Liputan6.com, Jakarta: Bercengkrama lewat telepon selama empat jam. Bisa dibayangkan panasnya kuping Vivi--bukan nama sebenarnya--sang pemilik suara seksi di sebuah perusahaan pengguna jasa premium call. Empat jam menahan penelepon adalah rekor tertinggi Vivi selama menjadi operator party line.

Dalam bincang-bincang dengan repoter SCTV Nunung Setyani, Jumat (11/7) siang, Vivi tak menampik selama menjadi operator kerap diseret penelepon untuk berbicara seks dan hal-hal yang saru. Namun, menurut Vivi, semuanya tergantung kepada operatornya. Tetapi berdasarkan pengalaman, untuk menghindari pembicaraan yang ngeres, Vivi kerap mengalihkannya dengan diajak bercanda.

Menurut Vivi yang sudah 3,5 lima tahun bekerja di perusahaan party line, pada umumnya pembicaraan dalam telepon adalah soal musik, sinetron, dan olahraga. Inti dari pembicaraan itu, lanjut Vivi, adalah membuat enjoy yang penelepon.

Vivi tak menyangkal bahwa tugasnya sebagai operator adalah menahan selama mungkin para penelepon. Ini karena memang penghasilan perusahaan jasa party line dari pulsa telepon. Namun selama ini berdasarkan pengalaman Vivi, rata-rata penelepon bertahan 15-20 menit. Tetapi bagi yang sudah keranjingan bisa sampai 1-1,5 jam.

Bagi Vivi, berbohong termasuk kiat jitu untuk menahan lebih lama para penelepon. Agar para pelanggan percaya, Vivi mempunyai kiat sendiri, tentunya. Kalau bisa membuat si penelepon ngobrol sampai 200 menit, si operator akan mendapat bonus Rp 15 ribu. Seandainya tak mampu menahan pelanggan untuk berbicara panjang, si operator cuma memperoleh uang "transport" sebesar Rp 10 ribu.

PT Telkom meraup untung hingga Rp 16,8 miliar per tahun dari jasa premium call. Hingga kini, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi telah memberi izin kepada 34 pengelola jasa premium call. Sayang, Telkom sebagai penyelenggara jaringan belum menemukan alat yang mampu memilah jenis suara untuk menghindari pengguna dari kalangan anak-anak. Saat ini, pengawasan hanya dilakukan dengan cara memblokir nomor 0809, sesuai permintaan pelanggan

Memang, tidak semua penyelenggara operator nakal. Ada juga provider yang memang benar-benar hanya melayani konseling ramalan bintang dan curhat. Para operator yang rata-rata perempuan diakui sejumlah pengelola hanya buat menarik minat konsumen. Bahkan, biar pembicaraan tidak jadi tulalit, si operator diharuskan membaca buku dari berbagai disiplin ilmu. Dengan begitu, pelanggan betah berlama-lama nelepon ria, meski harus merogoh kocek yang tak sedikit.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)

http://news.liputan6.com/read/58207/...tungkan-telkom

16.8 M per Tahun Kuping vivi panas