“Suatu ketika aku ingin menjelaskan diriku pada diri sendiri…. Dan perkara ini menohokku dengan sebuah kejutan bahwa hal pertama yang harus aku katakan adalah “Aku seorang perempuan.’” (Simone De Beauvoir)
Quote:
Penampakan google di atas dapat anda lihat pada hari ini. Siapa sih Simone De Beauvoir itu, kok sampai-sampai terpampang wajahnya di Google?
Yupp hari ini adalah ulang tahun Simone De Beauvoir yang ke 106 tahun. Begitu pentingkah doi sehingga google memasang tampang beliau? Ya udah agan-agan simak deh informasi singkat di bawah ini..
Spoiler for Info Singkat:
Simonde De Beauvoir adalah seorang pemikir feminis Perancis. Beliau lahir pada 9 Januari 1908 di Perancis dan meninggal 14 april 1986 pada umur tujuh puluh delapan tahun.
Beliau menyelesaikan pendidikannya di bidang filsafat di universitas ternama di Perancis, Sorbonne. Pada tahun 1929 beliau lulus dengan cemerlang. Kemudian beliau menjadi guru di sekolah menengah pertama di Marseille dan Rouen dari tahun 1931 hingga 1937, dan di Paris dari tahun 1938 hingga tahun 1943. Setelah Perang Dunia Kedua, beliau muncul sebagai pejuang pergerakan eksistensialisme, bersama Jean-Paul Sartre dengan buku mereka, Les Temp Modernes.
Simone de Beauvoir meninggal dunia pada tahun 1986 setelah terkena penyakit pneumonia. Beliau dimakamkan di sebelah makam Sartre di Cimetiere du Montparnasse di Paris. Setelah kematiannya, karya beliau telah meninggalkan pengaruh yang kuat khususnya dalam pergerakan feminisme.
Pada waktu kematiannya ia diberi penghargaan sebagai seorang figur yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, dan sebagai penulis yang hebat, yang telah memenangai “the Prix Goncourt”, mendapat penghargaan sebagai penulis bergensi di Perancis, untuk novelnya yang berjudul “The Mandarins”.
Sebagai seorang pemikir terpenting, ia memiliki pengaruh besar dalam sejarah dunia feminis khususnya. Dalam buku ‘second sex’ ia berbicara siapakah perempuan itu sesungguhnya, dalam lintasan sejarah, secara biologis, tradisi, agama, negara dan bagi dirinya sendiri.
Ia mengkritik dengan keras kesewenang-wenangan laki-laki atas perempuan. Menurut pemikirannya, dengan mengangung-agungkan tradisi, agama, adat istiadat, mereka (laki-laki) mengklaim memiliki hak otoritas atas perempuan. Mereka berhak mendominasi dan mengatur hidupnya. Perempuan dilihat dalam perspektif laki-laki yang jauh berbeda dalam pandangan perempuan sendiri. Maka dalam buku ini ''second sex'' menguak-kan bagaimana perempuan berbicara dan melihat dirinya. Apa perkataan perempuan ini sendiri mengenai feminisme. Perempuan harus berdiri sama derajatnya dengan laki-laki. Sehingga tidak diskriminasi jenis kelamin yang mengorbankan perempuan.
Pada zamannya, Simon De Beauvoir adalah pentolan bagi perempuan yang menjunjung emansipasi wanita. Ia berpendapat unsur pembeda dalam psikologi wanita bukanlah hal-hal yang kodrat dan tak dapat diubah, melainkan penjajahan wanita oleh pria sepanjang berabad-abad. Ada kalimat yang dia tulis dalam bahasa perancis "On ne naît pas femme, on le devient." yang diartikan dalam bahasa indonesia: "Orang tidak dilahirkan sebagai perempuan, melainkan menjadi perempuan".
Emansipasi wanita yang dihembuskan oleh Simone de Beauvoir ini didasari kehidupan dalam budaya perancis hingga awal abad 19, yang mana kaum wanita tidak dihitung suaranya, tidak diakui keberadaannya, dan bergantung pada lawan jenisnya.
Spoiler for Kisah Cinta Yang Unik:
Cinta Yang Unik
Quote:
Sepanjang Oktober 1929, Simone De Beauvoir berpacaran dengan Jean Paul Sartre yang merupakan seorang filsuf dan sastrawan. Sartre dan Castor, demikian sapaan mesra kedua pasangan ini yang menolak untuk menikah.
Meskipun mereka menolak untuk menikah, tidak hidup bersama, dan masing-masing memiliki kekasih yang lain, serta menyapa satu sama lain dengan sebutan formal “Anda”. Mereka menjalin hubungan percintaan yang begitu bebas dan saling terbuka.
Simon De Beauvoir yang biseks ini juga mengajak kekasih-kekasih wanitanya untuk bergabung di dalam jalinan asmara bersama Sartre. Demikian pula Sartre, seorang playboy yang telah mengatasi wajahnya yang tidak tampan dengan mengasah kemahiran merayu dan meluluhkan hati, mengajak kekasih-kekasihnya bergabung di dalam grup percintaan bebas itu.
Kata-kata dan bujuk rayuan Sartre jauh lebih menarik perempuan dari pada wajahnya yang jelek. Akan tetapi, tentu saja yang menjadi sentral dari grup percintaan itu tetaplah Sartre dan de Beauvoir. Di kemudian hari para mantan kekasih pasangan Sartre-de Beauvoir ini mengalami apa yang disebut pengalaman ketiadaan. Mereka menjadi l’autre yang ditidak, ditiadakan, dan dikorbankan oleh pasangan Sartre-de Beauvoir.
Pasangan Sartre dan de Beauvoir membedakan percintaan mereka menjadi dua. Percintaan Sartre dan de Beauvoir mereka golongkan sebagai amour necessaire (cita yang tidak bisa tidak, cinta yang perlu dan dibutuhkan). Meskipun Sartre menjalin percintaan dengan banyak wanita yang lain, hanya Simone de Beauvoir satu-satunya wanita yang tak tergantikan di dalam hidup Sartre.
Demikian juga dengan de Beauvoir, meskipun dia menjalin kisah cinta dengan lelaki lain dan wanita-wanita lain, hanya Jean-Paul Sartre satu-satunya cinta yang tak tergantikan di dalam hidupnya. Sedangkan percintaan mereka bersama kekasih-kekasih mereka yang lain, juga yang masuk di dalam grup percintaan mereka itu mereka golongkan sebagai amours contingentes (cinta-cinta yang kontingen, yang bisa berubah sewaktu-waktu).
Bisa kita simpulkan kehidupan percintaan mereka yang demikian itu merupakan bentuk penghayatan filsafat mereka mengenai kebebasan dan kontingensi yang mereka siapkan secara bersama di dalam ujian dan yang terus menjadi tema karya Sartre hingga La Nausee (1938/1939).
Penampakan beliau gan
Spoiler for Sepasang Kekasih:
Spoiler for Pacaran:
Spoiler for Berduaan:
Spoiler for Cantik:
Spoiler for Lagi:
Spoiler for Lagi gan:
Spoiler for Bergulat dengan buku:
Spoiler for Masa Nenek-Nenek:
Spoiler for Makamnya gan:
Spoiler for Penutup:
Jika berkenan dan merasa bermanfaat boleh dong kasih dan 5nya . Jika ada yang kurang berkenan atau salah informasinya silakan ditambahin di kolom komentar ya gan