Senyum.
Penelitian tahun 2011(http://www.eurekalert.org/pub_releas...-sfa022211.php) menunjukkan bahwa berpikir tentang sesuatu yang positif yang membuat kamu tersenyum bisa membuat kamu merasa lebih bahagia.
Harus senyum beneran lho, gak boleh fake.
Penelitian oleh Clark University tahun 2013(https://www.repository.cam.ac.uk/bit...E0E?sequence=1) juga menemukan bahwa tersenyum juga bisa mengaktivasi memori-memori yang positif.

Berlari.
Aktivitas fisik(http://www.mayoclinic.org/exercise-a...s/ART-20044469), terutama yang memicu kardio membuat otak kita memproduksi hormon endorphin, yaitu hormon yang mentrigger rasa ‘feel-good’ yang bisa mengimprove mood dan well-being.

Berdoa.
Kegiatan spiritual dan aktivitas religius sudah diasosiasikan dengan meningkatnya kebahagiaan, berdasarkan review dari 300 penelitian(http://www.uphs.upenn.edu/pastoral/K...e_2Nov2010.pdf) yang mengkoneksikan antara spiritualisme dan kesehatan. Berdoa sendiri adalah salah satu cara untuk mengatasi stress.

Tertawa.
Gak cuma bisa mengatasi stress, tertawa itu bisa memperbaiki mood kita dan menurunkan tanda-tanda anxiety dan depression. (http://www.mayoclinic.org/stress-rel...f/ART-20044456)

Jalan kaki di taman.
Well, di Indonesia gak terlalu banyak taman sih ya, tetapi intinya meluangkan waktu dekat dengan alam.
Dan ternyata banyak berinteraksi dengan lama bisa meningkatkan well-being. Ada penelitian di UK(http://personal.lse.ac.uk/mackerro/h...tural_envs.pdf) yang menunjukkan bahwa orang-orang lebih bahagia ketika ada di lingkungan yang ‘natural’ dibandingkan di tengah kota.

Berbuat kebaikan.
Melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk orang lain bisa membuat kamu lebih bahagia, berdasarkan riset di University of California.(http://health.usnews.com/health-news...ke-you-happier)

Dengarkan lagu-lagu yang happy.
Penelitian menemukan bahwa murid yang mendengarkan lagu-lagu yang happy ketika mengerjakan sesuatu yang butuh effort merasakan kenaikan di level kebahagiaannya. Ini di penelitian yang dilakukan tahun 2013 (http://www.alphagalileo.org/ViewItem...CultureCode=en) yang di publish juga di Journal of Positive Psychology.

Jalan dengan tegap.
Berdasarkan penelitan di Florida Atlantic University(http://books.google.com/books?id=4Vi...styles&f=false), berjalan dengan tegap denga beat yang positif membuat kamu lebiih happy. Di penelitian ini orang-orang yang berjalan dengan langkah yang lebih lebar, tangan mengayun dan kepala melihat kedepan/keatas merasa lebih happy (walau hanya 3 menit) dibandingkan grup yang jalannya melihat kebawah sambil bungkuk.

Meditasi.
Meditasi bisa membantu menurunkan stress dan menurunkan tanda-tanda depresi ringan. Dan juga telah dihubungkan dengan kesehatan emosional dan peningkatan kualitas tidur. (http://www.huffingtonpost.com/2013/0...n_2836954.html)

Memiliki diary syukur.
Bersyukur atas apa yang kita miliki, rasakan, alami. Banyak penelitian(http://www.gapsychology.org/displayc...articlenbr=309) yang sudah menemukan korelasi yang kuat antara bersyukur dengan well-being, mulai dari usia mudapun. Mengajarkan anak kecil bersyukur di sekolah sudah terbukti meningkatkan emosi yang positif dan optimisme.

Liburan.
Tepatnya adalah antisipasi untuk liburan, berdasarkan penelitian di Belanda tahun 2010(http://well.blogs.nytimes.com/2010/0...our-happiness/), bisa meningkatkan kebahagiaan sampai 8 minggu sebelum kamu pergi.

Bermain dengan anak anjing.
Sepertinya otak kita memang langsung happy kalau bermain dengan anak anjing. Satu penelitian(http://www.bbk.ac.uk/news/simple-ple...-fits-the-bill) menemukan bahwa hanya bermain atau memegang anak anjing meningkatkan aktifitas otak di otak bagian kiri — yaitu bagian yang diasosiasikan dengan pleasure dan kebahagiaan. Memiliki peliharaan di rumah pun sudah dikorelasikan dalam meningkatkan well-being.

Tidur siang.Kurang tidur bisa meningkatkan level stress. Salah satu penelitian(http://nymag.com/news/features/38951/index2.html) menunjukkan bahwa setelah mengingat sebuah daftar kata-kata, anak kuliah yang kurang tidur meningat 81% kata-kata yang konotasinya negatif (seperti ‘kanker’) dan hanya mengingat 41% kata-kata yang konotasina positif atau netral (seperti ‘sinar matahari’). Telah terbukti juga bahwa nyuri tidur siang itu meningkatkan mood.

Menikmati secangkir teh.
Memperhatikan dan mengapresiasi hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup (simple pleasures) bisa me-reprogram otak kita untuk menjadi lebih happy dengan shifting kecenderungan otak dalam ‘negativity bias’, kata Psikolog Rick Hanson dalam bukunya Hardwiring Happiness. “Kita selalu dikelilingi oleh kesempatan — 10 detik di sini atau 20 detik di sana — hanya untuk memperhatikan situasi dan belajar dari hal-hal tersebut,” ucapnya ke The Huffington Post.(http://www.huffingtonpost.com/2013/1...n_4108363.html)

Kerja Sosial.
Membantu orang lain sebenarnya juga membantu diri kita sendiri. Penelitian di University of Exeter(http://www.huffingtonpost.com/2013/0...n_3804274.html) menemukan bahwa kerja sosial bisa meningkatkan kebahagiaan, meringankan depresi dan membuat kamu hidup lebih panjang.

Bercinta.
Bercinta (bahasanya gak kuat gue -red), ternyata bisa membantu mengatasi stress dan meningkatkan well-being. Penelitian oleh Institute For The Study of Labor(http://www.huffingtonpost.com/2013/0...n_3755271.html) menemukan bahwa mereka yang bercinta sedikitnya 4x/minggu itu lebih happy dan gak mudah depresi — dan juga menghasilkan lebih banyak uang. (What? – red). Tidak hanya itu, juga membuat jantung dan sistem imun kita lebih sehat.

Memikirkan masa-masa indah.
Nostalgia tentang hal-hal yang menyenangkan tentang masa lalu membuat kita menjadi lebih optimis untuk masa depan, berdasarkan penelitian di University of Southampton.(http://www.biospace.com/News/being-n...tic-and/315690)