- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Patung Tuhan Yesus Tertinggi Ada Dimana?? di Brazil Atau di Indonesia??


TS
no.2nd.chance
Patung Tuhan Yesus Tertinggi Ada Dimana?? di Brazil Atau di Indonesia??
Berbicara tentang patung, ya salah satu karya seni manusia yang selalu berkembang baik model dan ukurannya.
Anggarannya sekitar 30 M
Baru juga selesai beberapa waktu yg lalu.
Kabupaten Tana Toraja telah mencatatkan sejarah setelah rampung membangun patung Yesus raksasa. Bahkan patung ini disebut-sebut menjadi patung Yesus tertinggi di dunia mengalahkan patung Yesus Sang Penebus yang ada di Rio de Janeiro, Brasil.
Patung ini sendiri berdiri tepatnya di puncak Bukit Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Tak tanggung tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan patung ini sekitar Rp 30 miliar.
Patung yang dibangun Pemerintah Daerah Tana Toraja ini menjulang dengan ketinggian 40 meter. "Menurut sepengetahuan saya untuk tinggi landasan 17 meter, sementara untuk patungnya 23 meter," ungkap Mezak Yapin, salah satu wisatawan yang sempat berkunjung ke Tana Toraja kepada brilio.net, Kamis (31/12).
Pemerintah setempat pun berharap ini nantinya akan menjadi destinasi wisata baru di Tana Toraja. Daripada semakin penasaran bagaimana bentuk patungnya, berikut brilio.net tampilkan foto-foto patung Yesus yang ada di Tana Toraja hasil jepretan seorang pengunjung bernama Mezak Yapin.
-Tampak patung Yesus berdiri diatas perbukitan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja

-Patung ini merupakan hasil karya seorang pematung dari Padang, Niel El Fuadi

-Selain terdapat patung, pengunjung juga bisa menikmati indahnya panorama alam Tana Toraja dari puncak Buntu Burake

-Tampak dari belakang, persis seperti patung Yesus tersohor di Rio de Janeiro, Brasil ya?

Dan, berikut beberapa perbedaan dengan patung yang ada di Brazil,


yang di Brazil


sumber berita dan gambar : https://www.brilio.net/news/ada-di-indonesia-bukan-di-brasil-patung-ini-tertinggi-di-dunia-151231y-splitnews-1.html
Pola pikir dan kreatifitas manusia selalu berkembang. Tidak ada hak untuk mencaci maki hasil karya orang lain ataupun memandang sebelah mata, yang ada harusnya kita saling mensupport hasil karya orang lain.
Menurut saya ini adalah salah satu karya yang sangat bagus, terlebih penempatan patungnya berada di sebuah bukit. Nice view pastinya.
Mana tempatnya di Toraja kan, salah satu daerah pariwisata di Indonesia yang gak diraguin lagi budaya serta keindahan alamnya.
Kita sangat mengapresiasi tekad dan kesungguhan masyarakat serta pemerintah Tana Toraja dalam menghasilkan karya yang unik ini.
Dan akhirnya semua bisa mendapat manfaat dari karya ini.

Sekilas tentang Niel El Fuadi, orang yg berperan dalam terciptanya karya ini,
Neil El Fuady, nama yang cukup dikenal dalam dunia seni patung Indonesia.
Patung Ainun-Habibie adalah salah satu patung perunggu karyanya yang baru diresmikan.

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ia sudah memperlihatkan bakat melukis.
Karena itu, sejak kecil, impiannya menjadi pelukis terus menyala, walau akhirnya sebagaimana adanya kini, ia menjadi pematung.
“Pernah guru marah-marah dan merobek buku saya karena di setiap lembar buku penuh gambar, padahal mata pelajarannya tidak menggambar,” ujar Neil El Fuady tersenyum mengenang masa lalunya yang penuh warna.
Dengan niat yang tulus ia melamar ke SMSR (Sekolah Menegah Seni Rupa/SMK 4) di Padang. Didukung kedua orangtua ia lulus di SMSR tetapi yang lulus bukan jurusan melukis tetapi seni patung.
Doktrin “alam takambang manjadi guru” melekat kuat pada dirinya. Orang Minang jika tidak bergumul dengan kultur lain di rantau maka potensinya akan terkubur dengan alam Minang yang sempit. Sekiranya ia tidak beranjak dari kampung halaman potensi besar yang ada dalam dirinya tidak akan berkembang.
Atas dasar pemikiran itu pulalah ia melangkahkan kaki meninggalkan kampung halamannya, Kudugantiang, V Koto Timur, Padangpariaman untuk melanjutkan sekolah di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta.
Ketika masih kuliah, kebiasaan melukis di jalanan Malioboro masih tetap dilakoni. Di samping menambah uang saku juga untuk mengusir sepi karena jauh dari kampung halaman dan orangrtua.
“Malioboro waktu itu rumah kedua saya, kalau tidak di kos-kosan pasti sedang melukis di Malioboro. Dengan begitu kerinduan terhadap kampung halaman sedikit terobati,” terangnya.
Ketika masih aktif kuliah, ia sudah sering dibawa dosennya yang juga orang Minang (alm) Kasman KS untuk ikut proyek yang dikerjakannya. “Waktu itu saya bekerja sambil kuliah, Pak Kasman KS lah yang mengajari saya di kampus sekaligus praktiknya di lapangan,” kenangnya.
Di samping sebagai pematung, ayah dari Givan, Gevin, Geza, Gezy dan Gizel buah perkimpoiannya dengan Dyah Rulliyati ini juga membuka industri rumahan di Yogyakarta.
Karya-karya Neil, hampir tersebar di seluruh Indonesia seperti Makassar, Bandung, Bali, Riau dan patung Tari Topeng Betawi di Jakarta. Terakhir, karyanya yang fenomenal patung perunggu Ainun- Habibie yang yang berdiri kokoh di sudut Barat Daya Lapangan Andi Makassau, Parepare, Makassar.

(monumen cinta sejati habibie-ainun di pare-pare)
Patung perunggu setinggi 4 meter dan berat sekitar 1,5 ton saat ini menjadi ikon pariwisata kota Parepare.
“Bahannya dari perunggu saya buat dan olah di Yogyakarta. Pengerjaannya sekitar 1 sampai 2,5 bulan,” jelasnya seraya menambahkan, lamanya penyelesaian patung tergantung mood dan konsentrasi.
“Yang paling sulit mengerjakan patung sedang tersenyum. Jarang patung yang dibuat tersenyum,” jelasnya. Di Sumbar beberapa karyanya pun sudah menghiasi kabupaten dan kota.
Di Pariaman patung ikan Situhuak di simpang Tiga Lubukalung, Monumen Gempa 2009 di Gunungtigo Padang Alai Pariaman, Kabau Sibinuang di Pagaruyuang, Batusangkar, tugu Batas Kota Padang-Pariaman, tugu Bungo Cimpago di Simpang Cimpago Kampungdalam Pariaman.
“Pematung ini seperti pelawak. Pelawak dikatakan berhasil jika ia bisa membuat orang ketawa, tetapi pematung dikatakan berhasil jika orang mengerti pesan yang tersirat pada patung itu,” jelasnya.
Saat ini Indonesia sudah mempunyai banyak pematung-pematung muda hebat, tinggal lagi banyak berlatih dan belajar. Karena setiap pematung mempunyai roh sendiri. “Yang terpenting itu mau belajar dan mendengarkan senior,” ujarnya. (*)
sumber : http://www.koran.padek.co/read/detail/28539
Indonesia, salah satu surganya orang-orang kreatif.

Quote:
Kali ini saya bakal berbagi info tentang patung yang dulunya tertinggi di Brazil,
tapi
sekarang udah di Indonesia kok.
tapi
sekarang udah di Indonesia kok.
Anggarannya sekitar 30 M
Baru juga selesai beberapa waktu yg lalu.
Quote:
Kabupaten Tana Toraja telah mencatatkan sejarah setelah rampung membangun patung Yesus raksasa. Bahkan patung ini disebut-sebut menjadi patung Yesus tertinggi di dunia mengalahkan patung Yesus Sang Penebus yang ada di Rio de Janeiro, Brasil.
Patung ini sendiri berdiri tepatnya di puncak Bukit Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Tak tanggung tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan patung ini sekitar Rp 30 miliar.
Patung yang dibangun Pemerintah Daerah Tana Toraja ini menjulang dengan ketinggian 40 meter. "Menurut sepengetahuan saya untuk tinggi landasan 17 meter, sementara untuk patungnya 23 meter," ungkap Mezak Yapin, salah satu wisatawan yang sempat berkunjung ke Tana Toraja kepada brilio.net, Kamis (31/12).
Pemerintah setempat pun berharap ini nantinya akan menjadi destinasi wisata baru di Tana Toraja. Daripada semakin penasaran bagaimana bentuk patungnya, berikut brilio.net tampilkan foto-foto patung Yesus yang ada di Tana Toraja hasil jepretan seorang pengunjung bernama Mezak Yapin.
-Tampak patung Yesus berdiri diatas perbukitan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja

-Patung ini merupakan hasil karya seorang pematung dari Padang, Niel El Fuadi

-Selain terdapat patung, pengunjung juga bisa menikmati indahnya panorama alam Tana Toraja dari puncak Buntu Burake

-Tampak dari belakang, persis seperti patung Yesus tersohor di Rio de Janeiro, Brasil ya?

Dan, berikut beberapa perbedaan dengan patung yang ada di Brazil,


yang di Brazil


sumber berita dan gambar : https://www.brilio.net/news/ada-di-indonesia-bukan-di-brasil-patung-ini-tertinggi-di-dunia-151231y-splitnews-1.html
Pola pikir dan kreatifitas manusia selalu berkembang. Tidak ada hak untuk mencaci maki hasil karya orang lain ataupun memandang sebelah mata, yang ada harusnya kita saling mensupport hasil karya orang lain.
Menurut saya ini adalah salah satu karya yang sangat bagus, terlebih penempatan patungnya berada di sebuah bukit. Nice view pastinya.
Mana tempatnya di Toraja kan, salah satu daerah pariwisata di Indonesia yang gak diraguin lagi budaya serta keindahan alamnya.
Kita sangat mengapresiasi tekad dan kesungguhan masyarakat serta pemerintah Tana Toraja dalam menghasilkan karya yang unik ini.
Dan akhirnya semua bisa mendapat manfaat dari karya ini.

