- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kereta Cepat Macet di SBY, Bergeraknya di Jokowi


TS
sbersayap
Kereta Cepat Macet di SBY, Bergeraknya di Jokowi
INILAHCOM, Jakarta - Proyek kereta cepat ternyata sudah digagas sejak 2008, saat SBY berkuasa. Namun mampet dan baru terealisasi di era Joko Widodo.
Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Prihantono, bilang, terealisasinya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Di dalam RPJMN, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5-6 persen. Tentu hal ini bisa terjadi jika pembangunan di Jawa sudah sangat berkembang. Artinya, perlu ada investasi besar," ungkap Bambang.
Sayangnya, lanjut Bambang, keuangan pemerintah terbatas. Sehingga, pemerintah musti mengandalkan masuknya investasi. Dalam hal ini perlu melibatkan BUMN dan swasta.
"Ketika swasta ada yang tertarik dengan proyek kereta api cepat, segera direspons. Selama tidak pakai APBN, itu peluang bagus. Kereta cepat ini akan mendorong perekonomian tumbuh cepat," papar Bambang.
Terkait besarnya investasi kereta cepat, menurut Bambang, sangatlah lumrah. Karena, orientasi proyek senilai US$ 5,5 miliar ini, menang untuk jangka panjang.
"Sekarang, kalau investasinya cukup besar, melihatnya jangka panjang. Lihat saja, saat macet liburan kemarin. Nah, solusinya kalau sudah ada kereta cepat," pungkasnya. [ipe]
- See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/....jM7rooa1.dpuf
Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Prihantono, bilang, terealisasinya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Di dalam RPJMN, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5-6 persen. Tentu hal ini bisa terjadi jika pembangunan di Jawa sudah sangat berkembang. Artinya, perlu ada investasi besar," ungkap Bambang.
Sayangnya, lanjut Bambang, keuangan pemerintah terbatas. Sehingga, pemerintah musti mengandalkan masuknya investasi. Dalam hal ini perlu melibatkan BUMN dan swasta.
"Ketika swasta ada yang tertarik dengan proyek kereta api cepat, segera direspons. Selama tidak pakai APBN, itu peluang bagus. Kereta cepat ini akan mendorong perekonomian tumbuh cepat," papar Bambang.
Terkait besarnya investasi kereta cepat, menurut Bambang, sangatlah lumrah. Karena, orientasi proyek senilai US$ 5,5 miliar ini, menang untuk jangka panjang.
"Sekarang, kalau investasinya cukup besar, melihatnya jangka panjang. Lihat saja, saat macet liburan kemarin. Nah, solusinya kalau sudah ada kereta cepat," pungkasnya. [ipe]
- See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/....jM7rooa1.dpuf
0
2.6K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan