUCI, yang ditayangkan di kompas TV.
SUCI ini dimulai pada tahun 2011 dan sekarang sudah memasuki musim ke-6. Bukan usia yang terlalu muda ya gan untuk sebuah acara televisi. Setiap minggu, ane hmpir tidak pernah ketinggalan episode dari SUCI ini. Lalu setelah ane pikir-pikir, ternyata ada banyak sekali perbedaan SUCI dengan talent show-talent show lain yang pantas membuatnya dinobatkan sebaca talent show televisi terbaik di Indonesia.
Berikut ane jabarkan poin-poin plus dari SUCI:
Spoiler for 1. Tidak Ada Rival dari Acara Ini:
Kompetisi menyanyi Pop? Banyak. Kompetisi nyanyi dangdut? Ada lebih dari satu. Kompetisi Multi-Talent? Ada Indonesia Mencari Bakat VS Indonesia’s Got Talent.
Untuk SUCI? Ya lima tahun awal tidak ada pesaing dari acara ini (SUC Metro TV tidak termasuk, karena bukan acara kompetisi). Namun di penghujung 2015 kemarin, Indosiar turut membuat kompetisi Stand Up Comedy dengan tajuk “Stand Up Comedy Academy (SUCA)”.
Hmm.. ane gamau bikin thread ini menyimpang menjadi “Perbandingan antara SUCI VS SUCA”. Tapi intinya, SUCA masih jauh dari kata layak untuk menjadi pesaing SUCI. Bukan pesertanya yang ga lucu, tapi konsepnya yang agak membosankan.
Spoiler for 2. Juri yang kompeten:
Sebuah ajang pencarian bakat tentu saja membutuhkan juri yang kompeten di bidangnya. Ya, ane tau mungkin hal ini juga dimiliki oleh talent show lain. Tapi yang unik dari SUCI, juri yang memiliki pemahaman dan pengalaman tinggi terhadap dunia stand up comedy hanyalah satu orang… Kalau ente ngikutin SUCI season 2-5, maka juri kompeten tersebut adalah Raditya Dika. Sedangkan slot juri yang lain diisi oleh comedian legendaris, Indro Warkop, serta juri tamu atau juri yang awam soal Stand up Comedy (Season 2 dan 3: berganti setiap minggu. Season 4 dan 5: Fenny Rose).
Quote:
Juri SUCI 4 dan 5
Quote:
Video Kekocakan para Juri
Sedangkan pada season yang terbaru, season 6, jurinya bertambah jumlahnya jadi . Ada Indro Warkop, satu juri tamu, Pandji Pragiwaksono (menggantikan Raditya Dika. walau kepopulerannya di mata anak muda berbanding jauh dengan Radit, tapi mereka berdua sama-sama sakti di dunia stand up), dan Cak Lontong. Ya, Cak Lontong, sebelum terkenal di ILK dia juga merupakan Stand Up Comedian. Ane asumsikan dia sebagai orang yang mewakili comedian yang saat ini punya jam terbang tinggi di pertelevisian indo. Ane pikir komentarnya bakal serius sebagai juri, gataunya sama aja, tetap bikin MIKIR .
Quote:
Juri SUCI 6
Dengan variasi tersebut, peserta tidak hanya dinilai dari teknik stand upnya saja.
Spoiler for 3. Host yang Kocak:
Host atau pembawa acara juga penting dalam sebuah acara televisi. Mungkin agan-agan tau bahwa tradisi dari SUCI ini adalah siapa yang juara, maka dia akan menjadi Host di musim berikutnya bersama dengan host tetap. Juara 1 sebuah kompetisi komedi tentu saja tidak diragukan lagi kelucuannya di atas panggung. Maka dari itu kelucuannya bisa disalurkan saat menjadi host dari kompetisi yang sama.
Sedihnya di Indonesia ini, acara-acara TV berlomba-lomba dalam hal jumlah host. Paling sedikit ada tiga Host dalam satu panggung. Bayangkan saja, tiga orang dengan kepala yang berbeda, berusaha mencuri perhatian penonton, justru menjadi krik krik. Kadang lucu sih, tapi ketutupan suara host lain yang ikut ngomong.
Berbeda dengan SUCI, cukup dengan dua host saja (Kayak program KB ). BTW, tradisi “juara menjadi host” sudah tidak dilanjutkan semenjak musim terbaru ini. Host tetapnya adalah Hifdzi khoir “SUCI 4” dan Uus “SUCI 3”. Kombinasi yang sangat gila menurutane mengingat kedua komika tersebut sama-sama absurd.
Quote:
Uus sebagai Host Tetap dan Babe si Juara SUCI 3 di Panggung SUCI 4
Mungkin saja SUCI bakal ngikutin tradisi “3 host dalam satu panggung”. Karena ane lihat di Show 1 SUCI 16 kemarin, Ada Hifdzi, Uus, dan Babe (Juara SUCI 3, sepertinya akan berganti-ganti setiap minggu dengan juara season lain) yang nge-host bareng. Tapi itu tidak di setiap segmen, ada kalanya hanya dua dari mereka bertiga yang naik ke panggung. Ya kita lihat show berikutnya saja
Spoiler for 4. Hanya Satu Orang yang berdiri di atas Panggung, tapi Mampu memecahkan Suasana:
Selain berlomba-lomba dalam jumlah host, banyak juga acara tv indo yang menjadikan panggung hiburan layaknya lapangan bola, RUAMEE!! Niatnya menghibur, tapi apa daya penonton hanya bisa menatap dengan bingung seraya membatin “Apaan sih?”
Berbeda dengan SUCI atau stand up comedy pada umumnya. Cukup satu orang yang berbicara di atas panggung, namanya juga pelawak tunggal tanpa iringan musik “ba dum jes..”, tanpa penonton bayaran yang dipaksa tertawa, tapi sanggup membuat tertawa seisi ruangan.
Spoiler for 5. Variasi Peserta:
Maksudnya peserta SUCI ini datang dari berbagai kalangan, suku, usia, profesi dan lain sebagainya. Mungkin poin ini juga bisa ditemukan di acara lain, tapi apakah bisa dijadikan ‘senjata’?
Kalau dalam sebuah kompetisi menyanyi, perbedaan latar belakang tidak akan berpengaruh banyak. Tapi kalua seorang komika mempunyai latar belakang yang khas, maka itu bisa sangat membantu dalam bahan-bahan Stand Up Comedy-nya. Contoh, kita lihat dari perbedaan suku: Ada Arab (Kemal SUCI 2), Batak (Boris SUCI 2, Benedion SUCI 3), Timur (Arie SUCI 3, Abdur SUCI 4, Rigen SUCI 5), Betawi (David SUCI 4), Madura (Muslim SUCI 3). Itu baru beberapa yang ane sebut dan ane ingat. Komika-komika di atas biasanya memakai logat dan gaya bicara khas sukunya dalam menyampaikan materi, serta tak luput materi-materi yang ada mengandung hal hal lucu yag ada pada suku mereka.
Kalau berdasarkan latar belakang profesi, ini contohnya: Pelajar (Rahmet SUCI 5), Polisi (Ferry SUCI 3, Gamayel SUCI 6), Dosen (Pulung SUCI 3, Irvan SUCI 6, Radit SUCI 6), Penyiar Radio (Randika SUCI 2, Coki SUCI 4, Vyna SUCI 6), Mahasiswa (Banyak hehe).
Selain perbedaan latar belakang, Hal lain yang bisa menjadi keunikan peserta adalah Persona. Persona, dalam konteks stand up comedy mengacu pada aura [karakter panggung] seorang comic. Persona cukup menentukan bagaimana seorang komika menyampaikan materinya di atas panggung. Contoh Persona: Marah-marah (Rigen SUCI 5, Bene SUCI 3, Muslim SUCI 3), Absurd (Fico SUCI 3, Indra SUCI 5, Kemal SUCI 3), Deadpan/Muka datar (Dodit SUCI 4, Yudhit SUCI 4, Beni SUCI 4).
Quote:
contoh keberagaman suku di SUCI 3
Dengan variasi peserta tersebut, tentu saja tidak akan membosankan menonton SUCI selama dua jam. Berikut kalimat yang ane kutip dari Pandji saat dia memberikan komentar terhadap salah satu peserta SUCI.
“Dulu orang-orang cari yang lucu, waktu awal-awal stand up comedy menjamur di Indonesia. Sekarang yang lucu banyak, orang-orang ingin cari yang beda dan unik.”
Spoiler for 6. No SMS Voting:
Mungkin SUCI adalah satu dari sedikit acara pencarian bakat yang eliminasi pesertanya tidak berdasarkan polling SMS. Semua keputusan berada di tangan juri. Hal ini cukup adil menurut ane. Karena kalau nasib peserta diserahkan kepada penonton tentu menjadi berkurang objektivitasnya. Belum tentu seseorang sms peserta karena kualitasnya.
Spoiler for 7. Tidak ada drama dan basa-basi tak penting:
Haha.. sering ga sih ente liat acara yang kayak gini? Dimana setelah proses penjurian host akan berusaha mengorak-ngorek informasi dan latar belakang peserta. Lalu sampai titik dimana peserta menceritakan pengalaman menyedihkannya, lalu semua menangis, lalu mungkin dia bisa jadi pemenang.
Ditambah lagi, ada acara yang sesi komentar jurinya 10 kali lipat lebih lama dari penampilan peserta. Terus ada host-host yang bikin acara tambah lama dan membosankan.
Singkat saja, ente tidak akan menemukan hal tersebut di SUCI.
Spoiler for 8. Terakhir:
Ane bingung mau ngasih judul apa untuk poin ini. Intinya gini, SUCI itu acara komedi, penonton disuguhkan dengan komika-komika yang sanggup memecah tawa mereka. Tapi di akhir, di sesi eliminasi atau close mic, penonton justru diperlihatkan adegan mengharukan ketika komika-komika yang bertahan harus berpelukan dengan komika yang pulang.
“Loh katanya tadi gaada drama?”
Hehe.. Ga ada drama yang dibuat-buat dalam sebuah perpisahan gan. Mungkin itu yang dirasakan oleh Peserta-SUCI SUCI yang sudah bagaikan keluarga
Sekian poin-poin dari ane gan. InsyaAllah tidak repost karena murni dari pendapat ane. kalau ada yang mau menambahkan monggo komennya. Jangan lupa dan rate nya gan.
Diubah oleh Ryuutamaru 13-02-2016 22:49
0
5.7K
Kutip
47
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru