Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menurunkan tarif tenaga listrik untuk 12 golongan pelanggan yang sudah tidak disubsidi mulai 1 Februari 2016.
Menurut Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun, faktor kuat yang mempengaruhi penurunan tarif listrik Februari 2016 adalah penurunan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2015 menjadi US$ 39 per barel, dari sebelumnya US$ 41,44 per barel.
Sedangkan parameter lain pembentuk tarif listrik yaitu kurs dolar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan dari Rp 13.767 per US$ menjadi Rp 13.796 per US$ dan infilasi naik dari 0,21 persen ke 0,21 ke 0,96 persen.
"Lebih besar dampak penurunan harga minyaknya," kata Benny ditulis Senin (1/2/2016).
Dikutip Liputan6.com dari data PLN, tarif listrik untuk tegangan rendah Februari sekitar Rp 1.392 per kilowatthour (kWh). atau turun Rp 17 per kWh dari tarif Januari 2016 Rp 1.409 per kWh. Golongan pelangan tegangan rendah meliputi:
- Rumah Tangga R-1 daya 1.300
- Rumah Tangga R-1/TR daya 2.200
- Rumah Tangga R-2/TR daya 3.500 VAs.d5.500 V
- Rumah Tangga R-3/TR daya 6.600 VAke atas
- Bisnis B-2/TR daya 6.600VA s.d 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-1/TR daya 6.600 VAs.d 200 kVA
- Penerangan Jalan Umum P-3/TR.
Tarif tegangan menengah per Februari 2016 berkisar Rp 1.071 per kWh, turun Rp 13 per kWh dari tarif Januari 2016 Rp 1.084 per kWh. Golongan tegangan menengah meliputi:
- Bisnis B-3/Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA
- Industri I-3/TM daya diatas 200 kVA
- Kantor Pemerintah P-2/TM daya diatas 200 kVA.
Tarif tegangan tinggi pada Februari yaitu Rp 959 per kWh, turun Rp 11 per kWh dari Januari 2016 Rp 9.70 per kWh. Golongan tegangan tinggi meliputi: Industri I-4/Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas. (Pew/Ndw)
http://bisnis.liputan6.com/read/2425...sini-daftarnya
klo turutnya cm belasan rupiah buat beli bombon jg kagak bisa...