- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BUBAR BUBAR @iwanfals, Setiawan Djodi Dan Hary Tanoesoedibjo Diuji Perkawanannya


TS
salahminumobat
BUBAR BUBAR @iwanfals, Setiawan Djodi Dan Hary Tanoesoedibjo Diuji Perkawanannya

Quote:
JAKARTA — Mantan wartawan senior Suara Merdeka Erwiantoro, atau dalam laman Facebook lebih suka mengenalkan namanya dengan sebutan Cocomeo Cacamarica, memang mempunyai tali perkawanan yang mumpuni. Sejawatnya membentang dari nama Iwan Fals yang teman kuliahnya, hingga Setiawan Djody, yang musisi dan pengusaha itu.
Yang terkini, di dinding Facebooknya yang sangat banyak pembaca dan pengikutya itu, mas Toro, demikian teman teman Suara Merdeka, biro Jakarta menyapa dan mengenalnya, menulis tentang Iwan Fals, Setiawan Djodi dan Hary Tanoesoedibjo. Ada apa dengan mereka bertiga yang akhir akhir ini namanya sampai ke meja hijau itu?
Berikut tulisan lengkap Cocomeo Cacamarica atau mas Toro, yang diambil dari hasil permenungannya di laman Facebooknya baru baru ini, yang mendapatkan tanggapan sangat positif dari sidang Facebook itu: Jika pengemar musik tahun 90-an, pernah mendengar grup band Kantata Taqwa, maka pasti akan menyebut nama Iwan Fals, Setiawan Djodi, Sawung Jabo dan WS Rendra serta Yockie Suryo Prayogo. Mereka pernah menjadi ikon musik cadas dan menggemparkan stadion GBK Senayan saat konser album perdananya, disaksikan lebih dari 100 ribu penggemarnya, pada 23 Juni 1990.
Di luar panggung dan di dalam panggung, para musisi sudah seperti saudara, bahkan terkesan sudah menjadi ‘guyub’, dalam arti yang sesungguhnya. Bahkan, antara Iwan Fals dan Setiawan Djodi, juga punya satu leluhur yang sama. Dalam dunia bisnis, antara Setiawan Djodi dan Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group, juga sudah lama membangun bisnis, dan saling mengenal dekat dalam urusan bisnis membisnis.
Hanya saja, dalam beberapa hari ini, ada yang berbeda dari berita ketiga sosok ini. PT Tiga Rambu, manajemen Iwan Fals sedang menuntut PT Airo Swadaya Stupa, perusahaan promotor milik Setiawan Djodi. Namun, Setiawan Djodi yang pernah ditemui mBah Coco, justru enggan menuntut balik Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group, yang dianggap telah melanggar aturan main kedua PT milik Iwan dan Djodi, akibat penayangan konser Kantata Barock, berulang-ulang di MNC Group.
Menurut manajemen Iwan Fals, yang diwakili istri dan anaknya Yos dan Cikal, menggugat di pengadilan, akibat PT Airo Swadaya Stupa dianggap melanggar perjanjian kerja sama dengan PT Tiga Rambu yang dikelola Yos dan Cikal, dalam konser Kantata Barock, yang berlangsung 30 Desember 2011, di GBK Senayan Jakarta. Ada aturan main soal broadcast right, yang dilanggar. Entah yang melanggar PT Airo atau MNC Group, sedang dijalankan proses pengadilannya.
Sementara itu, menurut Setiawan Djodi, “Lha PT Airo pun juga belum pernah mendapat bayaran dari MNC Group. Waktu itu, karena pertemanan saya dengan Hari Tanoe, ya silahkan ditayangkan, itu pun secara lisan. Tapi, kata Yos, katanya ditayangkan berulang-ulang,” jawab Djodi.
“Saya ini kan sudah seperti saudara dengan Iwan. Mosok, dia mau nuntut saya. Saya pun juga sudah lama berteman dengan Hari Tanoe, mosok semuanya dilempar ke wilayah pengadilan. Memang, kita-kita nggak bisa lagi ngobrol secara kekeluargaan,” demikian keluhan Setiawan Djodi kepada mBah Coco, yang disaksikan Sawung Jabo Dua dan Kurt J. Kaler.
Sementara, menjelang Reuni Kampus Tercinta, mBah Coco pun sempat ngobrol dengan Iwan Fals (Virgiawan) di rumahnya. “Itu bener ya, Kantata Taqwa akan konser pada Maret 2016, kan Tiga Rambu lagi menuntut Airo di pengadilan,” tukas Iwan kepada mBah Coco (kebetulan seminggu sebelumnya, Cocomeo Cacamarica, menurunkan berita tentang akan digelarnya Konser Anniversary Kantata Taqwa, menyambut Hut Ke-25 Plus).
“Artinya, sulit merayakan konser ya,” tanya mBah Coco. “Kalau di pengadilan belum selesai, antara Tiga Rambu dan Airo, biasanya Yos (istri Iwan) sulit kompromi,” jawab Iwan Fals.
Mbah Coco sempat nyeletuk, “Kenapa ndak saling ketemuanya saja, toh semuanya saling kenal. Iwan dan Djodi seharusnya bisa menjadi jembatannya, agar di pengadilan segera dicabut”. Tapi, langsung dijawab, “Mendingan elu tanya Yos, karena dia yang ngurus semua masalahnya,” jawab Iwan.
Sewaktu, di rumah Setiawan Djodi, mBah Coco sebetulnya, juga mencoba memberi solusinya. “Kalau memang PT Airo juga tidak tau ada penayangan berulang-ulang konser Kantata Barock, mengapa PT Airo tidak menuntut MNC Group,” tanya mbah Coco ke Djodi.
Bahkan, mBah Coco menawarkan solusi lagi, “Mendingan mas Djodi, ngundang Iwan Fals dan Sawung Jabo, untuk melakukan konperensi pers yang menyatakan akan menuntut MNC Group dan Hari Tanoe, karena telah melanggar perjanjian penayangan Kantata Barock. Kalau itu terjadi, pasti akan geger. Minimal, Hari Tanoe akan klarifikasi atau mengajak damai atau dipaksa ganti rugi,” jawab mBah Coco kepada Djodi.
“Waduh, aku iki berteman dengan Hari Tanoe dan juga sudah seperti saudara dengan Iwan Fals. Mosok, main tuntut-tuntutan. Kalau bisa ketemuan bareng-bareng, sambil bawa data masing-masing, lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan,” jawab Djodi.
Tapi, saat ini, PT Tiga Rambu, manajemen Iwan Fals sudah terlanjur sudah masuk di persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, hingga sudah sembilan kali. Di mana, pihak saksi MNC Group belum bisa dipanggil, begitu pula dari PT Airo Stupa, manajemen promotor milik Setiawan Djodi pun sering mangkir.
Kalau dari sudut kejujuran, sejatinya mBah Coco hanya melihat dari satu solusi. Kalau nama besar Kantata Taqwa ingin tetap eksis, dan siap menggelar Konser Glamour Kantata Taqwa 25 Tahun Plus, Maret 2016 mendatang. Alangkah baiknya, semua musisi Kantata Taqwa, yaitu Iwan Fals, Setiawan Djodi dan Sawung Jabo, bersatu padu, menuntut bareng-bareng ke MNC Group yang dianggap wanprestasi, ketika menayangkan secara eksklusif konser Kantata Barock tanpa minta ijin manajemen PT Airo, di MNC Group berkali-kali.
Hanya saja, ada pepatah : Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain kailnya. Semuanya, sudah memiliki sosok dan karakter sekaligus nama besar. Mereka, tak lagi mau menurunkan ego-egonya sebagai selebritis papan atas. Padahal, jika mau menurunkan tensi egonya, biasanya dengan mudah cair dan damai.
Siapa yang mau memulai menyapa dan berinisiatif? Hanya, para musisilah yang bisa menjawabnya. Catatan Cocomeo Cacamarica, Musisi kok saling gontok-gontokan di pengadilan, di mana-mana musisi itu saling mencipta lagu bareng-bareng dan berdendang bareng-bareng mengibur pendengarnya. Atau, justru sebaliknya para musisi sudah tak mampu menciptakan lagu yang enak di dengar? (benny benke)
Yang terkini, di dinding Facebooknya yang sangat banyak pembaca dan pengikutya itu, mas Toro, demikian teman teman Suara Merdeka, biro Jakarta menyapa dan mengenalnya, menulis tentang Iwan Fals, Setiawan Djodi dan Hary Tanoesoedibjo. Ada apa dengan mereka bertiga yang akhir akhir ini namanya sampai ke meja hijau itu?
Berikut tulisan lengkap Cocomeo Cacamarica atau mas Toro, yang diambil dari hasil permenungannya di laman Facebooknya baru baru ini, yang mendapatkan tanggapan sangat positif dari sidang Facebook itu: Jika pengemar musik tahun 90-an, pernah mendengar grup band Kantata Taqwa, maka pasti akan menyebut nama Iwan Fals, Setiawan Djodi, Sawung Jabo dan WS Rendra serta Yockie Suryo Prayogo. Mereka pernah menjadi ikon musik cadas dan menggemparkan stadion GBK Senayan saat konser album perdananya, disaksikan lebih dari 100 ribu penggemarnya, pada 23 Juni 1990.
Di luar panggung dan di dalam panggung, para musisi sudah seperti saudara, bahkan terkesan sudah menjadi ‘guyub’, dalam arti yang sesungguhnya. Bahkan, antara Iwan Fals dan Setiawan Djodi, juga punya satu leluhur yang sama. Dalam dunia bisnis, antara Setiawan Djodi dan Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group, juga sudah lama membangun bisnis, dan saling mengenal dekat dalam urusan bisnis membisnis.
Hanya saja, dalam beberapa hari ini, ada yang berbeda dari berita ketiga sosok ini. PT Tiga Rambu, manajemen Iwan Fals sedang menuntut PT Airo Swadaya Stupa, perusahaan promotor milik Setiawan Djodi. Namun, Setiawan Djodi yang pernah ditemui mBah Coco, justru enggan menuntut balik Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group, yang dianggap telah melanggar aturan main kedua PT milik Iwan dan Djodi, akibat penayangan konser Kantata Barock, berulang-ulang di MNC Group.
Menurut manajemen Iwan Fals, yang diwakili istri dan anaknya Yos dan Cikal, menggugat di pengadilan, akibat PT Airo Swadaya Stupa dianggap melanggar perjanjian kerja sama dengan PT Tiga Rambu yang dikelola Yos dan Cikal, dalam konser Kantata Barock, yang berlangsung 30 Desember 2011, di GBK Senayan Jakarta. Ada aturan main soal broadcast right, yang dilanggar. Entah yang melanggar PT Airo atau MNC Group, sedang dijalankan proses pengadilannya.
Sementara itu, menurut Setiawan Djodi, “Lha PT Airo pun juga belum pernah mendapat bayaran dari MNC Group. Waktu itu, karena pertemanan saya dengan Hari Tanoe, ya silahkan ditayangkan, itu pun secara lisan. Tapi, kata Yos, katanya ditayangkan berulang-ulang,” jawab Djodi.
“Saya ini kan sudah seperti saudara dengan Iwan. Mosok, dia mau nuntut saya. Saya pun juga sudah lama berteman dengan Hari Tanoe, mosok semuanya dilempar ke wilayah pengadilan. Memang, kita-kita nggak bisa lagi ngobrol secara kekeluargaan,” demikian keluhan Setiawan Djodi kepada mBah Coco, yang disaksikan Sawung Jabo Dua dan Kurt J. Kaler.
Sementara, menjelang Reuni Kampus Tercinta, mBah Coco pun sempat ngobrol dengan Iwan Fals (Virgiawan) di rumahnya. “Itu bener ya, Kantata Taqwa akan konser pada Maret 2016, kan Tiga Rambu lagi menuntut Airo di pengadilan,” tukas Iwan kepada mBah Coco (kebetulan seminggu sebelumnya, Cocomeo Cacamarica, menurunkan berita tentang akan digelarnya Konser Anniversary Kantata Taqwa, menyambut Hut Ke-25 Plus).
“Artinya, sulit merayakan konser ya,” tanya mBah Coco. “Kalau di pengadilan belum selesai, antara Tiga Rambu dan Airo, biasanya Yos (istri Iwan) sulit kompromi,” jawab Iwan Fals.
Mbah Coco sempat nyeletuk, “Kenapa ndak saling ketemuanya saja, toh semuanya saling kenal. Iwan dan Djodi seharusnya bisa menjadi jembatannya, agar di pengadilan segera dicabut”. Tapi, langsung dijawab, “Mendingan elu tanya Yos, karena dia yang ngurus semua masalahnya,” jawab Iwan.
Sewaktu, di rumah Setiawan Djodi, mBah Coco sebetulnya, juga mencoba memberi solusinya. “Kalau memang PT Airo juga tidak tau ada penayangan berulang-ulang konser Kantata Barock, mengapa PT Airo tidak menuntut MNC Group,” tanya mbah Coco ke Djodi.
Bahkan, mBah Coco menawarkan solusi lagi, “Mendingan mas Djodi, ngundang Iwan Fals dan Sawung Jabo, untuk melakukan konperensi pers yang menyatakan akan menuntut MNC Group dan Hari Tanoe, karena telah melanggar perjanjian penayangan Kantata Barock. Kalau itu terjadi, pasti akan geger. Minimal, Hari Tanoe akan klarifikasi atau mengajak damai atau dipaksa ganti rugi,” jawab mBah Coco kepada Djodi.
“Waduh, aku iki berteman dengan Hari Tanoe dan juga sudah seperti saudara dengan Iwan Fals. Mosok, main tuntut-tuntutan. Kalau bisa ketemuan bareng-bareng, sambil bawa data masing-masing, lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan,” jawab Djodi.
Tapi, saat ini, PT Tiga Rambu, manajemen Iwan Fals sudah terlanjur sudah masuk di persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, hingga sudah sembilan kali. Di mana, pihak saksi MNC Group belum bisa dipanggil, begitu pula dari PT Airo Stupa, manajemen promotor milik Setiawan Djodi pun sering mangkir.
Kalau dari sudut kejujuran, sejatinya mBah Coco hanya melihat dari satu solusi. Kalau nama besar Kantata Taqwa ingin tetap eksis, dan siap menggelar Konser Glamour Kantata Taqwa 25 Tahun Plus, Maret 2016 mendatang. Alangkah baiknya, semua musisi Kantata Taqwa, yaitu Iwan Fals, Setiawan Djodi dan Sawung Jabo, bersatu padu, menuntut bareng-bareng ke MNC Group yang dianggap wanprestasi, ketika menayangkan secara eksklusif konser Kantata Barock tanpa minta ijin manajemen PT Airo, di MNC Group berkali-kali.
Hanya saja, ada pepatah : Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain kailnya. Semuanya, sudah memiliki sosok dan karakter sekaligus nama besar. Mereka, tak lagi mau menurunkan ego-egonya sebagai selebritis papan atas. Padahal, jika mau menurunkan tensi egonya, biasanya dengan mudah cair dan damai.
Siapa yang mau memulai menyapa dan berinisiatif? Hanya, para musisilah yang bisa menjawabnya. Catatan Cocomeo Cacamarica, Musisi kok saling gontok-gontokan di pengadilan, di mana-mana musisi itu saling mencipta lagu bareng-bareng dan berdendang bareng-bareng mengibur pendengarnya. Atau, justru sebaliknya para musisi sudah tak mampu menciptakan lagu yang enak di dengar? (benny benke)
SUARA MERDEKA
udah pada tua juga woy

0
4.5K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan