- Beranda
- Komunitas
- News
- Forex, Option, Saham, & Derivatifnya
Rabu Siang, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.705/USD


TS
indofxtradersf
Rabu Siang, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 13.705/USD
Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (3/2) pagi hingga siang, bergerak melemah sebesar 44 poin menjadi Rp 13.705 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.661 per dolar AS. Mata uang rupiah mengalami koreksi terhadap dolar AS sejalan dengan mayoritas kurs di kawasan Asia. Kembalinya tren pelemahan harga minyak mentah menjadi isu utama selain data ekonomi yang kurang baik dari Tiongkok dan sejumlah negara maju lainnya seperti Amerika Serikat.
Selain itu, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (3/2) pagi ini, terpantau berada di level USD 29,58 per barel, melemah 1,00%. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi USD 32,44 per barel, turun 0,86%. Meski demikian, pelemahan mata uang rupiah dapat terbatas dikarenakan terbantu oleh aliran dana asing yang cenderung masuk ke instrumen keuangan berbasis suku bunga seperti surat utang atau obligasi yang masih menjadi incaran.
Isu pertumbuhan domestik menjadi fokus pasar, produk domestik bruto (PDB) sedianya akan diumumkan pada 5 Februari 2016 dan diperkirakan membaik, Pelaku pasar uang cenderung memburu aset aman seperti obligasi pemerintah pada di tengah harga minyak yang kembali terkoreksi. Mengawali perdagangan di bulan Februari ini investor terlihat berhati-hati, harga minyak yang turun serta data manufaktur Eropa, Amerika Serikat, dan juga Tiongkok yang melambat. Instrumen obligasi dinilai aman dalam menjaga nilai aset.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi 2015 bisa mencapai 4,8% (year on year/yoy) dengan dorongan utama dari belanja pemerintah di sisa tahun, dan pemulihan konsumsi masyarakat. Menurut Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian PPN/Bappenas Sidqy LP Suyitno di Jakarta, Selasa, konsumsi rumah tangga sudah pulih didorong inflasi yang terkendali dan stimulus dari belanja pemerintah pada akhir triwulan III dan sepanjang triwulan IV 2015.
Adapun, angka resmi pertumbuhan ekonomi 2015 akan dirilis Badan Pusat Statistik pada Februari 2016 ini. Menurut Sidqy, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan IV bisa kembali di atas 5,0% seperti pada tren-tren pada tahun sebelumnya, setelah pada penghujung semester I 2015 konsumsi rumah tangga tertekan ke 4,9%. Pendorong pertumbuhan lainnya, ujar Sidqy, adalah realisasi belanja pemerintah di dua triwulan terakhir pada 2015. Melajunya realisasi belanja pemerintah telah memulihkan aliran investasi di triwulan III dan IV.

Selain itu, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (3/2) pagi ini, terpantau berada di level USD 29,58 per barel, melemah 1,00%. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi USD 32,44 per barel, turun 0,86%. Meski demikian, pelemahan mata uang rupiah dapat terbatas dikarenakan terbantu oleh aliran dana asing yang cenderung masuk ke instrumen keuangan berbasis suku bunga seperti surat utang atau obligasi yang masih menjadi incaran.
Isu pertumbuhan domestik menjadi fokus pasar, produk domestik bruto (PDB) sedianya akan diumumkan pada 5 Februari 2016 dan diperkirakan membaik, Pelaku pasar uang cenderung memburu aset aman seperti obligasi pemerintah pada di tengah harga minyak yang kembali terkoreksi. Mengawali perdagangan di bulan Februari ini investor terlihat berhati-hati, harga minyak yang turun serta data manufaktur Eropa, Amerika Serikat, dan juga Tiongkok yang melambat. Instrumen obligasi dinilai aman dalam menjaga nilai aset.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi 2015 bisa mencapai 4,8% (year on year/yoy) dengan dorongan utama dari belanja pemerintah di sisa tahun, dan pemulihan konsumsi masyarakat. Menurut Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian PPN/Bappenas Sidqy LP Suyitno di Jakarta, Selasa, konsumsi rumah tangga sudah pulih didorong inflasi yang terkendali dan stimulus dari belanja pemerintah pada akhir triwulan III dan sepanjang triwulan IV 2015.
Adapun, angka resmi pertumbuhan ekonomi 2015 akan dirilis Badan Pusat Statistik pada Februari 2016 ini. Menurut Sidqy, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan IV bisa kembali di atas 5,0% seperti pada tren-tren pada tahun sebelumnya, setelah pada penghujung semester I 2015 konsumsi rumah tangga tertekan ke 4,9%. Pendorong pertumbuhan lainnya, ujar Sidqy, adalah realisasi belanja pemerintah di dua triwulan terakhir pada 2015. Melajunya realisasi belanja pemerintah telah memulihkan aliran investasi di triwulan III dan IV.

0
469
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan