Kaskus

News

mobil.bergoyangAvatar border
TS
mobil.bergoyang
harga beras meroket, Mentan cium ada aroma mafia penimbun beras
Bandar Lampung - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mencium, ada mafia yang memainkan pasokan beras di dalam negeri. Hal ini membuat harga beras sempat merangkak naik di awal tahun, khususnya beras medium yang sempat mencapai Rp 9.000/kg.

Tudingan pada pemain besar yang memainkan harga beras, kata Amran, terlihat setelah dirinya mendapati ada anomali beras yang masuk di sejumlah pasar induk di sejumlah daerah.

"Sudah ketahuan pemainnya yah itu-itu saja. Ini ada anomali tiba-tiba beras dalam jumlah besar masuk ke pasar induk Februari, padahal Februari ini biasanya paceklik, tiba-tiba ada suplai beras masuk dua kali lipat dari biasanya. Aneh kan," ujarnya ditemui di Hotel The Seven, Bandar Lampung, Jumat (12/2/2016).

Menurut Amran, mafia beras tersebut menggelontorkan beras mulai di Februari karena khawatir harga beras akan jatuh saat panen raya yang dimulai di bulan Maret jika tetap melakukan penimbunan.

"Jadi, selama ini ada yang simpan beras dalam jumlah besar di gudang, mereka yakin bisa kendalikan harga. Tapi ternyata stok beras di Bulog masih besar, beras impor belum dipakai, kemudian ada panen raya. Maka mereka pikirnya lebih baik keluarkan sekarang daripada harganya makin hancur," jelasnya.

Anomali melimpahnya pasokan beras di sejumlah pasar beras tersebut membuat harga beras langsung turun dalam sepekan terakhir.

"Satu kilogram beras langsung Rp 9.000/kg. Kemudian katanya turun di Cipinang jadi Rp 8.600/kg, ada yang Rp 8.000/kg, malah saya cek sendiri datang pakai sandal di Cipinang harganya ada yang Rp 7.500/kg," ujar Amran.

Dia mencontohkan, dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), total beras yang masuk pada Bulan November sebesar 34.037 ton 2015, Desember 39.881 ton, kemudian melonjak jadi 50.559 ton pada Januari 2016, kemudian kembali naik menjadi 52.696 ton pada Februari.

"Kalau dari periode yang sama di Januari tahun lalu beras yang masuk Cipinang hanya 34.466 ton, kemudian Februari 22.301 ton. Itu artinya naik dua kali lipat, padahal tahun lalu kita mengalami El Nino terberat sepanjang sejarah. Februari tahun ini naik 136,29% dari Februari tahun 2015. Artinya ada yang tahan di gudang," tegasnya lagi.

Amran mengungkapkan, anomali beras yang masuk rupanya tak hanya terjadi di PIBC, namun juga di pasar-pasar induk beras lainnya.

"Kita amati di 7 pasar induk yang besar lainnya. Hasilnya juga sama, ada yang memainkan stok," tutupnya.
(drk/drk)

penimbun beras
0
1.2K
16
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan