Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

laborahidayatAvatar border
TS
laborahidayat
Soslusi Islah Golkar : Operasi Penyelamatan Setya Novanto
Cap yang menempel pada elit politik negeri ini semenjak masa Orde Baru hingga kini belum juga hilang, mereka di cap sebagai orang-orang jahat tanpa hati nurani yang hanya mementingkan diri serta golongannya sendiri. Itu ada lah sebuah kebenaran. Sikap seperti itu merupakan warisan dari pendahulu mereka yang sudah terlanjur mengalir dalam darah mereka dan, ya, mereka menikmatinya. Satu kepemimpinan, satu golongan, merekalah Golongan Karya (Golkar).

Dengan melihat tingkah dan sikap Golkar akhir-akhir ini, maka kita akan sedikit memahami bahwa mereka masih merasa sebagai sebuah golongan yang menggenggam negara ini. Tidak hanya mementingkan golongan mereka ketimbang golongan lainnya, didalam tubuh mereka pun terdapat berbagai perpecahan yang didasari oleh sikap mementingkan golongan. Yang masih mudah untuk kita ingat ialah perpecaha yang ada di dalam tubuh Golkar. Mereka terbagi menjadi 2 kubu yang masing-masing memiliki kepentingan tersendiri. Perpecahan antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakri (Ical) didasari oleh hausnya mereka akan kekuasaan. “Tidak peduli masih dalam satu golongan, yang terpenting aku lah yang berkuasa”

Mereka sempat bersepakat untuk Islah pada Mulan Mei 20115 lalu. Itupun lagi-lagi bukan didasari oleh niat baik, masih didasari oleh kepentingan Golkar yang akan menghadapi Pilkada guna melanjutkan kekusaan mereka. Dan apa yang terjadi setelah itu ? Agung Laksono dan Ical justru saling lempar gugatan di depan Mahkamah Agung dengan saling menuduh bahwa “yang lain tidak sah dan aku lah yang pantas menjadi ketua”. Mereka sendirilah yang menunjukan kepada rakyat betapa angkuh dan sombongnya mereka.

Dalam isu terpanas akhir-akhir ini pun masih terlihat sikap betapa mementingkan diri dan golongan para petinggi Golkar, yakni kasus Freeport, terutama pembentukan Pansus dan Panja Freeport. Tidak peduli seberapa kuat posisi anggota Fraksi Partai Golkar di dalam DPR RI, sikap dan arah politik mereka sudah di dikte oleh dua tokoh sentral Golkar, yakni Jusuf Kalla (JK) dan Ical.

Jusuf Kalla dan Ical memegang peranan penting dalam kasus Freeport. Sudah sejak tahun 2014 JK melancarkan siasatnya dengan mengangkat M. Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Lalu melakukan lobi-lobi internal Golkar, melalui “Islah” yang ia rencanakan agar nantinya Golkar tetap sejalur dengan apa yang telah ia rencanakan. Sebelum kasus perizinan Freeport mencuat, JK pun sudah melakukan perundingan dengan bos Freeport, James Robert Moffett atau yang juga dikenal dengan Jim Bob.

Rencana pembentukan Pansus Freeport sudah lebih dahulu ada ketimbang rencana pembentukan Panja Freeport. Yang nantinya akan menjadi anggota Pansus ini ialah anggota DPR RI dari lintas komisi. Tujuan Pansus Freeport ialah mengusut segala kebusukan yang ada di balik kasus Freeport. Jika Pansus terbentuk, maka JK akan menjadi salah satu pihak yang dimintai keterangan. Maka dapat dikatakan Pansus Freeport kemungkinan besar tidak akan terbentuk dan, ya, yang terbentuk kini justru Panja Freeport yang anggotanya hanyalah dari Komisi III DPR.

Sekarang mulai terlihat dampaknya. Kasus “papa minta saham” yang ditangani oleh Kejaksaan Agung yang melibatkan Setya Novanto seperti mengalir tanpa kejelasan. Dengan melihat keragu-raguan yang ditunjukan oleh Kejaksaan Agung perihal kelanjutan “papa minta saham”, terbukti bahwa sudah ada deal politik tingkat tinggi dalam hal tersebut. Sikap Setya Novanto yang sudah 3 kali mangkir dari panggilan Kejagung pun menunjukan betapa percaya dirinya dia. Hal itu jelas Karena Ical dan JK lah yang berdiri dibelakangnya. Maka akhir dari kasus “papa minta saham” ini ialah TIDAK DILANJUTKAN ALIAS SP3. Tidak lain penyebab utamanya ialah adanya Islah Partai Golkar yang sarat akan deal politik didalamnya.

Hasil akhir dari beberapa permasalahan Nasional yang telah diungkapkan di atas benar-benar membuktikan bahwa Golkar masih menjadi penggerak utama negri ini, tidak dibatasi dengan berakhirnya Orde Baru dan Cendana yang sudah lama sekali jatuh.
Sumber:
http://news.okezone.com/read/2015/10...lkar-kubu-ical
http://nasional.kompas.com/read/2016....Setya.Novanto
http://www.bbc.com/indonesia/berita_...jagung_novanto
Diubah oleh laborahidayat 02-02-2016 08:53
0
725
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan