Yap, sensor. Kenapa sensor?
TV adalah media massa yang dinikmati banyak orang
Kalangan apa saja pasti menikmati media ini, ada yang cari berita (biar update ) , nonton acara komedi, musik, sinetron, dan lain lain lah
Seperti yang kita ketahui sekarang aja lah, acara acara sudah dilindungi secara ketat dengan menerapkan sensor pada hal hal yang berbau kekerasan, pornografi dan yang merusak moral lain lah ya.
Banyak film dan acara TV bahkan kartun anak anak disensor dengan ketat sekali, sampai tidak menimbulkan keinginan menonton lagi karena tidak tau jalan cerita atau lain lain.
Dengan banyaknya film dan kartun yang disensor, kenapa pemerintah tidak mau mendukung acara bermutu dalam negeri? Kita bisa lihat contoh yaitu Adit S*po Jarwo, Keluarga S*mat. Bandingkan dengan *pin *pin atau Bobo*Boy. Agan Lebih sering nonton yang mana? Episode lebih bermacam macam yang mana? Memang sih memberi edukasi lebih, tapi apa mau nunggu anak negeri sampai menguasai bahasa negara tetangga dulu baru memajukan tontonan dalam negeri? Nggak kan?

Bicara soal teknologi, itu nggak akan ada habisnya, berkembang terus menerus, tak ada titik puncaknya dan berhenti hanya sampai manusia mencapai kepuasannya (manusia tidak pernah merasa puas )
Teknologi harus diseimbangkan dengan manfaat guna yang positif. Mencari ilmu pengetahuan, hiburan (Bukan video biru ), stalking mantan *eh pekerjaan, dan lain lain
Jujur hobi ane sendiri memanfaatkan teknologi untuk bermain game yang biasanya dicap sebagai kebiasaan negatif (padahal ada juga kok manfaatnya ) Tapi nggak selalu, dan beberapa bulan ini sudah mulai berkurang karena gamenya tutup Tapi ada hambatan lain yaitu main game di smartphone Yang berusaha ane kurangi lagi karena bentar lagi nempuh UN (Doain gan/sist )