- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahok Perintahkan Wali Kota Beri Surat Peringatan kepada Warga Kalijodo


TS
namimii
Ahok Perintahkan Wali Kota Beri Surat Peringatan kepada Warga Kalijodo
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kawasan Kalijodo akan ditertibkan setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melayangkan tiga kali surat peringatan (SP).
Pelayangan SP dilakukan oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Pemerintah Kota Jakarta Utara.
"Kalijodo mesti ada SP 1-2-3, baru SPB (surat perintah bongkar) dikeluarkan. Ini melibatkan dua Wali Kota," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (11/2/2016).
Basuki mengatakan, sudah meminta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk melayangkan SP 1 untuk warga Kalijodo. Setelah SP 3 dilayangkan, selanjutnya akan diterbitkan Surat Perintah Bongkar (SPB).
"Begitu masuk SPB, pasti kami akan minta bantuan polisi dan tentara," kata Basuki.
Ia pun menargetkan proses pelayangan SP3 hingga SPB dapat dilakukan tahun 2016 ini.
"Harusnya bisa ya. Kan rentang waktunya (pelayangan SP) ada dua minggu atau seminggu begitu saja hitungannya," kata Basuki.
Diancam Digusur, Warga Kalijodo Siapkan Preman

JAKARTA – Mengenai rencana pembongkaran yang akan dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), warga Kalijodo mengancam akan mengerahkan sejumlah preman jika Pemprov DKI Jakarta ngotot melakukan penggusuran.
"Preman di sini juga pasti bantu, apalagi biangnya masih di sini (Kalijodo), ya susah mau digusur juga. Mereka pasti ngamuk, bisa bahaya," ujar warga Kalijodo kepada Okezone, Kamis (11/2/2016).
Dia mengatakan jumlah preman di kawasan Kalijodo cukuplah banyak. Selain itu, mereka sudah tidak asing lagi untuk bentrok dengan aparat.
"Setiap kafe di sana (Kalijodo) sudah pasti ada pengamanannya. Apalagi waktu Fortuner maut katanya di Kafe Adly aatau Adrew, itu pengamannya lebih banyak," ucapnya.
Sama halnya dengan salah satu warga Penjaringan, Andre mengatakan kawasan Kalijodo memang dikenal sebagai tempat maksiat dan ditakuti aparat setempat. Bahkan, salah satu organisasi keagamaan masyarakat pun gagal menertibkan kawasan itu.
"Tidak ada yang berani masuk. Kalau bentrok orang-orang itu pada bawa tombak, namanya panah pasti berseliweran di mana-mana," ucapnya.
Dari pantauan di lokasi, sejak sore wanita penghibur sudah mulai bersiap untuk bekerja menyambut tamu laki-laki hidung belang. Lampu-lampu gemerlap mulai dinyalakan. Terdengar suara seorang wanita menawarkan jasa karyawannya. Sementara itu, wanita-wanita dengan pakaian sangat minim sudah berjejer di kursi ruangan depan kafe dan dipinggir jalan sambil menawarkan jasanya.
Sebagai informasi, di kawasan ini terdapat 60 kafe yang dibangun dua tingkat untuk menampung belasan hingga puluhan pengunjung dengan ruangan khusus di dalamnya. Selain itu, pengunjung diberikan beragam fasilitas penjagaan pengamanan. Pengunjung bisa memilih wanita untuk menemaninya bermalam.
(erh)
Krishna Murti Pernah Ditodong Pistol oleh Preman Kalijodo
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengaku, ia pernah ditodong dengan pistol oleh preman di kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.
Krishna menceritakannya dalam bukunya, Geger Kalijodo. Situasi itu terjadi pada sekitar Januari 2002, ketika Krishna menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan.
Semua berawal saat perkelahian terjadi di antara dua orang dari dua kelompok yang berseteru di kawasan itu, yakni kelompok Bugis dan Mandar. Peristiwa terjadi pada malam hari, tanggal 22 Januari 2002.
Krishna menceritakan, perkelahian dengan senjata yang bermula dari senggolan sepeda motor itu berakhir dengan tewasnya salah seorang dari kelompok Bugis.
"Mendengar rekannya tewas, puluhan orang dengan seketika berkumpul di tempat kejadian dengan berbagai jenis senjata tajam," tutur Krishna.
Menurut Krishna, situasi saat itu sangat genting. Saat bentrokan pecah, ia sempat menemui salah seorang yang melepaskan tembakan. Krishna kemudian melihat dan mengejar orang tersebut sambil memintanya untuk menyerahkan senjatanya.
Namun, Krishna menyebut, orang itu tidak takut dan justru balik menggertak Krishna. "Jangan ada yang mendekat. Teriak dia ke arah saya," ucap Krishna.
Krishna mengatakan, situasi saat itu tidak menguntungkannya untuk melepaskan tembakan.
"Jika pelatuk itu ditarik, tamat juga riwayat saya. Kalaupun melawan dengan mencabut pistol, pasti ia lebih cepat menarik pelatuk," tutur Krishna.
Dalam kondisi tersebut, Krishna kemudian melontarkan kalimat yang ia sebut ampuh untuk meredakan tensi amarah orang yang diketahui bernama Bedul itu. Bedul diketahui merupakan pimpinan dari kelompok Bugis.
"Saya ini Kapolsek. Jika kamu tembak saya, saya mati tidak masalah karena sedang bertugas demi bangsa dan negara. Namun, kalau saya mati, Anda semua akan habis!" kata Krishna.
Krishna mengatakan, Bedul setelah itu langsung menurunkan senjata sambil melontarkan permintaan.
"Saya tahu, Bapak (adalah) Kapolsek, tetapi saya minta Bapak jangan ambil senjata saya," kata Krishna menirukan ucapan Bedul.
Setelah itu, Bedul hilang pergi meninggalkan tempat kejadian. Sehari kemudian, harian Kompas menurunkan berita dengan judul "Tukang Ojek Dibunuh di Kalijodo". Dalam pemberitaan itu, penodongan terhadap Krishna turut dijelaskan.
Ahok Berkoordinasi Dengan Polisi Dan TNI Untuk Gusur Kalijodo
Penertiban tersebut sudah sejak lama ingin dilaksanakannya. Namun fokus Ahok harus terpecah akibat proyek normalilasi Waduk Pluit.
Peristiwa kecelakaan maut Toyota Fortuner yang dikemudikan oleh Riki Agung (24) menabrak pemotor di Kalideres, Jakarta Barat, pada Senin (8/2/2016) menjadi pemicu Ahok untuk kembali melirik Kalijodo.
“Kita udah mau lakuin, cuma kita pikir belum siap konsentrasi Waduk Pluit. Kalau Waduk Pluit sudah selesai kita mau gusur, tapi pas kita baca berita fortuner segala macam. Wah ini lebih baik kita bongkar sajalah, lebih banyak mudaratnya,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta (Rabu, 10/2/2016).
Ahok melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan TNI beserta kepolisian untuk mewujudkan rencana tersebut. Pemprov DKI juga tidak akan menyediakan tempat pengganti bagi para pengusaha di kawasan hiburan tersebut.
“Kita lagi ukur-ukur kekuatan dulu. Serius dong, kamu kira kamu bercanda. Kalau dibubarin bingung nanti dia, yang penting jangan dikasih lokasi. Kita ada aparat makanya kita mau minta kesediaan polisi dan tentara,” tegasnya. (Yayan – harianindo.com)
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
http://news.okezone.com/read/2016/02...siapkan-preman
http://megapolitan.kompas.com/read/2...reman.Kalijodo
http://m.harianindo.com/2016/02/10/8...usur-kalijodo/
gw tunggu eksenya..

Diubah oleh namimii 11-02-2016 09:50
0
1.9K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan