- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ormas Islam Kecam Festival Daging Babi di Semarang


TS
toruwijaya
Ormas Islam Kecam Festival Daging Babi di Semarang
Quote:

SEMARANG - Festival masakan daging babi bertajuk "Pork Festival" di Semarang mengundang protes dari ormas Muhammadiyah setempat. Even tersebut dinilai berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian umat muslim.
Menurut Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang AM Jumai, acara yang rencanannya bakal digelar pada tanggal 4-8 Februari mendatang itu sebaiknya dibatalkan saja.
"Ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat masyarakat saat ini mudah terprovokasi," kata Jumai kepada Radar Semarang (grup JPNN), Selasa (2/2).
Jumai mengatakan, acara itu dapat diartikan sebagai tantangan kepada anggota masyarakat yang mengharamkan daging babi untuk bereaksi. Apalagi, pusat perbelanjaan Sri Ratu yang jadi lokasi acara berada di kawasan dengan mayoritas penduduknya umat Islam.
Jumai pun mengatakan, pihaknya tidak akan keberatan jika acara itu digelar untuk kalangan terbatas dan tidak dipublikasi luas. "Silahkan tetap digelar tapi khusus untuk internal saja," ujar dia.
Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang Muhtarom menambahkan bahwa pihaknya tidak bermaksud buruk kepada penyelenggara acara. Menurutnya, Muhammadiyah hanya khawatir akan terjadi hal-hal yang dapat merusak kehidupan toleran yang ada di Semarang.
"Jika tetap dilaksanakan dan dipublikasikan, kami akan melayangkan surat protes," tegasnya.
Untuk diketahui, Pork Festival diselenggarakan komunitas pecinta kuliner Kuliner Semarang. Acara tersebut rencanannya bakal menghadirkan berbagai masakan daging babi baik baik dari dalam maupun luar negeri. (fai/ric/cel/dil/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2016/02/03/...bi-di-Semarang
mungkin ini ceritanya himbauan baik-baik model pengamen angkot
btw ini ada komik dari malaysia
Spoiler for :

Quote:
Apa yang salah dengan festival makanan babi di Semarang?

#TrenSosial: Festival aneka makanan babi yang diklaim sebagai pertama di Semarang menuai diskusi publik, setelah sebuah ormas Islam dilaporkan protes atas penyelenggaraannya.
Acara yang diberi nama Pork Festival 2016 ini diselenggarakan pada Kamis (04/02) hingga Senin (08/02) mendatang untuk memperingati tahun baru Imlek, kata Komunitas Kuliner Semarang selaku panitia.
Selain memperkenalkan makanan olahan daging babi yang tidak banyak ditemui, mereka mengklaim bahwa acara ini diadakan juga untuk membangun toleransi.
“Saya tidak khawatir (menimbulkan masalah) karena Semarang mempunyai tolerasi yang tinggi. Masjid Kauman saja hanya berjarak setengah kilometer dari Pecinan. Kita beda tapi tidak ada masalah karena masing-masing bisa memahami dan itu sudah terbiasa sejak ratusan tahun lalu," kata Firdaus Adi Negoro, penyelengara Pork Festival, seperti dilaporkan wartawan lokal Nonie Arni untuk BBC Indonesia.
Bahan diskusi
Penyelenggaraan festival ini menjadi bahan diskusi di forum online dan media sosial setelah ada pemberitaan bahwa sebuah ormas Islam keberatan dengan acara itu karena dianggap membuat warga Muslim tidak nyaman.
"Pork Festival di Semarang dikecam ormas? kalo enggak halal gak usah dateng lah susah amat," kata satu pengguna Facebook. "Non kafir kok ngurusi Festival daging babi di Semarang? Apa ndhak boleh orang kafir makan babi?" kata yang lain.
"Sebetulnya yang rempong itu orang-orang yang di pusat ini. Kalau di Semarang sangat jarang ada permasalahan gara-gara SARA. Waktu bulan puasa mau cari makanan apapun gampang di Semarang, warung-warung pada buka dan enggak pakai gorden untuk menutup. Sah-sah saja karena saya yakin imannya orang Semarang sudah kuat," kata satu pengguna dengan nama Andrew Jun.

Nur Laili Mardiyani, warga Muslim Semarang yang ditemui Kamis (04/02) juga tidak mempermasalahkan penyelenggaraan acara itu.
“Kita hidup di kawasan multi kultural jadi tidak ada salahnya. Kenapa musti khawatir. Kalau misalnya Muslim nggak makan daging babi, tidak bakalan datang,” ujar perempuan yang tinggal di kawasan komunitas muslim Pekojan, Semarang.
Walau banyak yang merasa tak terganggu, ada juga yang mengaku tak nyaman. "Baunya gan. Apalagi ini festivalnya di tempat ramai yang sering dilewati orang Muslim," kata pengguna di forum online Kaskus.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah...lflow_facebook

#TrenSosial: Festival aneka makanan babi yang diklaim sebagai pertama di Semarang menuai diskusi publik, setelah sebuah ormas Islam dilaporkan protes atas penyelenggaraannya.
Acara yang diberi nama Pork Festival 2016 ini diselenggarakan pada Kamis (04/02) hingga Senin (08/02) mendatang untuk memperingati tahun baru Imlek, kata Komunitas Kuliner Semarang selaku panitia.
Selain memperkenalkan makanan olahan daging babi yang tidak banyak ditemui, mereka mengklaim bahwa acara ini diadakan juga untuk membangun toleransi.
“Saya tidak khawatir (menimbulkan masalah) karena Semarang mempunyai tolerasi yang tinggi. Masjid Kauman saja hanya berjarak setengah kilometer dari Pecinan. Kita beda tapi tidak ada masalah karena masing-masing bisa memahami dan itu sudah terbiasa sejak ratusan tahun lalu," kata Firdaus Adi Negoro, penyelengara Pork Festival, seperti dilaporkan wartawan lokal Nonie Arni untuk BBC Indonesia.
Spoiler for :

Bahan diskusi
Penyelenggaraan festival ini menjadi bahan diskusi di forum online dan media sosial setelah ada pemberitaan bahwa sebuah ormas Islam keberatan dengan acara itu karena dianggap membuat warga Muslim tidak nyaman.
"Pork Festival di Semarang dikecam ormas? kalo enggak halal gak usah dateng lah susah amat," kata satu pengguna Facebook. "Non kafir kok ngurusi Festival daging babi di Semarang? Apa ndhak boleh orang kafir makan babi?" kata yang lain.
"Sebetulnya yang rempong itu orang-orang yang di pusat ini. Kalau di Semarang sangat jarang ada permasalahan gara-gara SARA. Waktu bulan puasa mau cari makanan apapun gampang di Semarang, warung-warung pada buka dan enggak pakai gorden untuk menutup. Sah-sah saja karena saya yakin imannya orang Semarang sudah kuat," kata satu pengguna dengan nama Andrew Jun.
Spoiler for :


Nur Laili Mardiyani, warga Muslim Semarang yang ditemui Kamis (04/02) juga tidak mempermasalahkan penyelenggaraan acara itu.
“Kita hidup di kawasan multi kultural jadi tidak ada salahnya. Kenapa musti khawatir. Kalau misalnya Muslim nggak makan daging babi, tidak bakalan datang,” ujar perempuan yang tinggal di kawasan komunitas muslim Pekojan, Semarang.
Walau banyak yang merasa tak terganggu, ada juga yang mengaku tak nyaman. "Baunya gan. Apalagi ini festivalnya di tempat ramai yang sering dilewati orang Muslim," kata pengguna di forum online Kaskus.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah...lflow_facebook
Diubah oleh toruwijaya 04-02-2016 14:23
0
24.2K
Kutip
316
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan