Iseng-iseng bikin Thread tentang CINTA, sapa tau menarik ....
Quote:
Agan pasti kenal Albert Einstein kan?
Dan yang paling terkenal dari seorang Albert Einstein adalah rumus yang sering dikenal dan sangat penting dalam menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) dan massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 ).
Ane disini bukan mau menjelaskan lebih rinci mengenai rumus fisika tersebut,
bukan mau mebahas energi dan massa suatu benda,
Tapi ane coba kaitkan rumus tersebut dengan logika cinta.
Ya logika rumus kesetaraan antara energi dan massa terhadap cinta!
Quote:
Quote:
Pertama-tama rumus E=M.C2, akan didefinisikan sebagai berikut:
E= Energi atau kemampuan yg seseorang miliki dalam mencintai pasangannya.
M= Kuantitas cinta yang seseorang miliki untuk pasangannya.
C= Perubahan kualitas cinta.
Selanjutnya, variabel C dirumuskan sbb:
C= (S/t), dengan
S= Keterpautan hati antara dua insan.
t= Waktu (variabel tidak berpengaruh).
Mengapa waktu (t) merupakan variabel tdk berpengaruh?. Urusan cinta tdk ditentukan seberapa lama kita mengenal seseorang. Romeo dan Juliet saling mencintai dalam waktu relatif singkat. Sebaliknya, para artis dan masyarakat umum bisa bercerai walaupun waktu pernikahan mereka relatif lebih lama. Maka disini, waktu dianggap sesuatu yang tdk berpengaruh (invariable). Sehingga rumus di atas berubah menjadi: E=M.(S)2 atau S= (E/M) ½.Dari rumus terakhir, keterpautan dua hati (S) berbanding lurus dengan kemampuan mencintai (E) dan berbanding terbalik dengan kuantitas cinta (M).
Apa hikmah yang dapat diambil dari rumus terakhir gan?
Cinta yg langgeng mensyaratkan besarnya keterpautan hati (S) dua insan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan kemampuan mencintai (E) lebih ditekankan daripada kuantitas mencintai (M). Mengapa demikian?
Kemampuan mencintai (E) berkaitan dengan seberapa besar yg agan dapat lakukan untuk membahagiakan pasangan agan. Sifat-sifat yg sesuai dengan kemampuan mencintai adalah pengertian, pengorbanan, tenggang rasa, saling percaya dan pemahaman.
Sedangkan kuantitas mencintai (M) cenderung menuntut seberapa jauh pasangan agan memenuhi keinginan agan, baik jasmani maupun rohani. Kuantitas mencintai erat kaitannya dengan ego dan harapan yg dimiliki seseorang. Dengan kata lain, dalam hal bercinta, memberi lebih baik daripada menuntut.
Sebagai manusia biasa, menuntut adalah hal wajar sebagai wujud dari naluri alami untuk diakui eksistensinya oleh lingkungan sekitar, termasuk pasangan. Tetapi, sebagai makhluk sosial, memberi juga merupakan suatu keharusan. Langkah bijaksana yg dapat diambil adalah menyeimbangkan antara kemampuan mencintai agan terhadap kuantitas mencintai agan agar agan dapat eksis sbg individu manusia yang juga makhluk sosial gan.
Cek No Repost gan

#CINTA #FISIKA #ALBERTEINSTEIN