Sekilas tentang Niel El Fuadi, orang yg berperan dalam terciptanya karya ini,
Quote:
Neil El Fuady, nama yang cukup dikenal dalam dunia seni patung Indonesia.
Patung Ainun-Habibie adalah salah satu patung perunggu karyanya yang baru diresmikan.

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ia sudah memperlihatkan bakat melukis.
Karena itu, sejak kecil, impiannya menjadi pelukis terus menyala, walau akhirnya sebagaimana adanya kini, ia menjadi pematung.
“Pernah guru marah-marah dan merobek buku saya karena di setiap lembar buku penuh gambar, padahal mata pelajarannya tidak menggambar,” ujar Neil El Fuady tersenyum mengenang masa lalunya yang penuh warna.
Dengan niat yang tulus ia melamar ke SMSR (Sekolah Menegah Seni Rupa/SMK 4) di Padang. Didukung kedua orangtua ia lulus di SMSR tetapi yang lulus bukan jurusan melukis tetapi seni patung.
Doktrin “alam takambang manjadi guru” melekat kuat pada dirinya. Orang Minang jika tidak bergumul dengan kultur lain di rantau maka potensinya akan terkubur dengan alam Minang yang sempit. Sekiranya ia tidak beranjak dari kampung halaman potensi besar yang ada dalam dirinya tidak akan berkembang.
Atas dasar pemikiran itu pulalah ia melangkahkan kaki meninggalkan kampung halamannya, Kudugantiang, V Koto Timur, Padangpariaman untuk melanjutkan sekolah di ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta.
Ketika masih kuliah, kebiasaan melukis di jalanan Malioboro masih tetap dilakoni. Di samping menambah uang saku juga untuk mengusir sepi karena jauh dari kampung halaman dan orangrtua.
“Malioboro waktu itu rumah kedua saya, kalau tidak di kos-kosan pasti sedang melukis di Malioboro. Dengan begitu kerinduan terhadap kampung halaman sedikit terobati,” terangnya.
Ketika masih aktif kuliah, ia sudah sering dibawa dosennya yang juga orang Minang (alm) Kasman KS untuk ikut proyek yang dikerjakannya. “Waktu itu saya bekerja sambil kuliah, Pak Kasman KS lah yang mengajari saya di kampus sekaligus praktiknya di lapangan,” kenangnya.
Di samping sebagai pematung, ayah dari Givan, Gevin, Geza, Gezy dan Gizel buah perkimpoiannya dengan Dyah Rulliyati ini juga membuka industri rumahan di Yogyakarta.
Karya-karya Neil, hampir tersebar di seluruh Indonesia seperti Makassar, Bandung, Bali, Riau dan patung Tari Topeng Betawi di Jakarta. Terakhir, karyanya yang fenomenal patung perunggu Ainun- Habibie yang yang berdiri kokoh di sudut Barat Daya Lapangan Andi Makassau, Parepare, Makassar.

(monumen cinta sejati habibie-ainun di pare-pare)
Patung perunggu setinggi 4 meter dan berat sekitar 1,5 ton saat ini menjadi ikon pariwisata kota Parepare.
“Bahannya dari perunggu saya buat dan olah di Yogyakarta. Pengerjaannya sekitar 1 sampai 2,5 bulan,” jelasnya seraya menambahkan, lamanya penyelesaian patung tergantung mood dan konsentrasi.
“Yang paling sulit mengerjakan patung sedang tersenyum. Jarang patung yang dibuat tersenyum,” jelasnya. Di Sumbar beberapa karyanya pun sudah menghiasi kabupaten dan kota.
Di Pariaman patung ikan Situhuak di simpang Tiga Lubukalung, Monumen Gempa 2009 di Gunungtigo Padang Alai Pariaman, Kabau Sibinuang di Pagaruyuang, Batusangkar, tugu Batas Kota Padang-Pariaman, tugu Bungo Cimpago di Simpang Cimpago Kampungdalam Pariaman.
“Pematung ini seperti pelawak. Pelawak dikatakan berhasil jika ia bisa membuat orang ketawa, tetapi pematung dikatakan berhasil jika orang mengerti pesan yang tersirat pada patung itu,” jelasnya.
Saat ini Indonesia sudah mempunyai banyak pematung-pematung muda hebat, tinggal lagi banyak berlatih dan belajar. Karena setiap pematung mempunyai roh sendiri. “Yang terpenting itu mau belajar dan mendengarkan senior,” ujarnya. (*)
sumber : http://www.koran.padek.co/read/detail/28539
Indonesia, salah satu surganya orang-orang kreatif.

Polling
0 suara
Sudah Pernah Berwisata Ke Toraja??
Diubah oleh no.2nd.chance 07-02-2016 22:43
0
13.2K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan