- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pembangunan 9 Waduk di DKI Mangkrak, Ini Alasan Ahok


TS
matt.gaper
Pembangunan 9 Waduk di DKI Mangkrak, Ini Alasan Ahok
Jakarta, HanTer - Intensitas hujan memasuki awal bulan Februari mulai meningkat. Kondisi saluran air dan penyerapan yang ada di Ibukota DKI Jakarta juga memprihatinkan. Sehingga, bukan tak mungkin musibah banjir kembali terjadi.
Mengantisipasi terjadinya banjir, seyogyanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memiliki tindakan penanganan lain guna mencegah banjir yang berujung pada malapetaka nantinya. Padahal, di Ibokota Jakarta ini, masih terdapat waduk yang salah satunya berfungsi sebagai penampung volume air.
Namun sayangnya, Pemprov DKI saat ini tampak abai terhadap keberadaan waduk-waduk yang ada di DKI. Padahal, rencana memfungsikan waduk-waduk sempat diwacanakan sejak jaman Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwasanya terdapat sembilan waduk di Jakarta yang pembangunannya mangkrak. Kesembilan waduk tersebut, kata Ahok, merupakan program warisan pendahulu, Gubernur Jokowi.
Namun, Ahok beralasan bahwa, salah satu penyebab pembangunan waduk terbengkalai adalah banyak alat berat pengerukan waduk dicuri. Kemudian pembebasan lahan di beberapa waduk hingga saat ini belum selesai.
"Kita kerjain lagi tahun ini, karena ada alat berat yang dicolong, macam-macam alasannya ada tanah belum dibebaskan. Sudah ganti kepala dinas baru, sudah akan dikerjakan," ujar Ahok di Balaikota DKI, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Ahok menambahkan, selama ini Dinas Tata Air (Dinas Pekerjaan Umum) selalu menyewa alat berat pengerukan waduk. Namun, mulai tahun ini pengerukan dan pengerjaan waduk dilakukan secara swakelola.
"Mereka itu (Dinas Tata Air) maunya swasta memulu, kita maunya swakelola. Yang terbengkalai kita beresin dan buat waduk baru juga banyak," pungkas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Adapun Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan lahan seluas 340 hektar untuk sembilan waduk. Dengan kedalaman rata-rata lima meter, setiap waduk mampu menampung 17 juta meter kubik.
Waduk ini nantinya, akan berfungsi sebagai penampung air dari saluran penghubung di sekitar waduk sebelum dibuang ke laut.
Berikut data kesembilan waduk tersebut,;
- Waduk Rorotan, Marunda, Cengkareng (1 waduk)
- Waduk Brigif, Jakarta Selatan (2 Waduk)
- Waduk Pondok Ranggon, Jakarta Timur (2 waduk)
- Waduk Giri Kencana, (2 waduk)
- Waduk Rambutan (2 waduk)
19 Waduk Baru
Disisi lain, Dinas Tata Air DKI Jakarta berencana akan membangun 19 waduk baru pada tahun 2016. Pembangunan waduk tersebut disesuaikan dengan jumlah bidang lahan yang telah dibebaskan sejak tahun 2015.
"Pengerjaan fisik waduk baru di 19 bidang lahan yang sudah kita bebaskan mudah-mudahan bisa direalisasikan tahun ini," kata Kepala Dinas Tata Air DKI, Teguh Hendrawan, di Jakarta.
Ia menjelaskan, 19 bidang lahan yang nantinya akan dibangun waduk baru ini tersebar di lima wilayah kota administrasi Jakarta. Waduk baru tersebut dibangun sebagai tampungan air dan resapan menjelang puncak musim penghujan.
"Sekarang di 2016 saya ingin fokus terhadap lahan yang dibebaskan. Kita eksekusi sebagai tampungan air di waduk-waduk itu," katanya.
Teguh mengungkapkan, pembangunan waduk di 19 bidang lahan yang sudah dibebaskan tersebut belum dieksekusi pada 2015. Padahal 19 bidang lahan yang dibebaskan itu telah dibayarkan.
"Aset yang sudah dibayarkan itu selama ini belum pernah dieksekusi. Makanya saya lagi inventarisir dan lakukan eksekusi tahun ini," tuturnya.
Ia menambahkan, selain membangun waduk baru, pihaknya juga kembali akan melanjutkan pembangunan waduk yang pada 2015 terbengkalai seperti Waduk Brigif di Jakarta Selatan.
"Contoh di Waduk Brigif. Itu sudah dua tahun alat kita nangkring di situ jadi bangkai, nggak dikerjain. Minggu ini kita jalanin," tandasnya.
Disisi lain, Teguh sekaligus mengintrusikan seluruh jajarannya di tingkat kota dan kecamatan agar bekerja lebih optimal. Serta, selalu koordinasi dengan instansi lainnya.
Dia juga meminta para camat untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja personilnya di lapangan.
“Kepala seksi kecamatan harus tunjukan prestasi, kerja optimal. Tidak ada lagi ini tanggung jawab siapa. Pak camat tolong bantu pengawasannya,” tegasnya.
sumber
pencuri menghambat pembangunan gan
Mengantisipasi terjadinya banjir, seyogyanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memiliki tindakan penanganan lain guna mencegah banjir yang berujung pada malapetaka nantinya. Padahal, di Ibokota Jakarta ini, masih terdapat waduk yang salah satunya berfungsi sebagai penampung volume air.
Namun sayangnya, Pemprov DKI saat ini tampak abai terhadap keberadaan waduk-waduk yang ada di DKI. Padahal, rencana memfungsikan waduk-waduk sempat diwacanakan sejak jaman Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui bahwasanya terdapat sembilan waduk di Jakarta yang pembangunannya mangkrak. Kesembilan waduk tersebut, kata Ahok, merupakan program warisan pendahulu, Gubernur Jokowi.
Namun, Ahok beralasan bahwa, salah satu penyebab pembangunan waduk terbengkalai adalah banyak alat berat pengerukan waduk dicuri. Kemudian pembebasan lahan di beberapa waduk hingga saat ini belum selesai.
"Kita kerjain lagi tahun ini, karena ada alat berat yang dicolong, macam-macam alasannya ada tanah belum dibebaskan. Sudah ganti kepala dinas baru, sudah akan dikerjakan," ujar Ahok di Balaikota DKI, Jakarta Pusat baru-baru ini.
Ahok menambahkan, selama ini Dinas Tata Air (Dinas Pekerjaan Umum) selalu menyewa alat berat pengerukan waduk. Namun, mulai tahun ini pengerukan dan pengerjaan waduk dilakukan secara swakelola.
"Mereka itu (Dinas Tata Air) maunya swasta memulu, kita maunya swakelola. Yang terbengkalai kita beresin dan buat waduk baru juga banyak," pungkas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Adapun Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan lahan seluas 340 hektar untuk sembilan waduk. Dengan kedalaman rata-rata lima meter, setiap waduk mampu menampung 17 juta meter kubik.
Waduk ini nantinya, akan berfungsi sebagai penampung air dari saluran penghubung di sekitar waduk sebelum dibuang ke laut.
Berikut data kesembilan waduk tersebut,;
- Waduk Rorotan, Marunda, Cengkareng (1 waduk)
- Waduk Brigif, Jakarta Selatan (2 Waduk)
- Waduk Pondok Ranggon, Jakarta Timur (2 waduk)
- Waduk Giri Kencana, (2 waduk)
- Waduk Rambutan (2 waduk)
19 Waduk Baru
Disisi lain, Dinas Tata Air DKI Jakarta berencana akan membangun 19 waduk baru pada tahun 2016. Pembangunan waduk tersebut disesuaikan dengan jumlah bidang lahan yang telah dibebaskan sejak tahun 2015.
"Pengerjaan fisik waduk baru di 19 bidang lahan yang sudah kita bebaskan mudah-mudahan bisa direalisasikan tahun ini," kata Kepala Dinas Tata Air DKI, Teguh Hendrawan, di Jakarta.
Ia menjelaskan, 19 bidang lahan yang nantinya akan dibangun waduk baru ini tersebar di lima wilayah kota administrasi Jakarta. Waduk baru tersebut dibangun sebagai tampungan air dan resapan menjelang puncak musim penghujan.
"Sekarang di 2016 saya ingin fokus terhadap lahan yang dibebaskan. Kita eksekusi sebagai tampungan air di waduk-waduk itu," katanya.
Teguh mengungkapkan, pembangunan waduk di 19 bidang lahan yang sudah dibebaskan tersebut belum dieksekusi pada 2015. Padahal 19 bidang lahan yang dibebaskan itu telah dibayarkan.
"Aset yang sudah dibayarkan itu selama ini belum pernah dieksekusi. Makanya saya lagi inventarisir dan lakukan eksekusi tahun ini," tuturnya.
Ia menambahkan, selain membangun waduk baru, pihaknya juga kembali akan melanjutkan pembangunan waduk yang pada 2015 terbengkalai seperti Waduk Brigif di Jakarta Selatan.
"Contoh di Waduk Brigif. Itu sudah dua tahun alat kita nangkring di situ jadi bangkai, nggak dikerjain. Minggu ini kita jalanin," tandasnya.
Disisi lain, Teguh sekaligus mengintrusikan seluruh jajarannya di tingkat kota dan kecamatan agar bekerja lebih optimal. Serta, selalu koordinasi dengan instansi lainnya.
Dia juga meminta para camat untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja personilnya di lapangan.
“Kepala seksi kecamatan harus tunjukan prestasi, kerja optimal. Tidak ada lagi ini tanggung jawab siapa. Pak camat tolong bantu pengawasannya,” tegasnya.
sumber
pencuri menghambat pembangunan gan
0
3K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan