- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siapakah Pembunuh Kakek Berusia 93 Tahun ini? Sungguh Misterius...


TS
termurahgadget
Siapakah Pembunuh Kakek Berusia 93 Tahun ini? Sungguh Misterius...
Halo gan, pagi ini ane menemukan berita tentang pembunuhan seorang kakek. Berita ini dirangkai seperti cerita sehingga membuat penasaran. Ceritanya emang panjang gan, tapi percaya deh ini menarik banget untuk dibaca.
Berikut ini beritanya saya copy dari Tehcinasia
Begitulah ceritanya gan, semua berawal dari kecanduan game
Berikut ini beritanya saya copy dari Tehcinasia
Quote:
Original Posted By techinasia

Pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2014, Zhu membuka pintu dan memasuki apartemen kakeknya di Neijiang, Sichuan, China dan menemukan sesuatu yang mengerikan. Kakeknya yang juga bernama Zhu (93 tahun) berbaring diam di tempat tidur, dengan wajah yang pucat, dan bagian atas tubuhnya berlumuran darah. Dengan cepat ia bisa menyimpulkan: kakeknya sudah meninggal.
Siapa yang tega membunuh kakek berumur 93 tahun?
Ketika detektif dari Neijiang pertama kali mengunjungi tempat kejadian pada tanggal 24 Oktober, mereka bingung. Mengapa seseorang tega membunuh kakek berusia 93 tahun? Keluarga Zhu juga sama bingungnya. Selain hanya sesekali keluar untuk menjual pernak-pernik, Zhu jarang keluar apartemen, dan keluarganya merasa bahwa ia tidak mempunyai musuh atau membuat orang dendam padanya. Satu-satunya petunjuk motif kejahatan yang jelas di tempat kejadian: sebuah keranjang anyaman milik korban telah menghilang dari apartemennya. Polisi juga menemukan satu puntung rokok di teras apartemen.
Pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara menunjukkan bahwa insiden ini memiliki kemiripan yang mencolok dengan serangkaian perampokan yang terjadi di Neijiang selama bulan Oktober. Korban tinggal di lantai atas apartemen dan tersangka rupanya masuk dari atap melalui jendela pada malam hari, yang cocok dengan modus operandi dalam perampokan sebelumnya. Tapi ketika polisi melakukan penyidikan, pelaku pada insiden kali ini tidak sama dengan pelaku serangkaian perampokan yang terjadi sebelumnya. Laboratorium forensik Neijiang juga menemukan bahwa DNA yang diambil dari puntung rokok di lokasi pembunuhan kali ini tidak cocok dengan DNA tersangka dalam kasus perampokan lainnya.
Jadi, polisi kembali ke titik awal. Detektif kembali ke tempat kejadian perkara untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan bahwa di kebun sayur teras itu, tampak bekas sebuah batu bata yang menghilang dari tempatnya. Mengingat bahwa pemeriksa medis Neijiang telah memutuskan bahwa kematian Zhu merupakan sebuah pembunuhan yang disebabkan oleh trauma karena benturan benda tumpul di kepala dengan menggunakan benda persegi panjang – sehingga menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak – detektif menduga bahwa batu bata yang hilang mungkin merupakan senjata yang digunakan tersangka. Sayangnya, mereka tidak tahu di mana pembunuh Zhu meletakkan batu bata tersebut.
Pesan yang diukir di atas batu
Tiga hari setelah pembunuhan Zhu yang terjadi pada 23 Oktober, detektif kembali lagi ke tempat kejadian, berharap menemukan batu bata atau beberapa petunjuk lain yang bisa mengarahkan mereka ke pelaku pembunuhan. Mereka berhasil. Dalam goresan samar pada batu teras apartemen, mereka menemukan pesan berikut. (Catatan: pada gambar di bawah, kami memperjelas tulisan dengan warna merah)

Meski tidak begitu jelas dan memiliki beberapa grammar yang salah, pesan tersebut masih bisa dibaca: “ZYL, maafkan aku.”
Detektif menduga bahwa mengingat konteks pesan dan mengingat bahwa nama korban adalah “Zhu,” huruf “ZYL” itu mungkin sebuah inisial. Sebuah penyelidikan cepat menemukan bahwa Zhu memang memiliki cucu perempuan dengan inisial ZYL.
Cucu perempuan Zhu tidak cukup kuat untuk dicurigai, mengingat bahwa ia baru berusia 14 tahun. Tapi inisialnya yang muncul di tempat kejadian perkara menyatakan bahwa pelaku memiliki hubungan dengan cucu perempuan Zhu, dan kemudian segera diketahui bahwa cucu Zhu sebelumnya telah membawa beberapa teman sekelas untuk mengunjungi rumah kakeknya.
Di antara teman sekelas yang diajaknya, seorang remaja pria bernama Li (17 tahun) menarik perhatian para detektif, terutama karena semua teman sekelas lain yang telah mengunjungi tempat kakeknya tidak ada yang menimbulkan kecurigaan. Li juga cocok dengan cerita yang didengar polisi dari salah satu tetangga Zhu, yang mengatakan bahwa dirinya telah melihat seorang pemuda berkeliaran di tempat kejadian sebelum terjadinya perkara.
Polisi menginterogasi Li pada 28 Oktober di sebuah warnet lokal, dan ia dengan cepat mengakui perbuatannya.
Bagaimana seorang remaja berubah menjadi seorang pembunuh
Li mengatakan kepada polisi bahwa ia baru saja kembali ke Neijiang setelah bekerja, tapi ia tidak ingin pulang. Apa yang Li ingin lakukan adalah bermain game online. Meskipun ia terus mengunjungi warnet, pada minggu-minggu sebelum pembunuhan, Li hanya punya sedikit uang sehingga ia tidak mampu menyewa tempat untuk tidur. Teringat akan kunjungannya ke rumah Zhu dengan beberapa teman sekelasnya, Li mendatangi teras apartemen Zhu dan tidur di sana selama beberapa malam. Zhu pernah sekali menangkap basah Li dan mengusirnya pergi.
Bagaimanapun, Li membutuhkan uang untuk terus bermain, dan ide untuk melakukan perampokan memasuki pikirannya. Teringat akan apartemen Zhu, ia memutuskan untuk menjadikannya target pertama. Tapi ketika Li sampai di apartemen, penghinaan yang dilakukan Zhu ketika mengusir Li merasuki benaknya, dan ia ingin balas dendam. Setelah awalnya ragu, Li akhirnya mengambil batu bata dan memasuki ruangan Zhu berulang kali tetapi tidak mampu melakukannya.
Akhirnya, setelah beberapa kali gagal, Li melangkah keluar ke teras, megisap satu batang rokok, dan mengambil batu bata lagi. Ia kembali melangkah ke dalam ruangan, memukul Zhu tiga kali di kepala dengan batu bata, dan kemudian meninggalkan apartemen dengan mengambil uang tunai senilai RMB 160 (Rp 317.000) dan anyaman keranjang Zhu. Ia melempar bata yang berlumuran darah dari atap bangunan. Barang bukti batu ata yang ditemukan di sekitar tempat kejadian mengkonfirmasi kebenaran cerita Li.
Meskipun terdengar gila, kejahatan yang dilakukan Li sebenarnya sesuatu yang cukup sering terjadi di China. Kecanduan game dan internet adalah masalah serius di negara tersebut, dan ini bukan pertama kalinya seorang pecandu game terpacu untuk melakukan perampokan dan pembunuhan demi mendanai kecanduan mereka.

Pada pagi hari tanggal 24 Oktober 2014, Zhu membuka pintu dan memasuki apartemen kakeknya di Neijiang, Sichuan, China dan menemukan sesuatu yang mengerikan. Kakeknya yang juga bernama Zhu (93 tahun) berbaring diam di tempat tidur, dengan wajah yang pucat, dan bagian atas tubuhnya berlumuran darah. Dengan cepat ia bisa menyimpulkan: kakeknya sudah meninggal.
Siapa yang tega membunuh kakek berumur 93 tahun?
Ketika detektif dari Neijiang pertama kali mengunjungi tempat kejadian pada tanggal 24 Oktober, mereka bingung. Mengapa seseorang tega membunuh kakek berusia 93 tahun? Keluarga Zhu juga sama bingungnya. Selain hanya sesekali keluar untuk menjual pernak-pernik, Zhu jarang keluar apartemen, dan keluarganya merasa bahwa ia tidak mempunyai musuh atau membuat orang dendam padanya. Satu-satunya petunjuk motif kejahatan yang jelas di tempat kejadian: sebuah keranjang anyaman milik korban telah menghilang dari apartemennya. Polisi juga menemukan satu puntung rokok di teras apartemen.
Pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara menunjukkan bahwa insiden ini memiliki kemiripan yang mencolok dengan serangkaian perampokan yang terjadi di Neijiang selama bulan Oktober. Korban tinggal di lantai atas apartemen dan tersangka rupanya masuk dari atap melalui jendela pada malam hari, yang cocok dengan modus operandi dalam perampokan sebelumnya. Tapi ketika polisi melakukan penyidikan, pelaku pada insiden kali ini tidak sama dengan pelaku serangkaian perampokan yang terjadi sebelumnya. Laboratorium forensik Neijiang juga menemukan bahwa DNA yang diambil dari puntung rokok di lokasi pembunuhan kali ini tidak cocok dengan DNA tersangka dalam kasus perampokan lainnya.
Jadi, polisi kembali ke titik awal. Detektif kembali ke tempat kejadian perkara untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan bahwa di kebun sayur teras itu, tampak bekas sebuah batu bata yang menghilang dari tempatnya. Mengingat bahwa pemeriksa medis Neijiang telah memutuskan bahwa kematian Zhu merupakan sebuah pembunuhan yang disebabkan oleh trauma karena benturan benda tumpul di kepala dengan menggunakan benda persegi panjang – sehingga menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak – detektif menduga bahwa batu bata yang hilang mungkin merupakan senjata yang digunakan tersangka. Sayangnya, mereka tidak tahu di mana pembunuh Zhu meletakkan batu bata tersebut.
Pesan yang diukir di atas batu
Tiga hari setelah pembunuhan Zhu yang terjadi pada 23 Oktober, detektif kembali lagi ke tempat kejadian, berharap menemukan batu bata atau beberapa petunjuk lain yang bisa mengarahkan mereka ke pelaku pembunuhan. Mereka berhasil. Dalam goresan samar pada batu teras apartemen, mereka menemukan pesan berikut. (Catatan: pada gambar di bawah, kami memperjelas tulisan dengan warna merah)

Meski tidak begitu jelas dan memiliki beberapa grammar yang salah, pesan tersebut masih bisa dibaca: “ZYL, maafkan aku.”
Detektif menduga bahwa mengingat konteks pesan dan mengingat bahwa nama korban adalah “Zhu,” huruf “ZYL” itu mungkin sebuah inisial. Sebuah penyelidikan cepat menemukan bahwa Zhu memang memiliki cucu perempuan dengan inisial ZYL.
Cucu perempuan Zhu tidak cukup kuat untuk dicurigai, mengingat bahwa ia baru berusia 14 tahun. Tapi inisialnya yang muncul di tempat kejadian perkara menyatakan bahwa pelaku memiliki hubungan dengan cucu perempuan Zhu, dan kemudian segera diketahui bahwa cucu Zhu sebelumnya telah membawa beberapa teman sekelas untuk mengunjungi rumah kakeknya.
Di antara teman sekelas yang diajaknya, seorang remaja pria bernama Li (17 tahun) menarik perhatian para detektif, terutama karena semua teman sekelas lain yang telah mengunjungi tempat kakeknya tidak ada yang menimbulkan kecurigaan. Li juga cocok dengan cerita yang didengar polisi dari salah satu tetangga Zhu, yang mengatakan bahwa dirinya telah melihat seorang pemuda berkeliaran di tempat kejadian sebelum terjadinya perkara.
Polisi menginterogasi Li pada 28 Oktober di sebuah warnet lokal, dan ia dengan cepat mengakui perbuatannya.
Bagaimana seorang remaja berubah menjadi seorang pembunuh
Li mengatakan kepada polisi bahwa ia baru saja kembali ke Neijiang setelah bekerja, tapi ia tidak ingin pulang. Apa yang Li ingin lakukan adalah bermain game online. Meskipun ia terus mengunjungi warnet, pada minggu-minggu sebelum pembunuhan, Li hanya punya sedikit uang sehingga ia tidak mampu menyewa tempat untuk tidur. Teringat akan kunjungannya ke rumah Zhu dengan beberapa teman sekelasnya, Li mendatangi teras apartemen Zhu dan tidur di sana selama beberapa malam. Zhu pernah sekali menangkap basah Li dan mengusirnya pergi.
Bagaimanapun, Li membutuhkan uang untuk terus bermain, dan ide untuk melakukan perampokan memasuki pikirannya. Teringat akan apartemen Zhu, ia memutuskan untuk menjadikannya target pertama. Tapi ketika Li sampai di apartemen, penghinaan yang dilakukan Zhu ketika mengusir Li merasuki benaknya, dan ia ingin balas dendam. Setelah awalnya ragu, Li akhirnya mengambil batu bata dan memasuki ruangan Zhu berulang kali tetapi tidak mampu melakukannya.
Akhirnya, setelah beberapa kali gagal, Li melangkah keluar ke teras, megisap satu batang rokok, dan mengambil batu bata lagi. Ia kembali melangkah ke dalam ruangan, memukul Zhu tiga kali di kepala dengan batu bata, dan kemudian meninggalkan apartemen dengan mengambil uang tunai senilai RMB 160 (Rp 317.000) dan anyaman keranjang Zhu. Ia melempar bata yang berlumuran darah dari atap bangunan. Barang bukti batu ata yang ditemukan di sekitar tempat kejadian mengkonfirmasi kebenaran cerita Li.
Meskipun terdengar gila, kejahatan yang dilakukan Li sebenarnya sesuatu yang cukup sering terjadi di China. Kecanduan game dan internet adalah masalah serius di negara tersebut, dan ini bukan pertama kalinya seorang pecandu game terpacu untuk melakukan perampokan dan pembunuhan demi mendanai kecanduan mereka.
Begitulah ceritanya gan, semua berawal dari kecanduan game

0
3.7K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan