- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
FROM NOTHING BECOME SOMETHING


TS
tosalaya
FROM NOTHING BECOME SOMETHING
ORANG GAGAL BERKATA,
"Saya tidak punya apa-apa dan tidak bisa melakukan apa-apa".
ORANG SUKSES BERKATA
"Saya akan melakukan apa yang bisa saya lakukan
dengan apa yang saya miliki".
APA KATA ANDA?
"Saya tidak punya apa-apa dan tidak bisa melakukan apa-apa".
ORANG SUKSES BERKATA
"Saya akan melakukan apa yang bisa saya lakukan
dengan apa yang saya miliki".
APA KATA ANDA?

Something - kesuksesan, kebahagiaan, dan kekakayaan akan menghampiri, sedangkan nothing - tidak puna apa-apa dan bukan siapa-siapa. Manakala something tersebut mengambil tindakan untuk melakukan apapun (asalkan halal dan legal) dengan menggunakan apa pun yang masih dimilikinya saat itu, tanpa harus menunggu, kesempurnaan kondisi mengahampiri hidpunya. Pribadi-pribadi yang bersinar berperan aktif dalam menjadikan dirinya layak untuk menyadang gelar something.
Berikut ini. 3 langkah yang akan mampu mentransformasikan pribadi nothing menjadi sometehing!
1. Miliki Visi yang Jelas
Tahun 2004 adalah sesi kehidupan yang paling sulit bagi saya. Saya menyandang gelar sebagai pribadi nothing - tidak punya pekerjaan, tidak punya uang, di DO 2 kali dari perguruan tinggi, tidak punya pendapatan, tidak diizinkan pulang kampung oleh orang tua. Padahal, saya masih harus bayar kos, makan, dan kebutuhan lainnya.
Untungnya, saat itu saya tidak mencuri dan bunuh diri sebagai solusi yang sering dilakukan sebagian orang dalam kondisi sulit dan tertekan. Saat itu terbesit sebuah pertanyaan, "Mengapa Tuhan masih memberikan kehidupan kepada saya? Peran apa yang masih harus saya selesaikan sebelum dipanggil menghadap-Nya?"
Jadi, langkah awal dari proses transformasi adala memilih sebuah visi dengan mengajukan pertanyaan tentang peran apa yang masih ingin Tuhan berikan kepada kita untuk kita mainkan dengan cantik di kehidupan.
2. Temukan Sumber Daya yang Masih Dimiliki
Pertanyaan soal peran belum saya temukan jawabannya, sementera kebutuhan perut sudah menuntut untuk dipenuhi. Muncul pertanyaa kedua yang lebih praktis dan realistis, " Apa yang masih saya miliki?" Aha, bukankan saya masih memiliki banyak teman yang baik dan saya masih bisa memberikan les privat."
Jika visi belum terlihat dengan jelas, temukan sumber daya pribadi yang masih dimiliki, dan Anda pasti memilikinya karena sumber daya itu yang akan menyelamatkan Anda.
3. Take Action
Dari jawaban pertanyaan soal sumber daya yang masih saya miliki, saya langsung mengambil tindakan mendatangi setiap teman. Saya berhutang kepadanya, saya berhutang lebih dari 50 teman (semuanya mahasiswa dan banyak yang menolak) untuk bisa mengumpulkan Rp. 300 ribu.
Saya lantas berpikir: "Bagaimana saya bisa mengembangkan uang pinjaman ini agar bisa melunasi hutang-hutang saya? untung saya ingat, saat-saat kuliah dulu, saya sudah terbiasa memberikan les privat ke rumah-rumah. Saya alokasikan Rp. 50 ribu untuk membuat brosur dan mengopinya kemudian saya sebarkan ke kompoleks perumahan.
Dari tindakan itu saya bisa mengajar 1 siswa, bertambah jadi 10, 20. 30 dan berkembang menjadi sebuah bimbingan belajar dengan 300 siswa lebih. Hutang terbayar lunas, orang tua sudah memaafkan dan mengizinkan pulang kampung, uang mulai mengalir ke kantong. Rasa bersyukur yang dalam terpanjat kepada-Nya.
4. Konsisten
Dari mengajar 1 siswa menjadi 10, 20, 30 sampai menjadi 399 siswa lebih membutuhkan waktu 4 tahun. Di tahun pertama-kedua, pagi hari sampain siang saya gunakan untuk menyebar brosur ke perumahan atau sekolah. Sore samai malam saya gunakan untuk memberikan les privat.
Ditahun ketiga-keempat, saya sudah tidak mengajar dan membagikan brosur, tetapi sudah merektur tentor untuk mengajar dan staf operasional untuk menyebarkan brosur. Sore dan malam hari saya gunakan untuk melatih para tentor dan staf operasional dari sore sampai malam.
Ditahun ke lima sampai sekarang, semua pekerjaan saya sudah ditangani oleh tim manajemen. Saya banyak mengisi waktu bersama keluarga sambil menulis dan menjadi pembicara seminar. Yang buat asyik adalah uang mengalir bertambah deras meskipun pekerjaannya bertambah ringan dan makin sedikit waktu yang digunakan untuk bekerja.
5. Terus Belajar
Dengan konsistensi, Anda mampu mencapai tujuan, dengan terus belajar Anda akan mampu mengembangkan tujuan menjadi lebih besar dan mencapainya dengan lebih mudah. Menyimak kisah saya bermula dari pengangguran yang terbuang dari keluarga kemudian menjadi guru les sampai akhirnya saya memiliki bimbingan belajar, menulis buku, dan menjadi trainer; semua itu berkat Tuhan, komitmen dan tindakan saya untuk terus belajar mengembangkan diri, continuous learning and take action.
SUMBER : Website Referensi Bisnis, Wirausaha dan Entrepreneur
0
2.9K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan